Info Terkini

10/recent/ticker-posts

KALDERA HARANGGAOL, PESONA SURGA YANG HILANG


'KALDERA HARANGGAOL, PESONA SURGA YANG HILANG

Menuju refleksi – aksi

Penulis : Sultan Saragih

Akhir bulan Maret, HASS (Harungguan Seniman Simalungun) membuat pagelaran artis yang menampilkan Sapna Sitopu, Ocha, Damma Silalahi, Panca Saragih, Jhon Effendi Purba, dan Fitri Sinaga. Hujan deras mengguyur lapangan sejak jam 5 sore, menyiram apa saja agar keadaan tanah kering menjadi basah dan segar.  Seperti biasa nya, orang orang mulai keluar dari rumah setelah penat bekerja di perairan dan pelabuhan ikan, kursi dan tikar dibentangkan, mulai terisi setelah jam 9 malam.  MC local yang kocak, Bapa Apen Saragih dan senioren taur taur Simon Sipayung menambah semarak acara yang berlangsung hingga jam 1 malam. 

Dua minggu kami melakukan survey lokasi, melakukan persiapan panggung, berkenalan dengan penduduk dan pemuda Haranggaol, silaturahmi kepada Camat, menemui pengusaha Karamba dan mendata kebutuhan lainnya sebelum pertunjukan. Tim HASS sudah menyisir berbagai lokasi, sangat mencengangkan sebenarnya melihat potensi dan pesona Haranggaol. Ada beberapa titik lokasi menarik yang bisa dijadikan sebuah paket kunjungan wisata.  

Memang semenjak kehadiran investor karamba ke perairan pantai Haranggaol, pengunjung wisata mulai berkurang jumlahnya. Mereka enggan menikmati kaldera Haranggaol yang sebenarnya menawarkan pemandangan yang sangat indah. Keriuhan lalu lalang truk bermuatan ikan, bau tidak sedap, sampah ikan, air tercemar membuat gatal gatal,  jalan menuju lokasi semakin sempit dan berlubang, menambah daftar black list kunjungan.

Tapi, apakah tidak ada jalan lain untuk membuat geliat wisata Kaldera Haranggaol ? Coba kita hitung kembali asset lokasi kaldera Haranggaol seperti panatapan di lereng atas yang menjual pemandangan lembah raksasa dengan dinding tebing  nan indah. Lokasi ini bisa dibuat tautan dengan rumah kuliner sebelum pengunjung turun ke bawah, juga design arena foto bersama. 

Bila pengunjung sampai di permukiman bawah, kita bisa perlihatkan rumah peninggalan bersejarah, Tuan Madja Purba yang penuh dengan ornament simalungun. Bekerja sama dengan pengrajin, kita bisa jadikan basis galeri untuk pakaian, pameran tenun, handycraft, lukisan dll. Tidak jauh dari lokasi tersebut, masih ada Sopou Bolon Tuan Bandar Saribu Purba yang memperlihakan keunikan arsitektur tradisional. 

Tangga Batu dengan air terjun kecil yang mengalir di atas tebing, bisa menjadi kawasan hiking. Bila jalan sudah diperbaiki dengan aspal bagus, pengunjung masih dapat menambah wawasan dengan melihat situs bersejarah, Liang Nangka.  Tak ayal, arena pertunjukan tradisi simalungun harus pula dibangun dan disiapkan untuk membuat daya tarik tambahan melalu berbagai event dan festival.

Bagaimana menghidupkan kembali khazanah wisata seni dan budaya di Kaldera Haranggaol ? Apakah Pemkab Simalungun telah menjawabnya dengan membuat Rest Area Tiga Runggu yang akan diresmikan bulan April 2015 mendatang ? Mengapa tidak sebaiknya destinasi (tujuan wisata) yang lebih dahulu dibenahi ? 

Tiada langkah (Good Will) membuat keindahan alam dan budaya simalungun hanya tertimbun saja.

Salam berbasis budaya !
Horas !!'
Ist Sultan Saragih

Menuju Refleksi–Aksi

Penulis : Sultan Saragih

Akhir bulan Maret, HASS (Harungguan Seniman Simalungun) membuat pagelaran artis yang menampilkan Sapna Sitopu, Ocha, Damma Silalahi, Panca Saragih, Jhon Effendi Purba, dan Fitri Sinaga. 
 
Hujan deras mengguyur lapangan sejak jam 5 sore, menyiram apa saja agar keadaan tanah kering menjadi basah dan segar. Seperti biasa nya, orang orang mulai keluar dari rumah setelah penat bekerja di perairan dan pelabuhan ikan, kursi dan tikar dibentangkan, mulai terisi setelah jam 9 malam. MC local yang kocak, Bapa Apen Saragih dan senioren taur taur Simon Sipayung menambah semarak acara yang berlangsung hingga jam 1 malam.

Dua minggu kami melakukan survey lokasi, melakukan persiapan panggung, berkenalan dengan penduduk dan pemuda Haranggaol, silaturahmi kepada Camat, menemui pengusaha Karamba dan mendata kebutuhan lainnya sebelum pertunjukan. Tim HASS sudah menyisir berbagai lokasi, sangat mencengangkan sebenarnya melihat potensi dan pesona Haranggaol. Ada beberapa titik lokasi menarik yang bisa dijadikan sebuah paket kunjungan wisata.

Memang semenjak kehadiran investor karamba ke perairan pantai Haranggaol, pengunjung wisata mulai berkurang jumlahnya. Mereka enggan menikmati kaldera Haranggaol yang sebenarnya menawarkan pemandangan yang sangat indah. Keriuhan lalu lalang truk bermuatan ikan, bau tidak sedap, sampah ikan, air tercemar membuat gatal gatal, jalan menuju lokasi semakin sempit dan berlubang, menambah daftar black list kunjungan.

Tapi, apakah tidak ada jalan lain untuk membuat geliat wisata Kaldera Haranggaol ? Coba kita hitung kembali asset lokasi kaldera Haranggaol seperti panatapan di lereng atas yang menjual pemandangan lembah raksasa dengan dinding tebing nan indah. Lokasi ini bisa dibuat tautan dengan rumah kuliner sebelum pengunjung turun ke bawah, juga design arena foto bersama.

Bila pengunjung sampai di permukiman bawah, kita bisa perlihatkan rumah peninggalan bersejarah, Tuan Madja Purba yang penuh dengan ornament simalungun. Bekerja sama dengan pengrajin, kita bisa jadikan basis galeri untuk pakaian, pameran tenun, handycraft, lukisan dll. Tidak jauh dari lokasi tersebut, masih ada Sopou Bolon Tuan Bandar Saribu Purba yang memperlihakan keunikan arsitektur tradisional.

Tangga Batu dengan air terjun kecil yang mengalir di atas tebing, bisa menjadi kawasan hiking. Bila jalan sudah diperbaiki dengan aspal bagus, pengunjung masih dapat menambah wawasan dengan melihat situs bersejarah, Liang Nangka. Tak ayal, arena pertunjukan tradisi simalungun harus pula dibangun dan disiapkan untuk membuat daya tarik tambahan melalu berbagai event dan festival.

Bagaimana menghidupkan kembali wisata seni dan budaya Kaldera Haranggaol ? Apakah Pemkab Simalungun telah menjawabnya dengan membuat Rest Area Tiga Runggu yang akan diresmikan bulan April 2015 mendatang ? Mengapa tidak sebaiknya destinasi (tujuan wisata) yang lebih dahulu dibenahi ?

Tiada langkah (Good Will) membuat keindahan alam dan budaya simalungun hanya tertimbun saja.

Salam berbasis budaya !
Horas !!

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments