St Monang Saragih SH |
BERITASIMALUNGUN.COM, Bandung-“Saya tidak mau mati di rumah
kontrakan!”. Begitulah ungkapan St Adriani Heriaty Br Sinaga MH, istri dari St
Monang Saragih SH saat mengalami sakit awal tahun 2015 lalu. Ungkapan itu pula
sebagai kesaksian St Monang Saragih saat memberikan sambutan (mangampu
parsahapan) pada acara Pamongkotan (Peresmian) Rumah Keluarga St Monang
Saragih/ St Adriani Heriaty Br Sinaga di
Perum Alam Asri, Jalan Ciawitali Selatan, Cimahi Utara, Bandung, Jawa Barat,
Senin 17 Agustus 2015. ( KLIK : FOTO LENGKAP PAMONGKOTAN RUMAH ST MONANG SARAGIH)
Ibadah dan Pesta Adat Acara Mamongkot Rumah Kel St Monang Saragih/ St Adriani Heriaty Br Sinaga di Perum Alam Asri Jalan Ciawitali Selatan, Cimahi Utara Bandung, Senin 17 Agustus 2015. Foto2: Asenk Lee Saragih. |
Kesaksian Monang Saragih tentang keberadaan rumah itu begitu
mengharukan. “Istri saya mengalami sakit, dan istri saya bilang kalau dia tak
mau meninggal di rumah kontrakan. Ungkapan itu membuat saya tersadar. Dan saya
ingin tidak berbuat dosa lagi buat istri dan anak-anak yang selama 32 tahun
menderita karena berpindah-pindah rumah kontrakan. Saya sadar, saya sudah
merusak pemikiran anak-anak dan istri karena abai terhadap kepemilikan rumah,”
ujarnya.
Monang Saragih juga bercerita kalau baginya rumah bukan hal
penting. Karena menurutnya, tinggal bisa di hotel dan mengontrak rumah. Tapi
hal itu sungguh bertentangan dari keinginan istri dan anak-anaknya yang hidup
selama 32 tahun dei rumah kontrakan secara berpindah-pindah.
“Saya tersadar, rumah memang penting sebagai istana keluarga
untuk berdoa, istirahat, tempat silaturahmi keluarga. Selama 32 tahun saya
menghadapi kemiskinan ini. Saya menangis karena terharu pada akhirnya bisa
memiliki rumah saat memiliki Pahompu (Cucu). Ini adalah doa dari keluarga semua.
Rumah ini sebagai rumah doa, rumah berkat dan rumah berkumpulnya keluarga.
Pahit getirnya hidup ini, sudah saya rasakan, kini Tuhan menjawab doa istri,
anak, pahompu dan keluarga bisa memiliki rumah secara permanen,” ujar Monang
Saragih sembari meneteskan air mata.
“Awalnya perjuangan mendirikan Radio Mora di 32 Provinsi itu
lebih penting daripada rumah. Namun hati saya terenyuh, disaat istri saya sakit
dan mengatakan dirinya tak mau meninggal di kontrakan, itu membuat saya
terpukul. Dan saya berjuang untuk membeli rumah,” ucapnya.
Menurut Monang Saragih, ketertarikan dirinya dan keluarga
rumah di Perum Alam Asri, Jalan Ciawitali Selatan, Cimahi Utara, Bandung, Jawa
Barat, karena letaknya strategis dan aksesnya terbuka. Awalnya rumah itu dibeli
satu unit, dan kemudian dibeli satu unit lagi sehingga dua rumah digandeng jadi
satu dengan arsitek aslinya (Cluster). Nilai rumah tersebut berkisar Rp 2,6
Miliar.
Dibelakang rumah tersebut dibangun sebuah pendopo lengkap
dengan kolam ikan sedalam 2 meter. Monang Saragih memang bercita-cita ingin
memiliki rumah yang bisa dibangun kolam ikan kecil. Hal itu terinspirasi dari
rumah orang tuanya St Efraim Moradim Manihuruk/ R Porman br Haloho di Desa
Hutaimbaru, Kecamatan Pamatang Silimakuta, Kabupaten Simalungun, Sumut. Kampungnya
pescis berada di pinggir Danau Toba.
Monang Saragih juga bercerita tentang pemaknaan Adat
Simalungun saat meresmikan rumahnya tersebut. Sehingga Protokol (Raja Parhata)
pada acara Pamongkotan (Peresmian) Rumah itu khusus diundang dari Raya (Op Purba
Dasuha) Penasehat Partua Maujana Simalungun (PMS) Kabupaten Simalungun.
“Songon namulak Tonduy kai bapa Moses dobkonsi iresmihon
Rumahta ai. Puji Tuhan, Doa kita dijawab oleh Tuhan. Ini berkat doa-doa
keluarga kita semua. Menabung kalian ya anakku, mumpung anak-anak kalian masih kecil-kecil.
Kalau sudah sekolah atau kuliah akan sulit memperoleh rumah sendiri. Walau
kecil yang penting rumah sendiri jangan ngontrak seperti Inang Tongah kalian
ini,” ujar St Adriani Heriaty Br Sinaga.
Prosesi Pamongkotan (Peresmian) Rumah berjalan dalam Adat
Simalungun. Prosesi adat berjalan dengan baik. Acara tersebut juga
didokumentasikan (Video) dan nantinya bisa sebagai panduan pada acara serupa di
Bandung.
Sebelumnya St Dr Bonarsius Saragih Manihuruk dalam
sambutannya mengatakan, perjuangan St Monang Saragih untuk memeiliki rumah
sudah dikabulkan oleh Tuhan. “Lebih baik tidur di rumah sendiri dari pada tidur
di rumah kontrakan. Kalau tidur di rumah sendiri sering bermimpi yang
indah-indah termasuk kisah di kampung halaman. Tapi kalau di rumah kontrakan,
sering bermimpi kapan kontrakan akan dibayar,” ujarnya sembari tertawa lepas.
“Semoga rumah ini menjadi rumah berkat dan rumah doa bagi
keluarga dan jemaat. Seluruh keluarga bersukacita dengan adanya rumah ini.
Khususnya keluarga besar dariu Hutaimbaru dan Medan,” ujarnya.
Sementara itu Kol (Purn) TNI AU St Drs WM Manihuruk MM pada
sambutannya menceritakan, kisah perjalanan dirinya dan saudaranya ke Bandung.
Pada tahun 1960-an dirinya merantau ke Bandung untuk kuliah di Universitas
Padjadjaran.
Setelah merintis di Bandung saudaranya mengikuti jejaknya
merantau ke Bandung yakni, St Berlin Manihuruk, Sudirman Manihuruk, Amin Sar
Manihuruk, Sahala Tua Saragih Manihuruk, Juliamin Manihuruk, Monang Saragih
Manihuruk, Tiurma br Manihuruk, Bonarsius Saragih Manihuruk, Rohniuli Br
Saragih Manihuruk.
“Puji Tuhan semua berhasil meraih sarjana. Bahkan dua
mendapat gelar Dokor yakni Binarsius dan Amin Sar Manihuruk. Sementara dua
saudara saya Berlin Manihuruk dan Sudirman Manihuruk kembali ke kampung halaman
Hutaimbaru. Namun Sudirman Manihuruk sudah meninggal beberepa tahun silam
karena sakit. Perjuangan kami memang sangat pahit untuk seperti sekarang ini.
Kami panginsolat (Pendatang) di Hutaimbaru. Bapak kami dulu tukang dan guru.
Jadi kami merantau ke Hutaimbaru. Kami adalah anak orang miskin yang berjuang
menimba ilmu di perantauan, khususnya di Bandung,” ujarnya.
“Perjuangan hidup Monang Saragih hingga bisa memperoleh
rumah pribadi patut disyukuri. Mendirikan usaha Radio Mora juga sebagai berkat
yang harus disyukuri. Kami bangga, adek kami Monang Saragih bisa sukses seperti
sekarang ini. Empat anak sudah kuliah dan sarjana. Dan juga sudah memiliki cucu
satu orang. Ini adalah berkat Tuhan Yang Maha Kuasa,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Keluarga Besar Manihuruk Hutaimbaru
menyerahkan bingkisan berupa ukiran 12 Murid Tuhan Yesus saat perjamuan kudus.
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari anak-anak keluarga Besar Manihuruk
Hutaimbaru.
Indonesia Raya (Video Indonesia Raya Klik Disini)
Pada Pamongkotan (Peresmian) Rumah Keluarga St Monang
Saragih/ St Adriani Br Sinaga di Perum Alam Asri, Jalan Ciawitali Selatan, lagu
Indonesia Raya juga berkumandang. Lagu Indonesia Raya dikumandangkan,
bertepatan dengan HUT RI Ke 70 ( 17 Agustus 1945- 17 Agustus 2015).
Acara dimulai pukul 10.00 WIB dipandu oleh Pendeta GKPS
Resort Bandung, Pdt Jahenos Saragih STh dan Vikaris. Acara Ibadah di luar rumah
meliputi menyanyikan Haleluya No 160: 1-2, Penyerahan Kunci kepada Pendeta dan
Majelis dan Tondong (Haloho, Sinaga, Dasuha).
Usai pengguntingan pita dan pembukaan pintu oleh Pendeta dan
Tondong Haloho, dilanjutkan dengan acara Ibadah Lanjutan di dalam rumah. Ibadah
meliputi Votum, Persembahan Pujian Keluarga, Seksi Wanita GKPS Bandung, Seksi
Pemuda GKPS Bandung, Nyanyian Haleluya No 207: 3-4, Kotbah Pdt Jahenos Saragih
dari Nats Psalm 75: 2 “Ipuji hanami do ham, ale Naibata, ipuji hanami do Ham
anjaha sidilo goran-Mu do mambaritahon halonganan na binahen –Mu”.
Kemudian Nyanyian Haleluya No 459: 1 dan 3, Doa Syafaat,
Haleluya No 411: 1-2, Doa Penutup Berkat. Usai ibadah dilanjutkan dengan
prosesi Adat Simalungun yang telah dipandu Op Purba Dasuha dan St Kalam Saragih.
Prosesi Adat Simalungun mulai dari “manurduk” pemberian “Dayok Binatur”
(masakan khas Simalungun).
Acara tersebut dihadiri sekitar 400 undangan. Undangan juga
dihibur oleh Trio Batarade dan juga personil Ondoz Trio (Fujiderman Manihuruk).
Acara berjalan dengan baik dalam penuh sukacita dan kekeluargaan.
Suksesnya acara itu juga kekompakan Boru Manihuruk dalam
‘Marhobas”. Juga dukungan dari Keluarga Besar dari Ujung Silumbak, Tangga Batu,
Sigungung, Sirpang Sigodang (Saurtua Sipayung-CS) dalam membuat masakan Khas
Adat Simalungun. Selamat Memasuki Rumah Baru. Semoga Menjadi Rumah Doa dan
Rumah Pangalopan Gogoh. (Asenk Lee Saragih)
Rumah Kel St Monang Saragih/ St Adriani Heriaty Br Sinaga di Perum Alam Asri Jalan Ciawitali Selatan, Cimahi Utara Bandung, Senin 17 Agustus 2015. Foto2: Asenk Lee Saragih. |
Ibadah dan Pesta Adat Acara Mamongkot Rumah Kel St Monang Saragih/ St Adriani Heriaty Br Sinaga di Perum Alam Asri Jalan Ciawitali Selatan, Cimahi Utara Bandung, Senin 17 Agustus 2015. Foto2: Asenk Lee Saragih. |
0 Comments