

 Saat menyaksikan Upacara Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka, saya
 memperhatikan hal-hal istimewa, aneh, khususnya mantan Presiden, 
Presiden dan Wakil Presiden Jokowi dan Kalla.  
 SBY, MEGA.
 
Setelah 10 tahun tidak pernah hadir pada Upacara Peringatan Detik-detik 
Proklamasi di Istana, hari ini,  Megawati Soekarno Putri, menghadiri 
Upacara  kenegaraan tersebut.   
 Sementara, SBY melakukan sikap 
yang dulu dilakoni Mega. Tidak menhadiri undangan Presiden RI. Menurut 
reporter SCTV,  "SBY merayakan HUT RI di Pacitan,". Ehm...kok?.
 Mega dan SBY, apa yang kalian inginkan dari negeri ini?  
 Bapak SBY dan Ibu Mega yang terhormat adalah tokoh yang punya pengaruh,
 Kalian punya pendukung. Apapun yang kalian lakukan, akan  ada mendukung
 dan tidak mendukung kalian.
 Ingat gak pepatah nenek moyang kita? "Gajah sama gajah berkelahi, pelanduk mati di tengah-tengah". 
 Dua kekuatan besar, aset bangsa, SBY dan Mega, kalau terus jadi musuh 
bebuyutan,  maka rakyat yang menderita. Kalau kalian berdua bersatu, 
maka rakyat akan bahagia. Pilih mana?  
 Jangan pancing kami jadi 
bingung, apalagi jadi konflik. Satukanlah langkah. Satukan persepsi 
tentang negeri ini. Istana adalah lambang persatuan negeri ini, 
sama-samalah di Istana yah!
 Kita bangga dengan kalian berdua. 
Pidato kalian  berapi-api mengajak kami bersatu. Tapi hari ini kami 
kecewa. Tenyata mental kalian berdua adalah mental "tempe". 
 
Kalian berdua tidak mampu mengasihi orang yang tidak sejalan dengan 
kalian. Kita semua tau kok!. Jangan dikira rakyat tidak mengamati 
tingkah kalian berdua selama sepuluh tahun terakhir ini.  
 "Teladani apa yang kami lakukan," demikianlah sejatinya seorang pemimpin.  
 Siapa yang mau contoh sikap kalian berdua?
 Tunjukkan jiwa besar, jangan turuti emosi!. Kepentingan bangsa adalah 
di atas segala-galanya. Sikap Mega dan SBY dalam Peringatan Detik-detik 
Proklamasi hari ini, sama sekali bukan hal yang perlu kami tiru, apalagi
 diteladani!
 Kami masyarakat Indonesia sangat menghormati 
Perayaan detik-detik Proklamasi di Istana. Simbol kebesaran negeri kami.
 Kami mengharapkan para mantan Presiden tidak berbuat sikap yang 
aneh-aneh. 
 Tahun depan di istana aja yah Pak SBY. Jangan dong 
buat upacara lain yang tak bernilai sejarah, sehebat Istana. Jangan tiru
 Mega dong!. 
 Semoga tahun depan, SBY, Mega, Habibie, hadir 
bersama-sama di Istana!. Kami mau melihat kalian semua kompak.  Kalian 
semua adalah negarawan, orang-orang terhortmat!
 JOKOWI, KALLA
 Jokowi dan Kalla menunjukan sikap yang aneh juga. 
 Saat penaikan bendera diiringi lagu Indonesia Raya, Jokowi memberi 
hormat dengan tangan di kening kanan, sementara Jusuf Kalla, hanya 
menghormat saja, tanpa tangan di kening.
 Kayaknya Jokowi dan 
Kalla, tidak latihan dulu sebelum upacara! Sikapnya seharusnya sama. 
Sama-sama angkat tangan dan taruh di kening atau tidak sama sekali. 
 Tahun depan seragam ya Pak. 
 Latihan dulu berdua, seperti pengibar bendera itu! Presiden dan Wakil Presiden harus satu derap langkah!
 Semoga Tuhan masih sayang sama mereka!. 
 Tahun depan semua mau memperbaiki diri. Setiap manusia memiliki sifat 
salah, tetapi Tuhan senang, kalau manusia mau belajar dari kesalahannya.
 Jangan mengulangi kesalahan yang sama. (St Jannerson Girsang)
 



0 Komentar