![]() |
Tim gabungan dan warga sipil mengevakuasi korban jatuhnya pesawat militer Hercules TNI AU, di Medan, 30 Juni 2015. AFP Photo / Hendra |
BERITASIMALUNGUN.COM, Medan-Mahatari berada persis di atas langit kawasan Jl Djamin Ginting
kawasan Padang Bulan Medan, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (30/6) siang
sekitar kepala sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, masyarakat mendapatkan
pemandangan asing di udara di mana terlihat pesawat Hercules C130 sangat
dekat dengan atap rumah penduduk di sana.
Ada beberapa warga yang melihat keberadaan pesawat itu dan tanpa rasa
curiga, mereka memanfaatkan momen itu dengan melambaikan tangan.
Pemandangan tersebut dianggap sangat langka pascaperpindahan Bandara
Polonia Medan, ke Kualanamu Internasional Airport (KNIA) di Kabupaten
Deli Serdang. Selama ini tidak ada pesawat yang terbang, persis sangat
dekat dengan atap rumah penduduk.
Tiba-tiba saja penglihatan warga itu pun berubah menjadi pemandangan yang menyeramkan.
Pesawat milik militer itu tiba-tiba terjatuh saat berusaha
membalikkan arah, persisnya tidak jauh dari tengah pemukiman masyarakat
tersebut. Suara dentuman keras pun semakin memecah suasana keramaian
masyarakat di lokasi kejadian tersebut.
"Suara ledakan itu terjadi setelah pesawat Hercules terjatuh. Sebelum
terjatuh, kami tidak mendengar adanya suara mesin pesawat tersebut.
Bahkan, tiang pemancar dan rumah toko (Ruko) di lokasi tersebut, sempat
dihantam pesawat sebelum meledak," ujar Hendra (36) kepada SP di lokasi kejadian Jl Djamin Ginting, Padang Bulan, Medan.
Menurut saksi mata yang melihat kejadian pesawat Hercules itu terjatuh, ledakan pesawat yang jatuh terdengar sangat keras.
Masyarakat langsung berteriak histeris, apalagi ketika melihat
kobaran api membumbung tinggi di tempat kejadian itu. Warga kemudian
berbondong-bondong melihat pesawat yang terbakar.
"Kami tidak menduga pesawat itu terbang dengan sangat rendah karena
mau jatuh. Kami mengira pesawat itu terbang rendah karena sedang
latihan. Pesawat itu jatuh dalam keadaan terbalik, yang kemungkinan
terjadi saat akan membalikkan arah untuk kembali ke Pangkalan Udara
(Lanud) Suwondo di Polonia Medan," katanya.
Saksi mata lainnya, Adi Tarigan, mengatakan pemandangan menyeramkan
itu juga dilihat masyarakat sekitar saat pesawat Hercules tersebut,
menghamtam sejumlah rumah penduduk. Bahkan, ada mobil pribadi yang
bertepatan ada di lokasi, tidak luput dari hantaman pesawat berbadan
besar itu.
"Situasi terlihat benar-benar kacau, apalagi melihat kondisi sebagian
pesawat yang hancur berkeping-keping. Ini menimbulkan kepanikan
masyarakat sebelum petugas tiba di lokasi kejadian tersebut. Kendati
demikian, tidak sedikit di antara warga di sini yang berbondong-bondong
mendatangi lokasi kejadian. Tidak banyak yang bisa dilakukan," jelasnya.
Adi mengaku tidak melihat adanya korban yang selamat akibat musibah
itu. Dia juga tidak mendengar adanya suara jeritan penumpang setelah
pesawat itu meledak.
Mereka hanya mendengarkan jeritan masyarakat dari tempat pemandian
ramuan tradisional yang tidak luput dari hantaman pesawat Hercules. Saat
itu, bangunan yang ditabrak pesawat itu sudah dalam keadaan hancur.
"Pengendara yang kebetulan melintas dari tempat kejadian di sini pun
benar-benar panik. Suara klakson mobil dan angkutan semakin membuat
suasana bertambah bising. Jalanan benar-benar dipadati kendaraan.
Kejadian itu sangat menyeramkan. Bayangkan saja, seandainya kita
mengalami langsung kejadian tersebut. Itu sangat menakutkan," sebutnya.
Adi mendapatkan informasi, ada lima orang tewas saat berada di lokasi
pemandian uap itu. Namun, dia tidak bisa memastikan identitas korban
yang tewas tersebut.
Dia meyakini, tidak sedikit masyarakat sekitar yang menjadi korban
saat jatuhnya pesawat milik militer tersebut. "Yang dikhawatirkan, warga
luar yang kebetulan ada di tempat kejadian sebelum pesawat terjatuh ada
yang tewas," imbuhnya.
Lokasi jatuhnya pesawat Hercules di tengah pemukiman masyarakat Jl
Djamin Ginting kawasan Padang Bulan Medan, benar-benar lumpuh total.
Anggota TNI Angkatan Udara dan aparat kepolisian yang sudah turun ke
lokasi kejadian langsung melakukan sterilisasi. Jalanan yang terlihat
dipadati kendaraan langsung diatur.
Sebagian pengendara dialihkan berkendara melalui persimpangan Jl
Setiabudi Medan. Kemacetan arus lalu-lintas itu terjadi sampai malam
hari.
Situasi jalan sengaja ditutup aparat untuk mempermudah proses
pencarian terhadap korban tewas akibat musibah jatuhnya Hercules.
Masyarakat pun terlihat masih banyak yang mendatangi lokasi kejadian.
Proses evakuasi yang dilakukan TNI AU bersama dengan Badan Sar
Nasional dan dibantu aparat TNI sampai sekitar pukul 21.00 WIB sudah
mengevakuasi sebanyak 75 jenazah yang dibawa ke Rumah Sakit Umum
Pemerintah (RSUP) Haji Adam Malik Medan.
Menurut Kepala Bidang Dokkes Polda Sumatera Utara Kombes Pol Setyo
Purwanto, ada sebanyak 50 orang ahli forensik yang dikerahkan untuk
mengidentifikasi korban tewas pesawat Hercules C130.
"Seluruh dokter yang diturunkan itu merupakan gabungan tim dari Mabes
Polri, Polda Sumut, RSUP Adam Malik dan ahli forensik dari beberapa
instansi. Seluruh ahli forensik tersebut sudah berada di rumah sakit.
Bahkan, seluruh dokter itu sudah siap untuk melakukan identifikasi
jenazah korban.Saat ini, tim medis itu sedang melakukan proses labeling,
pendataan atas ciri-ciri korban melalui keluarga yang datang ke rumah
sakit," sebutnya. (Arnold H Sianturi/FEB.Suara Pembaruan.com)

0 Comments