BERITASIMALUNGUN.COM, Raya-Pemuka lintas agama di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama atau FKUB sepakat menjaga kerukunan dan kondusivitas di Tanah Habonaron do Bona ini.
Pemuka agama
mewakili Islam, Protestan, Katolik, Buddha dan Hindu menandatangani
pakta integritas Kesepakatan Bersama Lintas Agama, di Aula Kompol Andar
Siahaan, Mapolres Simalungun, di Pamatang Raya, Jumat.
Dalam
kesepakatan itu juga ditegaskan penolakan terhadap kekerasan, provokasi
isu SARA dan senantiasa mengedepankan musyawarah dalam menyelesaikan
segala permasalahan yang timbul di daerah ini.
Kapolres,
AKBP Heri Sulesmono mengatakan, pihaknya mengadakan ramah tamah antara
TNI, Polri, pemerintah kabupaten dan FKUB dalam upaya mencegah konflik
SARA, seperti peristiwa Tolikara, Papua.
"Mari kita pantau,
waspadai dan saling menghormati keyakinan pemeluk agama di daerah ini,
supaya Simalungun tetap kondusif," ajak Heri.
Dandim
0207/Sml, Letnan Kolonel Inf Oni Kristiono mengatakan, konflik SARA
hanya menimbulkan korban dan kesengsaraan antarpemeluk agama
masing-masing.
Untuk itu Dandim berharap pemuka agama
berperan aktif memberikan pencerahan kepada masyarakat, karena imbauan
mereka lebih dituruti.
"Kejadian di Tolikara mari kita jadikan pengalaman pahit dan ambil hikmahnya untuk kedepan," kata Oni.
Sementara Bupati Simalungun, JR Saragih diwakili Sekretaris Daerah,
Gidion Purba mengajak elemen masyarakat untuk mengedepankan kearifan
lokal, seperti kekerabatan dalam menyelesaikan masalah.
Kabupaten Simalungun sampai saat ini rukun kata Gidion, karena
kekeluargaan kuat, sehingga pemerintah pusat memberikan penilaian daerah
berpenduduk majemuk ini sebagai contoh kawasan rukun. (ant)
0 Comments