BERITASIMALUNGUN.COM-Menjadi inspirasi bagi setiap orang merupakan suatu kesempatan langka. Akan lebih INDAH bila pemimpin itu Perempuan.
Menginspirasi orang lain adalah suatu anugerah sekaligus berkah yang
tak terhingga. Hakikat kehidupan sebagai seorang manusia menjadi begitu
bermakna karena diri kita bisa dikatakan telah bermanfaat bagi orang
lain, menjadi inspirasi bagi mereka untuk senantiasa memberi arti bagi
masyarakat seluas-luasnya dan lingkungan sekitar.
Menjadi seorang pemimpin merupakan orang yang inspiratif, karena pemimpin
bukan pada titik pengelola namun pada titik penentu kebijakan yang
dituntut mampu mendorong orang yang dipimpinnya untuk melaksanakan
kebijakan tersebut, untuk berdedikasi penuh dalam mengeksplore setiap
kemampuan yang sepenuhnya untuk kemajuan dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat serta berkomunitas yang lebih luas lagi.
Tokoh-tokoh inspiratif di dunia ini telah banyak kita temui di berbagai
bidang, laki-laki maupun perempuan. Siapapun, tidak terkecuali, baik
laki-laki maupun perempuan selalu bisa berperan sebagai seorang
inspirator, seorang pemimpin.
Persoalan yang seringkali menimbulkan polemik mengenai peran sosial,
kemitraan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan dalam lingkup
agama, adat dan budaya tidak dapat ditempatkan secara karambol dan
dicampuradukkan bila kita berbicara mengenai kepentingan masyarakat yang
lebih luas.
Hj. Nuriaty Damanik, SH |
Kaidah-kaidah dalam beragama, beradat dan berbudaya bukan untuk
diperdebatkan dan menjadi halangan, terutama bagi seorang perempuan
untuk menjadi seorang pemimpin, seorang inspirator.
Selama prinsip-prinsip kesopanan tetap dijaga, kehormatan tetap
dijunjung tinggi, dan prinsip toleransi dalam koridor yang tepat juga
tetap dijaga. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah bahwa
bagaimana perempuan memimpin masyarakat yang lebih luas secara efektif.
Bila memang peran perempuan sebagai seorang pemimpin dibandingkan dengan
peran laki-laki pada suatu masyarakat atau komunitas menjadi pilihan
yang terbaik dengan berbagai pertimbangan kebaikan maka kepemimpinan
perempuan menjadi suatu keniscayaan yang seyogyanya diterima secara baik
dan didukung penuh.
Para pemimpin adalah mereka yang menginspirasi. Akan lebih anggun dan indah bila pemimpin itu perempuan, good looking, penuh keteduhan, luwes dan bersahaja, dimana dengan penuh kelembutan dan kasih sayang ia membawa kemajuan bersama dengan merangkul semua.
Tidak ada yang salah dengan pemimpin perempuan, yang salah adalah sudut
pandang kita yang seringkali terkungkung di dalam sempitnya kubah
pemikiran yang lawas.
Sekarang bukan lagi perang dengan memegang senapan di dada kita,
sekarang ini kita sudah masuk ke dalam perang pemikiran, perang yang
lebih maya. Sekarang kita dituntut untuk semakin memperluas wawasan agar
pemikiran kita juga luas yang menjadikan sudut pandang kita juga
semakin luas, tidak lagi di dalam kubah yang sempit.
Sejalan dengan perubahan lingkungan yang semakin dinamis kedepan, wawasan yang luas sangatlah diperlukan oleh seorang pemimpin.
Dunia yang menawarkan semakin banyak ketidakpastian dan sulit diprediksi
menjadikan kemampuan seorang pemimpin semakin dituntut untuk dinamis
pula. Fleksibilitas, teamwork, kepercayaan, dan transparansi menjadi
variabel yang bisa dikatakan semakin dibutuhkan ada dalam diri seorang
pemimpin masa depan.
Kepemimpinan yang efektif dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin
dinamis menuntut pemberdayaan sumber daya yang lebih maksimal, adanya
feedback dalam setiap perumusan kebijakan, komunikasi yang lebih
intensif di setiap lini dalam mengejawantahkan kebijakan diiringi
keterbukaan informasi dan solidnya tim kerja di dalam maupun di luar
bangunan organisasi tersebut, tentunya dengan figur pemimpin yang
merangkul, meneduhi semua, seorang negosiator dan eksekutor yang handal.
Disinilah ada kecenderungan kepemimpinan perempuan menjadi pilihan,
karena gaya kepemimpinan perempuan lebih menekankan pada penciptaan
hubungan keakraban. Komunikasi yang membentuk kedekatan hubungan yang
berkelanjutan dimana memungkinkan bagi seorang pemimpin perempuan untuk
dapat memberdayakan segenap sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan
adaptasinya dalam menciptakan kualitas pelayanan yang mumpuni menghadapi
perubahan lingkungan yang semakin dinamis tanpa perlu terkikis. Sebuah hipotesis menunjukkan bahwa tanggung jawab perempuan lebih banyak dibanding pria. (Rel: NurPosma)
0 Comments