Letjen TNI (Purn) Sutiyoso sebagai calon kepala BIN (Badan Inteligen Negara) tiba untuk mengikuti Uji kelayakan dan kepatutan (Fit and Proper Test), di Ruang Komisi I DPR, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, 30 Juni 2015. (Suara Pembaruan/Joanito De Saojoao) |
Jakarta - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN)
Sutiyoso mengatakan informasi intelijen soal insiden Tolikara sudah
disampaikan pada 11 Juli, sekitar sepekan sebelum insiden yang terjadi
pada saat Idul Fitri tersebut. Informasi itu kata Sutiyoso pula sudah
direspons oleh aparat, muspida dan tokoh agama setempat.
"Tugasnya BIN memberikan informasi. Informasi sudah kita berikan
tanggal 11," kata Sutiyoso di kompleks Kepresidenan, Jakarta, Rabu
(22/7).
Oleh karena itu dia menepis anggapan BIN lambat bertindak mengenai
kejadian itu. Informasi dari BIN menurut Sutiyoso yang membuat adanya
penjagaan dilakukan pada tanggal 17 Juli ketika insiden itu terjadi.
"Kalau enggak ada informasi dari kita dari mana dia dapat informasi gitu dari kita, dia jaga," lanjutnya.
Sutiyoso melanjutkan melalui telaahan BIN maka insiden tersebut
sengaja dilakukan untuk menyudutkan Presiden Joko Widodo dan
pemerintahannya termasuk menyerang BIN dan pimpinan penegak hukum.
"Ya kalian cari aja. Bolak-balik kan nyalahin kita, itu aja," katanya soal dalang insiden Tolikara itu.
Penyelidikan, kata Sutiyoso, sedang berjalan. Menurutnya keterlibatan
pihak asing juga dimungkinkan dalam insiden pembakaran musala hingga
penembakan itu.
"Penyelidikan polisi masih panjang," katanya.(Beritasatu.com)
0 Comments