Efendi Halomoan Alias Harimo |
BERITASIMALUNGUN.COM, Siantar-Pria yang satu ini akrab disapa Harimo (bahasa batak), bahasa
indonesia Harimau. Ia punya nama lengkap, Efendi Halomoan Hutabarat. Ia
kelahiran Tarutung, 28 November 1957. Ia tinggal di Jalan Tarutung Nomor
49 Kelurahan Kristen Kecamatan Siantar Selatan Pematangsiantar.
Dilahirkan oleh Ibunya Boru Simanjuntak, ia tak pernah menyesali.
Baginya, apa yang diberikan Tuhan, disukuri aja. “Aku sudah begini
(sumbing) saat dilahirkan Inang Pangittubu (Ibu)” kata Harimo.
Ia menceritakan, mengapa banyak orang memanggilnya Harimo. Tahun 1980 an, kalau tak salah 82, aku taruhan makan mie pangsit di simpang empat, belum serame sekarang. Lawan ku itu kalah, karena hanya 3 porsi, itu pun sudah mauta-uta
(muntah), aku, kuhabiskan 7 porsi,” ujar Harimo, sambil tertawa
menjelaskan.
Makan mie pangsit 7 porsi dalam sekejab, Efendi Hutabarat rame
diperbincangkan. Banyak orang tak yakin. Sejumlah teman dekatnya pun
mempertanyakan kebenaran informasi itu. “Ai toho do ho barat (red-Benarnya kau Hutabarat) pitu bokkor pangsit
habis mu”? (Benarnya tujuh porsi habis mu)kata Efendi menirukan
pertanyaan temannya.
Lalu, spontan Efendi menjawab. “Pangsit dope nimmu tu ahu, ho pe hu allang” (Pangsit nya kau bilang, kau pun ku makan). ujarnya menceritakan peristiwa puluhan tahun yang silam. Kaget mendengar penjelasan Efendi, temannya itu bercerita
kemana-mana. “Woe si barat inna olo mangallang jolma” (red-kawan, si
Barat, mau katanya makan orang) kata Efendi mengulangi celoteh temannya.
Lajimnya orang batak menyebut binatang pemakan manusia, harimo. Efendi atau Barat panggilan akrabnya, dirubah teman-temannya jadi Harimo. Sejak itu lah hingga saat ini, ia akrab disapa Harimo. “Na Manga-
lan-te-do-ho? ( Menyemen) Jika kurang jelas mendengar apa yang
diutarakan, bisa diartikan salah.
Tahun 1983, Harimo mengakhiri masa lajangnya dengan Boru Simanjuntak.
Mereka dikarunia 5 anak dan saat ini punya 4 cucu. Satu diantaranya
polisi. Harimo sadar akan kelemahannya. Banyak kegiatan tlah dilaluinya untuk menyekolahkan kelima anaknya.
“Jual Es Ganepo, Cakue, Koran, Minyak campur, becak sorong, jual mie dan bongkar muat” ungkap Harimo. Filosopi hidup yang dipegang teguh Harimo, “Jalani Hidup Apa Adanya”
Harimo sering bersenda gurau di Warung Kopi Nainggolan dan Siahaan di
Jalan Gereja Simpang Empat.
Kehadirnnya di warung kopi itu, mampu memecah suasana tegang dan mencekam. Suaranya yang kuat, mamun penuh canda###. (Editor: Rindu/SNW)
0 Comments