Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Tabrakan Maut di Pondok Indah, Kisah Sedih Wisnu, Sempat BBM Istri Sebelum Dihantam Outlander

Wisnu Anggoro


 BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Wisnu Anggoro (31) menjadi korban tewas dalam tabrakan maut Mitsubishi Outlander Sport di Pondok Indah, Jakarta Selatan. Kepergiannya yang begitu mengagetkan ini menyisakan cerita sedih di tengah keluarga. Mereka juga akhirnya menuntut agar Christopher Daniel Sjarif (23) untuk menanggungjawabi anak korban termasuk menanggung biaya sekolah hingga kuliah.

Selasa (20/1) sore, Wisnu bersiap pulang dari kantornya di BRI Teluk Gong, Jakarta Utara. Dia sempat berkirim pesan lewat BBM kepada istrinya, Wina Dwi Febrina (32). Dia pulang kantor mengendarai motornya Mega Pro bernopol B 4492 RO.

“Jam 18.52 WIB tuh almarhum kirim BBM ke istrinya “Aku mau pulang sekarang”. Terus istrinya bilang “Ya hati-hati jangan ngebut”. Padahal tinggal 500 meter lagi mau sampai rumah, eh malah gak ada (meninggal),” kata Hasan Basri (34) kakak korban kepada detikcom, Rabu (21/1).

Suara Hasan sering tersendat saat bercerita tentang iparnya. Dia berusaha untuk menata diri melawan kesedihannya. Apalagi, dia mengaku sering beraktifitas bareng Wisnu yang memang tinggal bersebelahan di Jalan Tanah Kusir II, Gang Swadaya II nomor 22 C, RT 001/RW 012, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan.

Hasan menceritakan, dia sedang menonton pertandingan bola saat adiknya, Wina tiba-tiba mendapat kabar bahwa Wisnu kecelakaan di depan Holland Bakery, Jalan Arteri Pondok Indah. Dia pun langsung tancap gas ke lokasi sekitar pukul 20.30 WIB.

Di sana, dia menemukan Wisnu sudah tergeletak di tepi jalan dengan posisi tengkurap dan ditutup koran. “Kita buka korannya untuk memastikan, posisinya sudah berlumuran darah. Ada luka di jidat sama di kuping. Setelah di cek di rumah sakit, katanya ada pendarahan di otak,” jelasnya.

“Istrinya setelah dengar suaminya meninggal langsung teriak. Pas sampai di lokasi, setelah buka penutup koran langsung ambruk ke atas jenazah suaminya,” unggap Hasan menjelaskan kondisi Wina saat itu.

Menurut Hasan, Wisnu adalah pria yang pendiam tapi murah senyum dan ramah. Anak ke tiga dari empat bersaudara ini meninggalkan satu istri dan anak balita semata wayang yang baru berumur 11 bulan. Hasan menuntut Christopher menanggung biaya keponakannya yang kini jadi anak yatim.

“Saya secara pribadi berharap si pelaku bisa menanggung biaya anak almarhum sampai kuliah. Soalnya anaknya kan masih kecil. Kayak (kasus) si Dul itu dululah,” kata dia.

Wisnu adalah salah satu dari empat korban tabrakan maut akibat perbuatan Christopher Daniel Sjarif (22). Tabrakan maut ini terjadi di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan melibatkan 5 motor serta dua mobil. Ada dua titik kejadian, yakni depan Holland Bakery dan di ujung underpass Pondok Indah dekat Halte TransJ Tanah Kusir.

Biayai Sekolah Anak

Sementara keluarga Wisnu Anggoro (31), korban tewas kecelakaan beruntun Mitsubishi Outlander di Pondok Indah merasa geram atas perbuatan pelaku. Mereka menuntut agar Christopher Daniel Sjarif (23) untuk menanggungjawabi anak korban termasuk menanggung biaya sekolah hingga kuliah.

“Saya secara pribadi berharap si pelaku bisa menanggung biaya anak almarhum sampai kuliah. Soalnya anaknya kan masih kecil. Kayak (kasus) si Dul itu dululah,” kata Hasan Basri (34) kakak ipar almarhum.

Hal ini dikatakannya kepada detikcom, di kediamannya di Jalan Tanah Kusir II, Gang Swadaya II nomor 22 C, RT 001/RW 012, Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, Rabu (21/1).

Dengan suara terbata-bata, Hasan menceritakan, Wisnu yang menikah dengan adiknya, Wina Dwi Febrina (32), saat ini masih mempunyai satu anak balita. Anak semata wayang mereka yang bernama Herjuno Wisnu Aji itu baru berusia 11 bulan.

Dia pun geram lantaran perbuatan Christopher yang mengemudi Mitsubishi Outlander Sport secara brutal membuat keponakannya kini menjadi anak yatim. “Saya herannya yang nabrak itu gak punya perikemanusiaan. Habis nabrak malah mau kabur lagi,” ucapnya.

Pertama kali mendapat kabar ada kecelakaan di Jalan Arteri Pondok Indah, Wina langsung meminta Hasan mengecek. Beberapa saat sebelum kejadian, Wisnu sempat menghubunginya bilang mau pulang kantor mengendarai motornya Mega Pro bernopol B 4492 RO.

Istri Wisnu mendatangi Hasan yang tinggal di sebelah rumahnya yang langsung tancap gas ke lokasi. Dia lemas menemukan iparnya yang tergeletak di tepi jalan. Kondisinya sudah tak bernyawa dan ditutupi kertas koran. 

“Dia (pelaku) harus dihukum seberat-beratnya. Dia yang menghilangkan nyawa orang yang tak berdosa,” ungkapnya.

Tabrakan maut ini terjadi di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan, pada Selasa (20/1) pukul 20.30 WIB. Christopher mengambil alih kemudi setelah sebelumnya merebut dari Sandi, sopir M. Ali yang hendak mengantarnya pulang.

Keduanya sempat cekcok. Setelah Sandi keluar dari mobil, Christopher yang masih berstatus mahasiswa tancap gas secara zigzag dan menghantam 5 motor serta dua mobil di dua titik, yakni depan Holland Bakery dan di ujung underpass Pondok Indah dekat Halte TransJ Tanah Kusir.

Mobil yang dikemudikan Christopher itu menabrak 6 motor yakni Honda Vario B 3316 SPE, Vixion B 3918 SON, Supra X B 6684 TON, Mega Pro B 4492 RO, Honda Beat B 3060 BSN. Sementara dua mobil yang juga dihantam Outlander maut itu adalah Avanza B 1318 TPJ dan Mitsubishi pick up B 9852 AP. Akibat perbuatannya, 4 nyawa melayang termasuk Wisnu.

Christopher Konsumsi Narkotika Jenis LSD

Tersangka tabrakan maut di Pondok Indah, Christopher Daniel Sjarif, diduga mengkonsumsi barang tertentu saat kecelakaan terjadi. Belakangan dipastikan yang dikonsumsi Christopher adalah narkotika dengan jenis LSD (Lysergic acid diethylamide).

“Betul positif narkotika. Jenis LSD," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Martinus Sitompul saat dihubungi detikcom, Rabu (21/1).

LSD sintetic atau SMILE ini memiliki bentuk seperti kertas. LSD atau Lysergic Acid Dietthylamide juga dikenal sebagai lysergide. LSD dalam dunia farmasi digunakan sebagai obat untuk psikiatri sebagai obat terapi. Seperti halnya narkotika jenis lain, LSD memliki efek yang sama bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dan tanpa dosis yang tepat.

Berbeda dengan jenis narkotika lain, cara mengkonsumsi narkotika jenis LSD ini adalah dengan diemut seperti permen. “Memang bentuknya seperti kertas," ujar Martinus.

Tim Khusus Selidiki 

Pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab kecelakaan maut yang disebabkan mobil Mitsubishi Outlander di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Tim Traffic Accident Analysis (TAA) dilibatkan dalam pengusutan kasus kecelakaan yang menewaskan 4 orang ini.

“Nanti kita libatkan TAA untuk mengetahui secara ilmiahnya apa penyebab kecelakaan tersebut," ujar Kasubdit Penegakan Hukum (Gakkum) Direktorat Lalulintas Polda Metro Jaya AKBP Hindarsono Rabu (21/1).

TAA nantinya akan mengukur berapa kecepatan mobil berwarna putih itu saat sebelum, sesaat dan setelah tabrakan. Tim juga akan mengecek apakah si pengemudi, Christoper Daniel Syarif ini mengerem mobil tersebut atau tidak sebelum terjadinya benturan dengan 2 mobil dan 5 motor.

“Nanti tim TAA yang mengukur berapa kecepatan yang digunakan. Kalau masalah kecepatan kan tidak bisa dikira-kira, ada hitungannya tersendiri," jelas Hindarsono.

Mobil Outlander yang dikemudikan Christopher Daniel Sjarif ini menabrak 5 motor dan 2 mobil di tiga lokasi berbeda di kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (20/1) malam. Dalam peristiwa itu, 4 orang tewas, termasuk seorang polisi, Iptu Batang Onang Lubis.

Santuni Korban Kecelakaan

Empat nyawa melayang dan empat lainnya mengalami luka-luka. Mereka merupakan korban tabrakan maut dari mobil Mitsubishi Outlander yang dikemudikan Christopher Daniel Sjarif di kawasan Pondok Indah.

Pengacara Christopher, Agus Salim, menyatakan, kliennya pasti akan menyantuni para korban. Namun belum tahu berapa jumlah nominalnya. “Ada pasti, tapi belum tahu berapa," kata Agus di Polres Jaksel, Jl Wijaya, Jakarta Selatan, Rabu (21/1).

Agus belum bisa diwawancara banyak. Ia mengaku sedang sibuk melakukan pendampingan terhadap Christopher yang saat ini masih diperiksa penyidik. “Nanti ya," ujarnya.

Sementara itu Kapolres Jaksel Kombes Wahyu Hadiningrat mengatakan, terkait santunan dan asuransi bisa ditanyakan langsung ke pihak Jasa Raharja. “Bukan di kita, nanti tanya Jasa Raharja saja,” ungkap Wahyu. (dtk/lee)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments