BERITASIMALUNGUN.COM-Pengumuman nama-nama menteri di
Kabinet Kerja Joko Widodo (Jokowi) - Jusuf Kalla (JK) di halaman Istana
Negara, Minggu (26/10/2014) lalu sempat memunculkan reaksi yang tidak
puas dari kalangan masyarakat Sumatera Utara, khususnya kalangan etnis
Batak. Saat itu, banyak dari kalangan masyarakat Batak berkicau di media
sosial, baik di Facebook dan Twitter mempertanyakan mengapa Jokowi-JK
tidak memilih satupun kalangan Batak menjadi menteri.
"Kemana Maruarar Sirait dan Luhut Panjaitan yang sempat digadang gadang
bakal masuk dalam bursa menteri?" Demikian kira-kira banyak pertanyaan
para netizen, khususnya kalangan masyarakat Batak saat itu.
Pertanyaan demikian memang dinilai wajar, sebab tidak dapat dipungkiri
bahwa sebagian dari pada suksesnya Jokowi-JK menjadi Presiden dan Wakil
Presiden pada Pemilu 2014, juga merupakan bagian dari dukungan besar
dari kalangan masyarakat Batak. Sebagai contoh misalnya di Samosir dan
beberapa daerah-daerah Batak lainnya, 95 persen adalah pemilih Jokowi
dan JK.
Hari ini, Rabu (12/8/2015) di Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara,
Jakarta Pusat, Presiden Jokowi akhirnya melantik menteri-menteri baru
hasil reshuffle Kabinet Kerja. 6 Menteri baru dilantik di Istana
Negara. Dari ke-6 Menteri yang baru dilantik tersebut terdapat dua nama
orang Batak, yaitu Darmin Nasution yang menjabat Menko Perekonomian dan
Luhut Binsar Pandjaitan yang menjadi Menko Polhukam.
Adapun melalui perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi, Darmin
Nasution akan menggatikan posisi Sofyan Djalil, sementara Luhut Binsar
Pandjaitan menggantikan posisi Tedjo Edhy.
Selain melantik dua menteri dari kalangan Batak, Presiden Jokowi pada
kesempatan yang sama juga turut melantik tiga menteri dan sekertaris
kabinet, diantaranya Rizal Ramli menjadi Menko Kemaritiman, Sofyan
Djalil menjadi Kepala Bappenas, Thomas Lembong menjadi Mendag, dan
Pramono Anung menjadi Seskab.
Dengan perombakan Kabinet Kerja yang dilakukan oleh Presiden Jokowi hari
ini, Rabu (12/8/2015), sekaligus memantapkan tradisi lama, yakni
tradisi dimana di jajaran kabinet dalam sejarah Indonesia, selalu diisi
dengan keterwakilan masyarakat Batak didalamnya. (Lee)
0 Comments