Petani Bawang di Simalungun |
BERITASIMALUNGUN.COM, Simalungun, Sumut, 19/10 (Antara) - Harga hasil bumi hortikultura di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mengalami penurunan drastis akibat banyaknya pasokan sayur mayur dari Kabupaten Karo ke pasar-pasar tradisional di daerah ini.
"Mereka menjual dengan harga murah, kami yang merasakan dampak dan mengalami kerugian," ujar Frans Saragih (37 tahun), petani sayur mayur di Kecamatan Raya, Minggu.
Namun Frans memaklumi sikap petani di Karo yang memanen sayur mayur lebih cepat dari biasanya dan menjual dengan harga sangat murah akibat debu erupsi Gunung Sinabung.
Frans menyebutkan, sayur Buncis yang harga sebelumnya di tingkat petani Rp 2.000 per kilogram, saat ini menjadi Rp 500 per kilogram. Sayur Sawi dari Rp 2.000 menjadi Rp 300 per kilogram, Tomat dari Rp 10 ribu menjadi Rp 5000, dan Terong dari Rp 1.000 menjadi Rp 300 per kilogram.
Frans mengatakan, untuk mengurangi kerugian, petani sayur di Kecamatan Raya memasarkan ke Kota Pematangsiantar dan Tebingtinggi karena harganya tidak terlalu anjlok.
Kepala Dinas Pertanian dan Hortikultura Pemkab Simalungun, Jan Posman Purba menjelakan, pemerintah daerah tidak berwenang membatasi masuknya sayur mayur dari Tanah Karo ke Kabupaten Simalungun, hingga menyebabkan anjloknya harga sayur mayur produksi lokal.
"Upaya petani memasarkan sayur yang berkualitas ke beberapa daerah seperti Pematangsiantar dan Tebingtinggi merupakan upaya yang tepat dilakukan petani untuk mengurangi kerugian," kata Jan Posman.(ant)
0 Comments