JAKARTA–Bisnis prostitusi kelas kakap terungkap
ketika model majalah dewasa, Anggita Sari, ditangkap Kepolisian Resor
Kota Besar Surabaya setelah diduga melayani dua pria pada awal September
lalu. Dari penangkapan itu, terkuak ada dua muncikari, yakni Alen
Saputra dan Alfiana Tiasilsila, yang mengelola bisnis prostitusi
berbasis daring bernama Princes Manajemen.
Tidak tahan terus-menerus dicecar publik, Anggita akhirnya
terang-terangan mengakui bahwa dia adalah wanita berinisial AS yang
masuk dalam daftar 83 nama yang didistribusikan Princes Manajemen.
Ketika kasus pelacuran itu terbongkar, Anggita sempat membantah inisial
yang dimaksud adalah dia.
Menurut kuasa hukumnya, Pieter Ell, pengakuan Anggita bahwa dia AS
tidak serta-merta menjelaskan kliennya menjajakan diri saat tertangkap
di Surabaya. “Anggi hanya mengakui bahwa dia wanita berinisial AS.
Kemungkinan besar, Anggi dijebak, karena tujuan Anggi ke Surabaya bukan
seperti yang diberitakan,” ujar Pieter.
Pieter menuturkan maksud kedatangan mantan pacar gembong bandar
narkoba, Freddy Budiman, itu ke Surabaya adalah ada urusan pribadi dan
tidak berhubungan dengan manajemen mana pun, termasuk manajemen artis
yang menaunginya. “Urusan pribadi. Katanya kan ada produser yang mau
menawarinya pekerjaan di Surabaya,” ucap Pieter.
Menurut Pieter, hal ini senada dengan pernyataan Anggi melalui akun
@anggitasariofficial91. Dia mengatakan, “Dengan bpk pieter ell yang
sudah resmi menjadi lawyer saya, saya akan membuktikan kejanggalan drama
prostitusi saya.”
Sebelumnya, banyak orang bertanya bagaimana kabar Anggita setelah
dikabarkan terlibat dalam skandal prostitusi berbasis daring. Anggita
mengaku kapok menjadi pelacur. Pieter menegaskan, pengakuan kliennya
dilakukan secara sadar dan atas kemauan sendiri. Bahkan, menurut Pieter,
saat ini kondisi kliennya baik-baik saja dan tidak depresi.
Pieter menjelaskan, kliennya itu sudah berhenti menjajakan tubuhnya.
Bermodal titel sarjana ekonomi, ujar Pieter, Anggita kini bekerja di
suatu perusahaan swasta. “Dia lagi mengurus surat-surat untuk bekerja di
kantor. Dia ingin kerja kantoran,” tutur Pieter. “Dia sarjana ekonomi
perguruan tinggi swasta dengan IP di atas 3.”
Bisnis prostitusi kelas kakap ini terungkap ketika Anggita dibekuk
Polrestabes Surabaya di sebuah hotel di Jalan Embong Malang, Surabaya,
Jawa Timur, awal September 2015. Bahkan Anggita sempat membocorkan identitas hidung belang kelas kakap (politisi hingga pengusaha dan juga pejabat publik) yang biasa memesan dirinya.
Saat ditangkap, Anggita dalam keadaan
teler karena pengaruh narkoba sehabis melayani dua tamu atas permintaan
dua germo: Alfania dan Alen.
Saat ini kasus prostitusi dan narkoba yang menimpa Anggita masih
menunggu proses persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya. Dalam kasus
tersebut, Anggita masih berstatus sebagai saksi. (***)
0 Comments