Empat orang pelaku pembunuhan Noerbaety Rofiq (44) saat berada di Mapolres Kota Depok, Selasa (21/7/2015). |
DEPOK-Deni (24), otak pelaku perampokan dan
pembunuhan Noerbaety Rofiq (44), mengaku sering ditegur oleh Noerbaety.
Sebab, kendaraan Deni kerap menghalangi pintu keluar rumah Noerbaety.
Dalam kesehariannya, Deni adalah pekerja bangunan. Pekerjaan terakhirnya adalah terlibat dalam pembangunan rumah yang letaknya tepat di sebelah rumah Noerbaety di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat.
"Ada 3-4 kali (ditegur). Dia negur, 'Mas, jangan taruh motor di situ, saya susah keluar.' Terus saya pindahin. Pernah juga saya bawa mobil bangunan, parkirnya ngalangin rumah dia. Dia mau keluar berangkat kerja. Dia bilang, 'Mas, mobilnya pindahin, jangan ngalangin rumah saya. Saya mau keluar susah,'" ungkap Deni di Mapolres Kota Depok, Selasa (21/7/2015).
Dalam kesehariannya, Deni adalah pekerja bangunan. Pekerjaan terakhirnya adalah terlibat dalam pembangunan rumah yang letaknya tepat di sebelah rumah Noerbaety di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat.
"Ada 3-4 kali (ditegur). Dia negur, 'Mas, jangan taruh motor di situ, saya susah keluar.' Terus saya pindahin. Pernah juga saya bawa mobil bangunan, parkirnya ngalangin rumah dia. Dia mau keluar berangkat kerja. Dia bilang, 'Mas, mobilnya pindahin, jangan ngalangin rumah saya. Saya mau keluar susah,'" ungkap Deni di Mapolres Kota Depok, Selasa (21/7/2015).
Meski
kerap ditegur Noerbaety, Deni mengaku tidak pernah sakit hati terhadap
perempuan yang berprofesi sebagai wartawati tersebut. Ia mengaku, motif
utamanya merampok Noerbaety karena masalah ekonomi.
"Saya tidak ada rasa sakit hati. Cuma karena waktu itu udah mau Lebaran dan saya enggak punya uang, jadi saya kepikiran ngerampok," ujar Deni.
Noerbaety dibunuh di rumahnya pada 4 Juli 2015. Jenazahnya baru ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) oleh keluarganya yang hendak mengajak ber-Lebaran.
Jenazahnya ditemukan dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat. Di tubuhnya ditemukan sembilan luka tusukan di perut dan dada, serta luka sayatan di leher.
Ada empat orang yang terlibat pembunuhan terhadap Noerbaety. Selain Deni, tiga pelaku lainnya adalah S (20), HU (20), dan DN (25). Saat ini, keempatnya telah ditangkap dan mendekam di ruang tahanan Mapolres Kota Depok.
Keempatnya terancam dijerat Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dan 338 KUHP tentang Pembunuhan, dengan ancaman hukuman di atas 15 tahun penjara.
"Saya tidak ada rasa sakit hati. Cuma karena waktu itu udah mau Lebaran dan saya enggak punya uang, jadi saya kepikiran ngerampok," ujar Deni.
Noerbaety dibunuh di rumahnya pada 4 Juli 2015. Jenazahnya baru ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) oleh keluarganya yang hendak mengajak ber-Lebaran.
Jenazahnya ditemukan dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat. Di tubuhnya ditemukan sembilan luka tusukan di perut dan dada, serta luka sayatan di leher.
Ada empat orang yang terlibat pembunuhan terhadap Noerbaety. Selain Deni, tiga pelaku lainnya adalah S (20), HU (20), dan DN (25). Saat ini, keempatnya telah ditangkap dan mendekam di ruang tahanan Mapolres Kota Depok.
Keempatnya terancam dijerat Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dan 338 KUHP tentang Pembunuhan, dengan ancaman hukuman di atas 15 tahun penjara.
Kapolres Kota Depok Komisaris Besar Dwiyono saat memberikan penjelasan mengenai kasus pembunuhan Noerbaety Rofiq (44), Selasa (21/7/2015) |
Kapolres Kota Depok Komisaris Besar Dwiyono
mengatakan, sekitar dua pekan setelah membunuh Noerbaety Rofiq (44),
para pelaku pembunuhan sempat mendatangi rumah kediamannya yang ada di
Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat.
Dwiyono menyebut, tujuan para pelaku mendatangi kediaman Noerbaety adalah untuk mengecek barang-barang berharga yang belum sempat diambil pada kejadian tanggal 4 Juli.
"Tanggal 15 Juli mereka sempat kembali lagi. Rencananya buat ngambil barang," ujar Dwiyono di Mapolres Kota Depok, Selasa (21/7/2015).
Meski demikian, kata Dwi, para pelaku tidak jadi masuk ke rumah Noerbaety karena saat itu kondisi di lingkungan sekitarnya sedang ramai warga. Saat itu, jenazah Noerbaety masih berada di dalam rumah dan sudah dalam keadaan membusuk.
"Banyak saksi yang lihat. Makanya mereka enggak jadi," ujar dia.
Noerbaety dibunuh di rumahnya pada 4 Juli. Jenazahnya baru ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) oleh keluarganya yang hendak mengajak ber-Lebaran.
Jenazahnya ditemukan dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat. Pada tubuhnya ditemukan sembilan luka tusukan di perut dan dada, serta luka sayatan di leher.
Ada empat orang yang terlibat pembunuhan terhadap Noerbaety. Mereka adalah S (20), HU (20), DN (25), dan Deni (24). Saat ini keempatnya telah ditangkap dan mendekam di ruang tahanan Mapolres Kota Depok.
Dwiyono menyebut, tujuan para pelaku mendatangi kediaman Noerbaety adalah untuk mengecek barang-barang berharga yang belum sempat diambil pada kejadian tanggal 4 Juli.
"Tanggal 15 Juli mereka sempat kembali lagi. Rencananya buat ngambil barang," ujar Dwiyono di Mapolres Kota Depok, Selasa (21/7/2015).
Meski demikian, kata Dwi, para pelaku tidak jadi masuk ke rumah Noerbaety karena saat itu kondisi di lingkungan sekitarnya sedang ramai warga. Saat itu, jenazah Noerbaety masih berada di dalam rumah dan sudah dalam keadaan membusuk.
"Banyak saksi yang lihat. Makanya mereka enggak jadi," ujar dia.
Noerbaety dibunuh di rumahnya pada 4 Juli. Jenazahnya baru ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) oleh keluarganya yang hendak mengajak ber-Lebaran.
Jenazahnya ditemukan dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat. Pada tubuhnya ditemukan sembilan luka tusukan di perut dan dada, serta luka sayatan di leher.
Ada empat orang yang terlibat pembunuhan terhadap Noerbaety. Mereka adalah S (20), HU (20), DN (25), dan Deni (24). Saat ini keempatnya telah ditangkap dan mendekam di ruang tahanan Mapolres Kota Depok.
Setelah Membunuh, Satu Pelaku Mau Perkosa Jasad Noerbaety
Setelah membunuh Noerbaety Rofiq (44), satu
dari empat pelaku pembunuhan, sempat berkeinginan memerkosa jenazah
perempuan tersebut. Pelaku tersebut adalah HU alias Afif (20).
Kepala
Polres Kota Depok Komisaris Besar Dwiyono mengungkapkan, pemerkosaan
terhadap jenazah Noerbaety batal dilakukan karena HU dilarang oleh satu
tersangka lainnya, Deni (24).
"Dari hasil interogasi, HU sempat
mau melakukan (pemerkosaan), tapi D melarang sehingga belum sempat
terjadi perbuatan yang terkait pemerkosaan," kata Dwi di Mapolres Kota
Depok, Selasa (21/7/2015).
Dwi mengatakan, dalam peristiwa yang
terjadi pada 4 Juli itu, HU dan D adalah dua pelaku yang melakukan
penusukan hingga Noerbaety tewas.
Diberitakan sebelumnya,
Noerbaety dibunuh di rumahnya pada 4 Juli 2015 lalu. Namun, jenazahnya
baru ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) oleh keluarganya yang hendak
mengajak ber-Lebaran.
Jenazahnya ditemukan dalam keadaan
tertelungkup dan tangan terikat. Pada tubuhnya ditemukan sembilan luka
tusukan di perut dan dada, serta luka sayatan di leher.
Ada
empat orang yang terlibat pembunuhan terhadap Noerbaety. Selain HU dan
Deni, ada dua pelaku lainnya, yakni S (20) dan DN (25). Saat ini
keempatnya telah ditangkap dan mendekam di ruang tahanan Mapolres Kota
Depok.
Keempatnya terancam dijerat Pasal 365 KUHP tentang
Pencurian dengan Kekerasan dan 338 KUHP tentang Pembunuhan, dengan
ancaman hukuman di atas 15 tahun penjara.
Noerbaety Dibunuh pada 4 Juli Usai Makan Sahur
Tiga pelaku pembunuhan wartawati di Bojong Gede yakni dari kiri ke kanan S (20), HU (22) dan M (20) di Polres Depok. Senin (20/7/2015). |
Wartawati Noerbaety Rofiq (44) dibunuh setelah
makan sahur di rumahnya di Perumahan Gaperi, Bojong Gede, Bogor, Jawa
Barat, pada 4 Juli 2015 sekitar pukul 05.00 WIB.
Kapolres Kota Depok, Komisaris Besar Dwiyono mengatakan, ketiga pelaku, masing-masing S (20), U (22), dan DN (25), datang pada dini hari. Mereka masuk melalui bagian belakang rumah dengan cara mencongkel pintu. Namun saat masuk, para pelaku mengetahui korban sedang makan sahur. [Baca: Kapolres Depok: Noerbaety Dibunuh Sekitar Awal Juli]
"Maka para tersangka menunggu korban sampai melaksanakan sahur dan tertidur kembali. Setelah diyakinkan korban tertidur, maka tersangka atas nama S, U, dan D, masuk ke rumah korban," kata Dwiyono, di Mapolresta Depok, Senin siang. [Baca: Dua Orang yang Diduga Pembunuh Noerbaety Ditangkap, Satu Orang Buron]
Setelah itu, tiga pelaku mengambil barang-barang korban. Namun saat itu korban terbangun lagi dan memergoki aksi pencurian tiga pelaku.
"Karena ada suara gaduh saudara N bangun, dan mengetahui ada beberapa orang yang mau mencuri. Sehingga korban melakuan perlawanan," ujar Dwiyono.
Para tersangka kemudian melakukan penganiayaan terhadap korban. Ada yang menusuk senjata tajam, memukul, hingga korban meninggal.
Sebelum melarikan diri, mereka membawa kabur barang berharga milik korban, di antaranya 4 ponsel, 1 kamera, 1 laptop, uang, dan beberapa barang lainnya. [Baca: Pembunuh Noerbaety Ambil 4 Ponsel, Kamera, dan Laptop]
Jenazah Noerbaety ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) pukul 13.00. Korban ditemukan keluarga yang hendak mengajak berlebaran, telah bersimbah darah dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat di rumahnya.
Hasil visum et repertum RS Polri Sukanto, Kramatjati, menunjukkan ada sembilan luka tusukan di perut dan dada Beti, serta ada luka sayatan di lehernya. Pelaku pembunuhan korban akhirnya dapat ditangkap, sementara satu orang lainnya dinyatakan buron. (Kompas.com)
Kapolres Kota Depok, Komisaris Besar Dwiyono mengatakan, ketiga pelaku, masing-masing S (20), U (22), dan DN (25), datang pada dini hari. Mereka masuk melalui bagian belakang rumah dengan cara mencongkel pintu. Namun saat masuk, para pelaku mengetahui korban sedang makan sahur. [Baca: Kapolres Depok: Noerbaety Dibunuh Sekitar Awal Juli]
"Maka para tersangka menunggu korban sampai melaksanakan sahur dan tertidur kembali. Setelah diyakinkan korban tertidur, maka tersangka atas nama S, U, dan D, masuk ke rumah korban," kata Dwiyono, di Mapolresta Depok, Senin siang. [Baca: Dua Orang yang Diduga Pembunuh Noerbaety Ditangkap, Satu Orang Buron]
Setelah itu, tiga pelaku mengambil barang-barang korban. Namun saat itu korban terbangun lagi dan memergoki aksi pencurian tiga pelaku.
"Karena ada suara gaduh saudara N bangun, dan mengetahui ada beberapa orang yang mau mencuri. Sehingga korban melakuan perlawanan," ujar Dwiyono.
Para tersangka kemudian melakukan penganiayaan terhadap korban. Ada yang menusuk senjata tajam, memukul, hingga korban meninggal.
Sebelum melarikan diri, mereka membawa kabur barang berharga milik korban, di antaranya 4 ponsel, 1 kamera, 1 laptop, uang, dan beberapa barang lainnya. [Baca: Pembunuh Noerbaety Ambil 4 Ponsel, Kamera, dan Laptop]
Jenazah Noerbaety ditemukan pada Sabtu (18/7/2015) pukul 13.00. Korban ditemukan keluarga yang hendak mengajak berlebaran, telah bersimbah darah dalam keadaan tertelungkup dan tangan terikat di rumahnya.
Hasil visum et repertum RS Polri Sukanto, Kramatjati, menunjukkan ada sembilan luka tusukan di perut dan dada Beti, serta ada luka sayatan di lehernya. Pelaku pembunuhan korban akhirnya dapat ditangkap, sementara satu orang lainnya dinyatakan buron. (Kompas.com)
0 Comments