Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Pemimpin Adalah Mereka yang Mampu Menginspirasi

BERITASIMALUNGUN.COM-Menjadi inspirasi bagi setiap orang merupakan suatu kesempatan langka. Akan lebih INDAH bila pemimpin itu Perempuan. Menginspirasi orang lain adalah suatu anugerah sekaligus berkah yang tak terhingga. Hakikat kehidupan sebagai seorang manusia menjadi begitu bermakna karena diri kita bisa dikatakan telah bermanfaat bagi orang lain, menjadi inspirasi bagi mereka untuk senantiasa memberi arti bagi masyarakat seluas-luasnya dan lingkungan sekitar.

Menjadi seorang pemimpin merupakan orang yang inspiratif, karena pemimpin bukan pada titik pengelola namun pada titik penentu kebijakan yang dituntut mampu mendorong orang yang dipimpinnya untuk melaksanakan kebijakan tersebut, untuk berdedikasi penuh dalam mengeksplore setiap kemampuan yang sepenuhnya untuk kemajuan dalam kehidupan berorganisasi, bermasyarakat serta berkomunitas yang lebih luas lagi. 

Tokoh-tokoh inspiratif di dunia ini telah banyak kita temui di berbagai bidang, laki-laki maupun perempuan. Siapapun, tidak terkecuali, baik laki-laki maupun perempuan selalu bisa berperan sebagai seorang inspirator, seorang pemimpin. 

Persoalan yang seringkali menimbulkan polemik mengenai peran sosial, kemitraan dan keadilan antara laki-laki dan perempuan dalam lingkup agama, adat dan budaya tidak dapat ditempatkan secara karambol dan dicampuradukkan bila kita berbicara mengenai kepentingan masyarakat yang lebih luas.


Pemimpin adalah mereka yang mampu menginspirasi
Hj. Nuriaty Damanik, SH
Kaidah-kaidah dalam beragama, beradat dan berbudaya bukan untuk diperdebatkan dan menjadi halangan, terutama bagi seorang perempuan untuk menjadi seorang pemimpin, seorang inspirator. 

Selama prinsip-prinsip kesopanan tetap dijaga, kehormatan tetap dijunjung tinggi, dan prinsip toleransi dalam koridor yang tepat juga tetap dijaga. Yang perlu digarisbawahi dalam hal ini adalah bahwa bagaimana perempuan memimpin masyarakat yang lebih luas secara efektif. 

Bila memang peran perempuan sebagai seorang pemimpin dibandingkan dengan peran laki-laki pada suatu masyarakat atau komunitas menjadi pilihan yang terbaik dengan berbagai pertimbangan kebaikan maka kepemimpinan perempuan menjadi suatu keniscayaan yang seyogyanya diterima secara baik dan didukung penuh.

Para pemimpin adalah mereka yang menginspirasi. Akan lebih anggun dan indah bila pemimpin itu perempuan, good looking, penuh keteduhan, luwes dan bersahaja, dimana dengan penuh kelembutan dan kasih sayang ia membawa kemajuan bersama dengan merangkul semua. 

Tidak ada yang salah dengan pemimpin perempuan, yang salah adalah sudut pandang kita yang seringkali terkungkung di dalam sempitnya kubah pemikiran yang lawas.

Sekarang bukan lagi perang dengan memegang senapan di dada kita, sekarang ini kita sudah masuk ke dalam perang pemikiran, perang yang lebih maya. Sekarang kita dituntut untuk semakin memperluas wawasan agar pemikiran kita juga luas yang menjadikan sudut pandang kita juga semakin luas, tidak lagi di dalam kubah yang sempit. 

Sejalan dengan perubahan lingkungan yang semakin dinamis kedepan, wawasan yang luas sangatlah diperlukan oleh seorang pemimpin.

Dunia yang menawarkan semakin banyak ketidakpastian dan sulit diprediksi menjadikan kemampuan seorang pemimpin semakin dituntut untuk dinamis pula. Fleksibilitas, teamwork, kepercayaan, dan transparansi menjadi variabel yang bisa dikatakan semakin dibutuhkan ada dalam diri seorang pemimpin masa depan. 

Kepemimpinan yang efektif dalam menghadapi perubahan dunia yang semakin dinamis menuntut pemberdayaan sumber daya yang lebih maksimal, adanya feedback dalam setiap perumusan kebijakan, komunikasi yang lebih intensif di setiap lini dalam mengejawantahkan kebijakan diiringi keterbukaan informasi dan solidnya tim kerja di dalam maupun di luar bangunan organisasi tersebut, tentunya dengan figur pemimpin yang merangkul, meneduhi semua, seorang negosiator dan eksekutor yang handal.



 Disinilah ada kecenderungan kepemimpinan perempuan menjadi pilihan, karena gaya kepemimpinan perempuan lebih menekankan pada penciptaan hubungan keakraban. Komunikasi yang membentuk kedekatan hubungan yang berkelanjutan dimana memungkinkan bagi seorang pemimpin perempuan untuk dapat memberdayakan segenap sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan adaptasinya dalam menciptakan kualitas pelayanan yang mumpuni menghadapi perubahan lingkungan yang semakin dinamis tanpa perlu terkikis. Sebuah hipotesis menunjukkan bahwa tanggung jawab perempuan lebih banyak dibanding pria. (Rel: NurPosma)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments