"You Are Here To Create The Word Around You That You Choose...
While You Allow The World As Others Choose To Exist Also". (Abraham-Hicks).
Bayangkan kalau Anda hidup di dunia ini sendiri!. Anda berkuasa sendiri, jadi rakyat sendiri, apa yang Anda bisa buat?
Dunia diciptakan Tuhan beragam suku bangsa, beragam budaya, beragam agama, beragam talenta dan pilihan hidup. Kekayaan ciptaan Tuhan yang sungguh indah kalau semua saling mendukung eksistensinya masing-masing, hidup harmonis dan saling bersinergi. Kita hidup karena ada orang lain. Kita eksis kalau orang lain dengan beragam suku bangsa, agama, talenta, pilihan hidup juga eksis.
Kita tidak mungkin eksis kalau orang lain di sekitar kita menderita, apalagi eksistensinya harus terbunuh. Membunuh eksistensi orang lain, sama saja kita mau membunuh eksistensi kita sendiri. Akhirnya akan hancur sendiri.
Hitler, penguasa Jerman di era 30-an hingga 40an sangat eksis di masa jayanya, tetapi salahnya dia ingin melenyapkan orang lain yang dia benci. Dia menebar kebencian, hingga membunuh eksistensi sebuah suku bangsa, bahkan hingga menghilangkan 6 juta nyawa.
Akhirnya, eksistensinya menurun, menurun, kekuasaannya dipreteli. Bahkan Hitler akhirnya frustrasi dan bunuh diri. Dunia tidak suka pembunuhan eksistensi ciptaan Tuhan!
Kita hidup di dunia ini sesuai dengan pilihan kita, tetapi juga harus menghargai pilihan orang lain. Sebaliknya, kita tidak bisa memaksakan pilihan kita yang membuat orang lain tidak eksis.
Jangan pernah bernafsu melenyapkan eksistensi agama, budaya, suku, dan segala ciptaan Tuhan lainnya yang berbeda dengan kita. Kita pasti akan hancur sendiri. Belajarlah mengenal mereka, hidup berdampingan, dan mencintai mereka yang berbeda dengan kita.
Mereka ada dan berbeda dengan kita, karena Tuhan ingin mereka ada. Setiap orang yang melawan kehendak Tuhan, maka mereka akan berhadapan dengan Tuhan, bukan dengan manusia. Tuhan memiliki cara menghukum umatNya yang tidak mengasihi ciptaanNya.
Saling menghargai dan menghormati eksistensi yang lain adalah sikap hidup paling mujarab untuk menjaga eksistensi kita di dunia ini. Itulah kehendakNya yang sulit dimengerti manusia, hingga sekarang ini. Belajar, dan belajar saling mengasihi, itulah tugas utama, dan pekerjaan kita hingga kembali menghadap kepadaNya. (St Jannerson Girsang)
0 Comments