Jannerson Girsang |
Pagi ini (Kamis 24 September 2015) suara azan Lebaran
Idul Adha menggema di sekeliling Perumnas Simalingkar, Medan. Saya duduk
di teras menyaksikan rekan-rekan kaum muslimin dan muslimat bergerak
menuju Mesjid. Cuaca pagi ini cukup cerah di Medan. Secerah
suasana hati rekan-rekan saya yang beragama Islam dalam menyambut Hari
Raya Idul Adha. Hari Raya Idul Adha, tidak hanya menjadi kebahagiaan
bagi umat Muslim. Tetapi juga bagi tetangga-tetangga mereka yang berbeda
agama.
Rumah kami bersebelahan dengan pak Halim dan istrinya ibu Yuli,
pasangan Muslim yang taat dan baik. .Sebagai tetangga, kami sekeluarga
yang beragama Kristen turut merasakan kebaikan mereka selama
bertetangga.
Enam tahun lalu, saya menulis pengalaman saya di Hari Idul Adha di sebuah harian di Medan. .
30 Nopember 2009, saat Lebaran Idul Adha tetanggaku menyapaku di sore hari:
"Pak Girsang, mana ibu,"ujar ibu Yuli sambil tersenyum, seraya menyerahkan sebuah bungkusan plastik.
Saat itu, istri saya sedang tidak berada di rumah. Dia keluar bersama
anak bungsu saya memanfaatkan libur hari Raya Idul Adha dengan
jalan-jalan. Mungkin beberapa jam sebelumnya, ibu Yuli sudah
mencari-cari kami.
"Dari tadi rumahnya tutup ya," katanya. Bungkus plastik itu berisi daging kurban untuk kami.
Setiap tahun, pada Hari Raya Idul Adha, ibu Yuli selalu menyisihkan
daging sapi bagi kami. Meskipun kami bukan Muslim. Ibu Yuli melakukan
hal yang sama, sejak 1996, awal kami mulai bertetangga. Kami merasakan
sebuah kedamaian bertetangga sesama umat yang berbeda agama. Kami tidak
pernah terkungkung oleh perbedaan, tetapi kami melihatnya sebagai sebuah
karunia Tuhan.
"Saya teringat pengalaman saya di Ciamis, Jawa
Barat di era 1980-an, ketika kami bertugas di sana. Almarhum Haji
Badrudin pemilik rumah kos yang kami tempati di Jalan Sudirman 132 di
kota itu, senantiasa menyisihkan daging kurban Idul Adha kepada keluarga
kami. Begitu indahnya bertetangga andaikata kita memahami persamaan :
saling menghargai dan menghormati satu sama lain".
"Marilah
melakukan tindakan-tindakan sederhana untuk membuahkan kedamaian dengan
tetangga kita dan pada akhirnya kedamaian di bumi Indonesia ini".
Selamat Merayakan Idul Adha 1436 Hijriah bagi rekan-rekanku Rizali H. Nasution, Rizal Surya, Armin Rahmansyah Nasution, Rahmat Mulia Nasution, Khairiah Lubis, Lubis Bersihar, Mohamad Daniel Abdullah Krisyanto, Abdul Kadir Usman, Abdul Gaffar, Imam Wahyudi, Dahlan Rebo Pahing, Dadan Hendana, Suyatno Yatno, Bambang Sumaryanto, Bambang Soed, Adelina Savitri Lubis, Meuthia Fadila Fachruddin, Attia Nur, Muhammad Sulaiman, Muhammad Joni. Arafat Arka, Parada Al Muqtadir cs, Kartini Zalukhu, Seri Kamila Parinduri, Ranggini Triyono, Evalisa Siregar, Nian Poloan, Bahrul Alam, Naomi Kirei Dwi Endah Purwanti, Putri Sonya Juniartika, Eka Handayani Ginting, Eka Azwin Lubis, Siti Mardiana, Cikwo Elva S dan rekan-rekan muslimin dan muslimat yang tak dapat kusebut satu per satu. (St Jannerson Girsang)
0 Comments