![]() |
Para pemain sepak bola PSMS Medan.(ANTARA FOTO/Septianda Perdana) |
Bermain dengan 10 Orang, PSMS Juara Piala Kemerdekaan
BERITASIMALUNGUN.COM, Surabaya-Tim Kesebelasan PSMS Medan akhirnya menekul Persinga Ngawi 2: 1 pada Final Piala Kemerdekaan akan
dilangsungkan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (13/9/2015)
malam.
PSMS Medan menjadi juara Piala Kemerdekaan setelah
mengalahkan Persinga Ngawi di partai puncak yang berlangsung di Stadion
Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (13/9).
Pada partai puncak
kejuaraan yang digelar Kementerian Pemuda dan Olahraga lewat Tim
Transisi itu pemain kedua kesebelasan mengenakan pita hitam. Pita yang
menjadi tanda belasungkawa untuk korban jatuhnya alat berat di Masjidil
Haram, Mekah.
Gol Persinga dalam partai final itu dilesakkan
gelandang Jefri Kurniawan (26'). Adapun gol PSMS dicetak penyerang
pengganti PSMS Aldino Herdianto (61'), dan Gol kemenangan PSMS
dilesakkan Legimin Raharjo pada menit pertama perpanjangan waktu babak
kedua.
Pada laga tersebut, Persinga memimpin lebih dulu lewat
Jefri Kurniawan pada menit ke-26. Lewat skema serangan balik cepat Jefri
berhasil menjebol gawang PSMS yang dikawal Guntur Pranata.
Pada
menit ke-37, PSMS mendapatkan peluang emas lewat Muhammad Guntur Triaji.
Sayang tendangan bebas Guntur masih mengenai tiang gawang Persinga.
PSMS
tampaknya akan berat menghadapi partai final kejuaraan yang digelar Tim
Transisi Kemenpora tersebut. Pasalnya pada menit ke-38 Asrul Rohundua
mendapatkan kartu kuning kedua yang membuatnya harus diusir keluar
lapangan.
Asrul mendapat kartu kuning kedua karena menekel keras Jefri. Akhirnya, Persinga menutup babak pertama dengan keunggulan 1-0.
Tim
dengan julukan Laskar Alas Ketonggo itu tercatat melepas tujuh tembakan
(lima on target dan dua yang diblok), sementara PSMS melepas 10
tembakan (tujuh on target, satu diblok) pada babak pertama.
Pada
babak pertama itu Persinga lebih banyak melakukan pelanggaran, hingga 16
kali (tiga kartu kuning). Di sisi lain, tim Ayam Kinantan mendapat
hukuman pelanggaran hingga delapan kali (tiga kartu kuning--dua kartu
kuning berbuah kartu merah).
Pada babak kedua, Pelatih PSMS,
Suharto, mencoba menambah stamina segar di lini depan. Pada menit ke-54,
Tambu Dibty Naibaho diganti Aldino Herdianto.
Keputusan Suharto tepat, karena Aldino berhasil mencetak gol penyeimbang pada menit ke-61.
Berhasil
mencetak gol penyeimbang menambah semangat tim PSMS. Performa skuat
Ayam Kinantan di babak kedua ini tak terlihat seperti telah kehilangan
satu pemain di lapangan.
Pada menit ke-88 Persinga mendapatkan tendangan bebas di posisi yang menguntungkan di depan kotak penalti.
Tendangan
bebas yang diambil Ali Usman gagal menembus pagar betis tim PSMS.
sebaliknya skuat PSMS segera merebut bola untuk melakukan serangan
balik.
Pada menit ke-90, PSMS mendapatkan tendanga bebas di sisi kiri pertahanan Persinga.
Guntur Triaji yang mengambil tugas sebagai penendang bola mati itu mengirim bola ke dalam kotak penalti Persinga.
Legimin yang berdiri bebas berhasil menyundul bola itu melambung ke dalam gawang Pesinga melewati kiper Aditya Fajar Haribowo.
Hasil final yang dramatis bagi PSMS Medan.
Susunan pemain:
PSMS:
Guntur Pranata, Wanda Syahputra, Hardiantono, Wiganda Pradika, Syaiful
Ramadhan (Choirul Hidayat 75'), Asrul Rohundua, Muhammad Guntur Triaji,
Suhandi, Erwin Ramdani, Legimin Raharjo, Tambun Dibty Naibaho (Aldino
Herdianto 53')
Persinga: Aditya Fajar Haribowo,
Afif Rosidi, Andre Oki Sitepu, Slamet Sampurno, Harris Adyatma Kartika
Yudha (M Fathurozi 88'), Jefri Kurniawan, Andre Eka Prasetya, Muhammad
Zamnur, Slamet Hariyadi, Ali Usman, R. Sucipto (Yano Mahendra Tomi
Atmaja 52') . (CNN Indonesia)
Awalnya Sama Sama Optimis
"Ya, kalau
keseluruhan sudah siap tempur untuk pertandingan nanti malam.
Mudah-mudahan bisa memberi gelar juara dan membanggakan masyarakat
Medan," kata Andry Mahar, Manajer PSMS Medan, ketika dihubungi.
"Saya
pikir anak-anak hanya perlu main konsisten. Dan menjaga supaya Persinga
tidak ada kesempatan untuk membobol Gawang kami. Semua pemain Persinga
kuat dan semua perlu diwaspadai. Mereka adalah tim yang luar biasa, kami
(PSMS Medan) pemain muda akan tampil habis-habisan dan berharap bisa
menang pada laga final nanti malam."
"Kami tidak ingin
berandai-andai menang berapa. Menang selisih satu angka saja sudah bagus
buat kami. Terlebih mereka didukung oleh suporter mereka di Jawa Timur
sana. Tapi walau begitu kami optimistis bisa menang lawan mereka,"
bebernya.
Manajer Persinga Ngawi Dwi Rianto turut mengungkapkan
optimisme berbalur kewaspadaan senada. Ia juga menambahkan terus
menggembleng mental para pemain guna menghadapi PSMS.
"Tentu ini
merupakan PR bagi kami bersama pelatih bagaimana mempersiapkan mental
mereka. Sebisa mungkin kami terus memotivasi mereka sehingga tidak
menggangu secara non-teknis dari permainan yang nanti akan dimainkan,"
sebutnya.
Panpel Cetak 40 Ribu Tiket
Sementara
itu pihak panitia pelaksana memprediksi final Piala Kemerdekaan akan
disarati penonton. Untuk itu panpel telah menyiapkan 40 ribu lembar
tiket yang bisa dibeli lewat tiket box di kawasan stadion.
Selain
mempersiapkan tiket, pihak panpel juga sudah menyiapkan personil
keamanan yang terdiri dari 1.000 kepolisian, 150 aparat TNI, 50 personal
gabungan dari Damkar, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan. Mereka
dipersiapkan guna mengawasi kondisi di dalam maupun luar stadion.
Partai
final rencananya kickoff pukul 20.05 WIB dan disiarkan langsung Trans7.
Sebelum itu ada pula pertandingan eksebisi antara Persebaya melawan
Persekap Pasuruan yang dimulai sekitar pukul 17.00 WIB. (Detik.com)
Ini Alasan Persinga Merendah di Hadapan PSMS

Saat konferensi pers jelang final Piala Kemerdekaan di Wisma Eri Irianto, Sabtu (12/9/2015), sangat tampak kubu Persinga Ngawi
inferior terhadap PSMS. Manajer Persinga, Dwi Rianto Djatmiko, dan
pelatih M. Hasan terkesan malu-malu dan minder di hadapan perwakilan
PSMS.
"Kami mengakui Persinga ini klub pupuk bawang yang berasal dari kota kecil, Ngawi. Soal prestasi dan sejarah, kami tak ada apa-apanya dibanding PSMS. Jadi, wajar kalau posisi kami memang di bawah mereka," tutur Dwi Rianto.
Pelatih M. Hasan malah berseloroh agar PSMS memberi kesempatan Persinga bisa meraih gelar di pentas nasional, meski hanya bertaraf turnamen. "Saya sudah lama berkecimpung di sepak bola. Jadi, saya tahu betul gaya rap-rap khas PSMS. Saya berharap anak-anak bisa mengimbangi rap-rap mereka. Ya, kalau boleh, teman-teman PSMS beri kesempatan pada kami bisa merasakan jadi juara nasional karena klub ini masih miskin koleksi piala di tingkat nasional," ucap M. Hasan.
Selidik punya selidik, rasa jeri sedang menghinggapi para pemain klub berjuluk Laskar Ketonggo itu. Pasalnya, selama tiga kali jadi finalis sejak Divisi Tiga hingga Divisi Satu, Persinga hanya mampu keluar sebagai runner-up. Menariknya, saat final Divisi Dua dan Satu, Slamet Hariyadi dkk. dijegal klub-klub asal Sumut.
"Divisi Dua kami dikalahkan Nusa Ina. Klub ini asal Ambon. Tapi, pemiliknya Sihar Sitorus yang berasal dari Medan. Pemainnya saat itu banyak dari Medan juga. Di final Divisi Satu, kami dijegal PS Kwarta dari Deli Serdang. Sekarang, final kemerdekaan kami menghadapi klub asli Medan, PSMS. Semoga yang ketiga ini, kami bisa jadi juara. Bukan spesialis runner-up," kata Slamet Hariyadi, striker Persinga.
"Kami mengakui Persinga ini klub pupuk bawang yang berasal dari kota kecil, Ngawi. Soal prestasi dan sejarah, kami tak ada apa-apanya dibanding PSMS. Jadi, wajar kalau posisi kami memang di bawah mereka," tutur Dwi Rianto.
Pelatih M. Hasan malah berseloroh agar PSMS memberi kesempatan Persinga bisa meraih gelar di pentas nasional, meski hanya bertaraf turnamen. "Saya sudah lama berkecimpung di sepak bola. Jadi, saya tahu betul gaya rap-rap khas PSMS. Saya berharap anak-anak bisa mengimbangi rap-rap mereka. Ya, kalau boleh, teman-teman PSMS beri kesempatan pada kami bisa merasakan jadi juara nasional karena klub ini masih miskin koleksi piala di tingkat nasional," ucap M. Hasan.
Selidik punya selidik, rasa jeri sedang menghinggapi para pemain klub berjuluk Laskar Ketonggo itu. Pasalnya, selama tiga kali jadi finalis sejak Divisi Tiga hingga Divisi Satu, Persinga hanya mampu keluar sebagai runner-up. Menariknya, saat final Divisi Dua dan Satu, Slamet Hariyadi dkk. dijegal klub-klub asal Sumut.
"Divisi Dua kami dikalahkan Nusa Ina. Klub ini asal Ambon. Tapi, pemiliknya Sihar Sitorus yang berasal dari Medan. Pemainnya saat itu banyak dari Medan juga. Di final Divisi Satu, kami dijegal PS Kwarta dari Deli Serdang. Sekarang, final kemerdekaan kami menghadapi klub asli Medan, PSMS. Semoga yang ketiga ini, kami bisa jadi juara. Bukan spesialis runner-up," kata Slamet Hariyadi, striker Persinga.
![]() |
DIKERAHKAN - Anggota TNI AD aktif yang berasal dari berbagai kesatuan di Jatim dikerahkan Pangkostrad Letjen TNI, Edy Rahmayadi untuk mendukung PSMS Medan di final Piala Kemerdekaan. (Bola.com/Robby) |
Partai puncak Piala Kemerdekaan yang mempertemukan Persinga Ngawi
dengan PSMS Medan di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Minggu
(13/9/2015) malam, bakal meriah. Selain Bonek Mania yang telah berjanji
memadati stadion termegah di Jawa Timur itu, kubu Persinga dan PSMS pun
akan mengerahkan suporter fanatiknya.
“Hari ini sekitar 7.00 suporter PSMS berangkat ke Surabaya dengan
pesawat terbang. Mereka akan bergabung dengan pendukung kami yang hadir
saat partai semifinal melawan Persepam MU kemarin. Kami juga akan
mengundang warga Sumatra Utara yang domisili di Surabaya untuk memberi
semangat para pemain di final besok,” kata Andy Mahyar, Manajer PSMS.
Yang menarik, sebenarnya saat laga empat besar lalu pendukung PSMS
bukan murni suporter fanatik mereka. Para pendukung yang meneriakkan
yel-yel di tribun VIP para pria gagah berambut cepak.
Selidik punya selidik, ternyata mereka adalah anggota TNI AD aktif
yang berasal dari berbagai kesatuan di Jatim. Pangkostrad Letjen TNI Edy
Rahmayadi yang sebelumnya menjabat sebagai Pangdam Bukit Barisan lah
yang mendatangkan sekitar seribu anggota TNI AD itu di Stadion GBT.
“Sebelum diangkat sebagai Pangkostrad, Pak Edy sebagai Pangdam Bukit
Barisan. Atas jasa beliau lah PSMS dibangkitkan lagi dari keterpurukan
dan mati suri. Makanya, kami anggap wajar bila beliau berusaha bagaimana
tim ini tetap dapat dukungan di Surabaya. Jika nanti digabung dengan
suporter asal Medan, kami akan didukung sekitar dua ribu orang,” tutur
Andy Mahyar.
Tak mau kalah dengan rivalnya, Manajer Persinga, Dwi Rianto Djatmiko
mengungkapkan ada mobilisasi besar-besaran warga dan Pastimania—julukan
kelompok suporter Persinga—untuk menyuntik semangat Slamet Hariyadi dkk.
melawan PSMS nanti.
“Karena tim Persinga ini membawa nama Ngawi, maka kami wajibkan tiap
kecamatan mengirimkan warga atau pendukung tim sebanyak dua bus. Ini
belum termasuk suporter sejati Pastimania yang berangkat swadaya atau
dikordinir korwil-korwil,” ungkap Dwi Rianto Djatmiko yang juga menjabat
Ketua DPRD Kabupaten Ngawi ini.
Jika di Ngawi ada 19 kecamatan, maka total ada 38 bus yang akan
memenuhi halaman parkir Stadion GBT. Kalkulasinya pengerahan warga ini
bisa mencapai 2.280 orang dengan asumsi tiap bus mengangkut 60
penumpang.
“Jika warga dari 19 kecamatan itu ditambah suporter Pastimania,
jumlahnya bisa mencapai sekitar lima ribu warga Ngawi yang akan
menyemangati anak-anak merebut gelar juara turnamen ini,” ucap Dwi
Rianto Djatmiko. (Bola.com)
0 Comments