FOTO GOOGLE |
Inspirative Jurnalism: mengungkap berita-berita yang positif, berita yang baik dan memberi pelajaran bagi pembaca. Melihat gelas setengah kosong, setengah berisi, maka dia akan
mengatakan "Setengah Berisi", bukan Setengah Kosong--yang berkonotasi
negatif. Itu prinsipnya.
Orang tidak sadar, bahwa semua orang, termasuk saya yang menulis ini, banyak salahnya. Kalau salah saya terus yang diungkapkan, maka kapan saya bisa berkarya. Semua orang pada takut.
Dalam inspiratve Jurnalism, seorang wartawan mampu mengangkat dari
sebuah peristiwa menyedihkan ada sisi yang membuat orang belajar sesuatu
yang baik, membuat bersemangat.
Bukan melulu memaparkan kesalahan, tanpa memberikan solusi yang menginspirasi, solusi yang memnyejukkan hati. Media kita sudah cenderung menghakimi, memihak, dan tidak lagi
independen.
Mengangkat seseorang pahlawan, yang lain pecundang. Tidak
mampu membuat semua pahlawan, semua bangkit, dan orang yang paling
berkontribusi itulah menjadi teladan.
Media sudah menjadi milik
orang berduit. Suara yang tak tersuarakan makin hilang. Kita sudah
lebih suka berita yang membuat gaduh, dari pada suara rakyat yang tak
tersuarakan.
Saatnya kita membuat media sendiri. Jurnalisme
komunitas, jurnalisme inspirative, Mudah-mudahan sedikit banyak merubah
selera "baca" kita.
Saat ini pembaca lebih suka berita yang heboh, sensasi, walau akhirnya capek, dan tidak mendapat apa-apa. Enak dilihat mata, lembuat didengar telinga, tetapi tak terdengar, terlihat dan terasa oleh hati. (FB: Jannerson Girsang)
0 Comments