Info Terkini

10/recent/ticker-posts

SEDIH MENJADI PENDUDUK SUMUT

Foto: Grandyos Zafna
Gatot Pujo Nugroho dan istrinya, Evi Susanti.. Foto Google.
Untuk kedua kalinya, sejak 2007, dua Gubernur Sumatera Utara masuk penjara, dan sebagai penduduk Kota Medan, sedihnya dua kali, karena dua kali walikota masuk penjara. Semuanya karena korupsi.

Inikah cita-cita reformasi?

Syamsul Ariifin yang terpiilih pada Pilgubsu 2008, adalah Gubernur Sumatera Utara sejak 16 Juni 2008 hingga diberhentikan (oleh karena ia terjerat kasus korupsi) pada 21 Maret 2011.

Gatot Pujonugroho, gubernur yang terpilih pada Pilgubsu 2013, adalah Gubernur Sumatera Utara sejak 14 Maret 2013. Sebelumnya, Gatot merupakan Plt. Gubernur Sumatera Utara sejak 2011 hingga 2013 menggantikan Syamsul Arifin yang terjerat kasus korupsi.

Malam ini, seluruh televisi berita swasta (TV-One, Metro TV) memberitakan Gatot Pujonugroho resmi ditahan KPK di Rutan Cipinang, Jakarta, setelah dua kali diperiksa KPK sebagai tersangka dalam kasus penyuapan hakim PTUN Medan. 

Sebagai penduduk Medan, lebih sedih lagi. Dua walikota kami Abdillah dan Rahudman Harahap juga terjerat kasus korupsi.

Abdillah menjadi walikota selama dua periode (2000—2005 dan 2005—2010), namun diberhentikan pada Mei 2008 setelah selama hampir setengah tahun ditahan kepolisian karena tuduhan korupsi.

Rahudman Harahap adalah Walikota Medan yang mulai menjabat pada 26 Juli 2010 namun dinonaktifkan oleh Menteri Dalam Negeri pada 14 Mei 2013 karena menjadi terdakwa dalam kasus korupsi Tunjangan Penghasilan Aparat Pemerintahan Desa (TPAPD) tahun 2005.

Inikah buah Reformasi di Sumatera Utara? Dua kali memilih Gubernur, dua-duanya koruptor. Dua kali memilih walikota, dua-duanya koruptor.

Teman-teman, memilih pemimpin karena uang dan buta nurani begini. Masih mau memilih pejabar karena tebar pesona dan "uang". Dua gubernur di atas, dan dua walikota Medan sangat rajin membantu rumah ibadah. Sumbangannya luar biasa besarnya. . Untuk gereja yang kecil aja, saya pernah saksikan Abdillah membantu hingga Rp 25 juta.

Masyarakat Sumut, khususnya masyarakat Medan, jangan pilih pemimpin hanya karena dia rajin membantu rumah ibadah, rajin mendatangi Anda ketika mau Pilkada.

Partai politik juga jangan asal mencalonkan Kepala Daerah. Jangan karena maharnya mahal, Parpol mencalonkannya. Kalau betul-betul parpol cinta rakyat, hapuslah "mahar" kawan-kawan. Berilah kami rakyat ini calon pemimpin yang bersih.

Kasihanilah kami. Empat kali kami meninggalkan pekerjaan, turut pilkada, kami hanya dihadiahi Gubernur dan Walikota koruptor. Semoga! (St Jannerson Girsang)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments