JSM Damanik. Foto FB |
BERITASIMALUNGUN.COM, Siantar-Ibu penderita kanker payudara atas nama Elly Damanik
yang ditinggal pergi suaminya Marga Simanjuntak PNS di Kabupaten Simalungun
akhirnya meninggal dunia pada Senin 5 Oktober 2015 pukul 03.00 dinihari di RS Adam Malik.
Jenazah kini dibawa tiga anaknya ke kampung di Jalan Pdt
J. Wismar Saragih Gang Karsim Blok II Pematang Siantar. Jika "kawan-kawan mau komfirmasi dapat menghubungi anaknya
Cindy di no 085370785372. Sampai saat ini suaminya Marga Simanjuntak itu
tidak datang mengurus isterinya yang sudah meninggal bahkan membawa
uang yang disiapkan untuk perobatan. Semoga diterima Tuhan disisinya
dan keluarga tabah menerima, Tuhan memudahkan semua urusan pemakaman," ujar JSM Damanik salah seorang kerabat keluarga almarhum. (Lee)
Suami Telantarkan Istri Sakit Kanker
MEDAN - Penderita kanker payudara stadium empat,
Elly Damanik yang ditelantarkan suaminya (Iskak Simanjuntak)
menghembuskan nafas terakhir di Ruang Pemulihan (ICU) Rumah Sakit Umum
Pusat Adam Malik, Senin (5/10/2015) sekitar pukul 03.00 WIB subuh.
Sindi Simanjuntak, putri pertama Elly Damanik mengirimkan pesan singkat kepada Tribun-Medan.com bahwa ibundanya telah meninggal dunia.
Ia juga memohon doa agar tuhan memberikan kemudahan untuk keluarga. "Selamat pagi, mama saya sudah meninggal dunia. Kami sudah di jalan menuju Siantar pak," ujarnya lewat pesan singkat.
Elly Damanik, meninggalkan tiga orang anak yang masih kecil. Adapun ketiganya Sindi Simanjuntak (14), duduk dibangku kelas tiga SMPN 3 Siantar, Teresia Simanjuntak (13), sedang duduk dibangku kelas dua SMPN 3 Siantar dan Kristian Simanjuntak (8) pelajar kelas tiga sekolah dasar.
Suami Telantarkan Istri Sakit Kanker
"Selamat Pagi, Mama Sudah Meninggal Dunia Pak"
ELLY Damanik dan kedua anaknya di RSUP Adam Malik, Medan, Kamis (1/10/2015) . |
Sindi Simanjuntak, putri pertama Elly Damanik mengirimkan pesan singkat kepada Tribun-Medan.com bahwa ibundanya telah meninggal dunia.
Ia juga memohon doa agar tuhan memberikan kemudahan untuk keluarga. "Selamat pagi, mama saya sudah meninggal dunia. Kami sudah di jalan menuju Siantar pak," ujarnya lewat pesan singkat.
Elly Damanik, meninggalkan tiga orang anak yang masih kecil. Adapun ketiganya Sindi Simanjuntak (14), duduk dibangku kelas tiga SMPN 3 Siantar, Teresia Simanjuntak (13), sedang duduk dibangku kelas dua SMPN 3 Siantar dan Kristian Simanjuntak (8) pelajar kelas tiga sekolah dasar.
Iskak
Simanjuntak sempat dipanggil istrinya Elly Simanjuntak melalui
pengumuman di koran, sampai istrinya yang mengidap sakit kanker stadium
empat meninggal di rumah sakit.
Hingga menghembuskan nafas, Iskak Simanjuntak (suami Elly Damanik) tidak pulang untuk melihat istrinya. Padahal, pihak keluarga sudah melayangkan iklan panggilan. Bahkan,
berbagai media lokal di Medan telah melakukan peliputan tentang kondisi
Elly yang semakin kritis.
Sebelum meninggalkan rumah, pada 1 Agustus 2015, Iskak Simanjuntak
mengambil ATM milik Elly Damanik yang berisi uang untuk keperluan biaya
pengobatan.
Bahkan, keluarga besar Iskak Simanjuntak yang berada di Jalan Gaperta
Ujung, Medan tidak menjenguk Elly Damanik di Rumah Sakit Umum Pusat
Adam Malik.
Sebelumnya saat masih hidup Elly Damanik yang dijumpai tengah
terbaring di RSUP Adam Malik, Kamis (1/10/2015) wajahnya terlihat pucat.
Ia berharap suaminya itu kembali dalam keadaan sehat dan bisa bertemu
kembali dengan dirinya dan anak-anaknya.
Tercatat sudah empat bulan belakangan kondisi fisik Elly merosot
drastis. Kanker yang menggerogoti payudaranya sudah mencapai stadium
empat.
"Saya tidak tahu ke mana dia. Sejak dua bulan lalu dia pergi dan tidak pernah lagi kembali ke rumah," ujar Elly.
Awalnya menurut Elly suaminya itu minta kartu ATM yang selama ini dipegangnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
Pasalnya gaji yang diperoleh suaminya sebagai PNS di Pemkab Simalungun ditransfer ke situ.
"Saya sendiri cuma ibu rumah tangga, nggak ada penghasilan. Alasan
dia meminta ATM, mau ambil uang sedikit untuk memperbaiki sepeda anak
saya."
Dipapar Elly, setelah memperbaiki sepeda, ia terkejut mendapati
anaknya Kristian Simanjuntak (anak nomor tiga) pulang seorang diri.
Kristian bercerita ia dititipkan ayahnya pada seorang sopir angkutan
umum dan dipesankan supaya diturunkan di gang depan rumah mereka.
"Waktu saya tanya kemana suami saya, anak saya bilang kalau ayahnya
sedang menjahitkan celana yang robek. Tapi ditunggu-tunggu sampai sore,
sampai malam, sampai besok dan sampai hari ini, tidak juga pulang. Saya
hubungi ke ponselnya tidak nyambung. Bahkan dia tidak tahu kalau saya
sekarang sudah dirawat di sini," ujar warga Jl Pendeta Wismar Saragih,
Gg Karsim, Kota Pematangsiantar ini.
Sebelum dirawat inap di RSUP Adam Malik, Elly sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD Djasaman Saragih Siantar.
"Pihak Djasaman merujuk saya ke Adam Malik supaya bisa dirawat lebih
intensif. Mereka bilang di sini peralatannya lebih lengkap."
Ditanya alasan yang membuat Iskak Simanjuntak meninggalkannya, Elly
menggelengkan kepalanya. Air matanya menitik, mengalir membasahi kedua
sisi pipinya yang kusam tak bercahaya.
Elly menyebut, ia dan Iskak Simanjuntak selama ini tidak memiliki masalah pribadi. Rumah tangga mereka langgeng-langgeng saja.
Namun memang, imbuhnya, sejak Elly dideteksi menderita kanker payudara, Iskak terkesan kurang menyetujui pengobatan medis.
Sebaliknya, ia selalu mendorong Elly agar berobat ke orang pintar atau menjalani pengobatan alternatif.
"Saya penginnya berobat ke dokter, agar bisa kemoterapi. Tapi suami
saya bilang, kalau dikemoterapi kondisi saya malah akan semakin buruk.
Sering dia bilang, kemoterapi itu membuat pasien lebih cepat mati. Saya
menurut. Tapi karena semakin gawat, keluarga saya membawa saya ke rumah
sakit," ujar Elly.
Beberapa hari setelah Iskak Simanjuntak tak kembali ke rumah,
Elly mengadu ke keluarga besarnya dan mereka kemudian memutuskan untuk
memasang iklan di koran.
Hal ini sebenarnya didorong kekhawatiran. Elly takut suaminya ini mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Kekhawatiran ini tak terbukti. Sebab setelah iklan dipasang, Iskak sempat menelepon. Namun anehnya tidak langsung kepada Elly.
"Dia menelepon tetangga kami. Juga puteri saya ini, Teresia. Kata
dia, sebenarnya dia ingin pulang. Tapi tidak punya uang. Karena itu
minta ditransferkan duit Rp 50 ribu. Juga pulsa isi 50 ribu. Sama
tetangga-tetanga kami yang datang jenguk ke sini, dia juga minta uang.
Ada juga yang mengaku sudah ngasih uangnya," kata Elly.
Kalimat Elly dibenarkan Teresia Simanjuntak. "Tapi aku nggak punya
uang, Bang. Jadi aku nggak kasih. Apalagi Mamak (Ibu) sedang sakit. Uang
kami pun tak ada. Mau minta sama siapa?" ucap Teresia.
"Setelah itu Bapak nggak pernah menelepon lagi. Sampai sekarang.
Nggak tahu kenapa. Padahal Mamak sakit keras. Bapak tahu itu. Tapi Bapak
nggak mau pulang. Harapan aku, pulanglah, Pak. Kami rindu sama Bapak.
Kami rindu berkumpul lagi kayak dulu," kata Teresia sembari terisak-
isak.
Elly sendiri dijadwalkan menjalani pemeriksaan Multi Slice Computer Tomography Scan (MSCT-Scan). Pemeriksaan ini merupakan bagian dari serangkaian perawatan yang harus ia jalani.
Perawatan-perawatan ini tentunya membutuhkan dana besar. Di lain
sisi, pascasuaminya Iskak Simanjuntak menghilang, Elly praktis tidak
memiliki penghasilan.
"Yang bekerja itu suami saya. Sejak dia pergi, dan ATM dia yang
pegang, saya tidak ada uang masuk sama sekali. Ada pun uang dari
pemberian keluarga, atau sumbangan teman dan tetangga," sebut Elly.
Ketiadaan biaya ini memusingkan Elly. Ia pun berencana menjual
rumahnya. "Selain untuk biaya pengobatan saya, bisa juga untuk
tambah-tambahan biaya pendidikan anak- anak saya, di samping makan
sehari-hari," ucapnya.
Pasangan Iskak Simanjuntak-Elly Damanik memiliki tiga anak. Sulung
bernama Sindi Simanjuntak, 14 tahun, kini duduk di kelas sembilan SMP
Negeri 3 Siantar.
Anak kedua dan ketiga masing-masing Teresia Simanjuntak (13), kelas tujuh SMP Negeri 3 Siantar, dan Kristian Simanjuntak (8), yang masih duduk di bangku kelas tiga SD. (Tribunmedan.com)
Sebelum meninggalkan rumah, pada 1 Agustus 2015, Iskak Simanjuntak mengambil ATM milik Elly Damanik yang berisi uang untuk keperluan biaya pengobatan.
Bahkan, keluarga besar Iskak Simanjuntak yang berada di Jalan Gaperta Ujung, Medan tidak menjenguk Elly Damanik di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik.
Sebelumnya saat masih hidup Elly Damanik yang dijumpai tengah terbaring di RSUP Adam Malik, Kamis (1/10/2015) wajahnya terlihat pucat. Ia berharap suaminya itu kembali dalam keadaan sehat dan bisa bertemu kembali dengan dirinya dan anak-anaknya.
Tercatat sudah empat bulan belakangan kondisi fisik Elly merosot drastis. Kanker yang menggerogoti payudaranya sudah mencapai stadium empat.
"Saya tidak tahu ke mana dia. Sejak dua bulan lalu dia pergi dan tidak pernah lagi kembali ke rumah," ujar Elly.
Awalnya menurut Elly suaminya itu minta kartu ATM yang selama ini dipegangnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka.
Pasalnya gaji yang diperoleh suaminya sebagai PNS di Pemkab Simalungun ditransfer ke situ.
"Saya sendiri cuma ibu rumah tangga, nggak ada penghasilan. Alasan dia meminta ATM, mau ambil uang sedikit untuk memperbaiki sepeda anak saya."
Dipapar Elly, setelah memperbaiki sepeda, ia terkejut mendapati anaknya Kristian Simanjuntak (anak nomor tiga) pulang seorang diri.
Kristian bercerita ia dititipkan ayahnya pada seorang sopir angkutan umum dan dipesankan supaya diturunkan di gang depan rumah mereka.
"Waktu saya tanya kemana suami saya, anak saya bilang kalau ayahnya sedang menjahitkan celana yang robek. Tapi ditunggu-tunggu sampai sore, sampai malam, sampai besok dan sampai hari ini, tidak juga pulang. Saya hubungi ke ponselnya tidak nyambung. Bahkan dia tidak tahu kalau saya sekarang sudah dirawat di sini," ujar warga Jl Pendeta Wismar Saragih, Gg Karsim, Kota Pematangsiantar ini.
Sebelum dirawat inap di RSUP Adam Malik, Elly sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD Djasaman Saragih Siantar.
"Pihak Djasaman merujuk saya ke Adam Malik supaya bisa dirawat lebih intensif. Mereka bilang di sini peralatannya lebih lengkap."
Ditanya alasan yang membuat Iskak Simanjuntak meninggalkannya, Elly menggelengkan kepalanya. Air matanya menitik, mengalir membasahi kedua sisi pipinya yang kusam tak bercahaya.
Elly menyebut, ia dan Iskak Simanjuntak selama ini tidak memiliki masalah pribadi. Rumah tangga mereka langgeng-langgeng saja.
Namun memang, imbuhnya, sejak Elly dideteksi menderita kanker payudara, Iskak terkesan kurang menyetujui pengobatan medis.
Sebaliknya, ia selalu mendorong Elly agar berobat ke orang pintar atau menjalani pengobatan alternatif.
"Saya penginnya berobat ke dokter, agar bisa kemoterapi. Tapi suami saya bilang, kalau dikemoterapi kondisi saya malah akan semakin buruk. Sering dia bilang, kemoterapi itu membuat pasien lebih cepat mati. Saya menurut. Tapi karena semakin gawat, keluarga saya membawa saya ke rumah sakit," ujar Elly.
Pasalnya gaji yang diperoleh suaminya sebagai PNS di Pemkab Simalungun ditransfer ke situ.
"Saya sendiri cuma ibu rumah tangga, nggak ada penghasilan. Alasan dia meminta ATM, mau ambil uang sedikit untuk memperbaiki sepeda anak saya."
Dipapar Elly, setelah memperbaiki sepeda, ia terkejut mendapati anaknya Kristian Simanjuntak (anak nomor tiga) pulang seorang diri.
Kristian bercerita ia dititipkan ayahnya pada seorang sopir angkutan umum dan dipesankan supaya diturunkan di gang depan rumah mereka.
"Waktu saya tanya kemana suami saya, anak saya bilang kalau ayahnya sedang menjahitkan celana yang robek. Tapi ditunggu-tunggu sampai sore, sampai malam, sampai besok dan sampai hari ini, tidak juga pulang. Saya hubungi ke ponselnya tidak nyambung. Bahkan dia tidak tahu kalau saya sekarang sudah dirawat di sini," ujar warga Jl Pendeta Wismar Saragih, Gg Karsim, Kota Pematangsiantar ini.
Sebelum dirawat inap di RSUP Adam Malik, Elly sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD Djasaman Saragih Siantar.
"Pihak Djasaman merujuk saya ke Adam Malik supaya bisa dirawat lebih intensif. Mereka bilang di sini peralatannya lebih lengkap."
Ditanya alasan yang membuat Iskak Simanjuntak meninggalkannya, Elly menggelengkan kepalanya. Air matanya menitik, mengalir membasahi kedua sisi pipinya yang kusam tak bercahaya.
Elly menyebut, ia dan Iskak Simanjuntak selama ini tidak memiliki masalah pribadi. Rumah tangga mereka langgeng-langgeng saja.
Namun memang, imbuhnya, sejak Elly dideteksi menderita kanker payudara, Iskak terkesan kurang menyetujui pengobatan medis.
Sebaliknya, ia selalu mendorong Elly agar berobat ke orang pintar atau menjalani pengobatan alternatif.
"Saya penginnya berobat ke dokter, agar bisa kemoterapi. Tapi suami saya bilang, kalau dikemoterapi kondisi saya malah akan semakin buruk. Sering dia bilang, kemoterapi itu membuat pasien lebih cepat mati. Saya menurut. Tapi karena semakin gawat, keluarga saya membawa saya ke rumah sakit," ujar Elly.
Beberapa hari setelah Iskak Simanjuntak tak kembali ke rumah,
Elly mengadu ke keluarga besarnya dan mereka kemudian memutuskan untuk
memasang iklan di koran.
Hal ini sebenarnya didorong kekhawatiran. Elly takut suaminya ini mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Kekhawatiran ini tak terbukti. Sebab setelah iklan dipasang, Iskak sempat menelepon. Namun anehnya tidak langsung kepada Elly.
"Dia menelepon tetangga kami. Juga puteri saya ini, Teresia. Kata dia, sebenarnya dia ingin pulang. Tapi tidak punya uang. Karena itu minta ditransferkan duit Rp 50 ribu. Juga pulsa isi 50 ribu. Sama tetangga-tetanga kami yang datang jenguk ke sini, dia juga minta uang. Ada juga yang mengaku sudah ngasih uangnya," kata Elly.
Kalimat Elly dibenarkan Teresia Simanjuntak. "Tapi aku nggak punya uang, Bang. Jadi aku nggak kasih. Apalagi Mamak (Ibu) sedang sakit. Uang kami pun tak ada. Mau minta sama siapa?" ucap Teresia.
"Setelah itu Bapak nggak pernah menelepon lagi. Sampai sekarang. Nggak tahu kenapa. Padahal Mamak sakit keras. Bapak tahu itu. Tapi Bapak nggak mau pulang. Harapan aku, pulanglah, Pak. Kami rindu sama Bapak. Kami rindu berkumpul lagi kayak dulu," kata Teresia sembari terisak- isak.
Elly sendiri dijadwalkan menjalani pemeriksaan Multi Slice Computer Tomography Scan (MSCT-Scan). Pemeriksaan ini merupakan bagian dari serangkaian perawatan yang harus ia jalani.
Perawatan-perawatan ini tentunya membutuhkan dana besar. Di lain sisi, pascasuaminya Iskak Simanjuntak menghilang, Elly praktis tidak memiliki penghasilan.
"Yang bekerja itu suami saya. Sejak dia pergi, dan ATM dia yang pegang, saya tidak ada uang masuk sama sekali. Ada pun uang dari pemberian keluarga, atau sumbangan teman dan tetangga," sebut Elly.
Ketiadaan biaya ini memusingkan Elly. Ia pun berencana menjual rumahnya. "Selain untuk biaya pengobatan saya, bisa juga untuk tambah-tambahan biaya pendidikan anak- anak saya, di samping makan sehari-hari," ucapnya.
Pasangan Iskak Simanjuntak-Elly Damanik memiliki tiga anak. Sulung bernama Sindi Simanjuntak, 14 tahun, kini duduk di kelas sembilan SMP Negeri 3 Siantar.
Anak kedua dan ketiga masing-masing Teresia Simanjuntak (13), kelas tujuh SMP Negeri 3 Siantar, dan Kristian Simanjuntak (8), yang masih duduk di bangku kelas tiga SD. (Tribunmedan.com)
Hal ini sebenarnya didorong kekhawatiran. Elly takut suaminya ini mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Kekhawatiran ini tak terbukti. Sebab setelah iklan dipasang, Iskak sempat menelepon. Namun anehnya tidak langsung kepada Elly.
"Dia menelepon tetangga kami. Juga puteri saya ini, Teresia. Kata dia, sebenarnya dia ingin pulang. Tapi tidak punya uang. Karena itu minta ditransferkan duit Rp 50 ribu. Juga pulsa isi 50 ribu. Sama tetangga-tetanga kami yang datang jenguk ke sini, dia juga minta uang. Ada juga yang mengaku sudah ngasih uangnya," kata Elly.
Kalimat Elly dibenarkan Teresia Simanjuntak. "Tapi aku nggak punya uang, Bang. Jadi aku nggak kasih. Apalagi Mamak (Ibu) sedang sakit. Uang kami pun tak ada. Mau minta sama siapa?" ucap Teresia.
"Setelah itu Bapak nggak pernah menelepon lagi. Sampai sekarang. Nggak tahu kenapa. Padahal Mamak sakit keras. Bapak tahu itu. Tapi Bapak nggak mau pulang. Harapan aku, pulanglah, Pak. Kami rindu sama Bapak. Kami rindu berkumpul lagi kayak dulu," kata Teresia sembari terisak- isak.
Elly sendiri dijadwalkan menjalani pemeriksaan Multi Slice Computer Tomography Scan (MSCT-Scan). Pemeriksaan ini merupakan bagian dari serangkaian perawatan yang harus ia jalani.
Perawatan-perawatan ini tentunya membutuhkan dana besar. Di lain sisi, pascasuaminya Iskak Simanjuntak menghilang, Elly praktis tidak memiliki penghasilan.
"Yang bekerja itu suami saya. Sejak dia pergi, dan ATM dia yang pegang, saya tidak ada uang masuk sama sekali. Ada pun uang dari pemberian keluarga, atau sumbangan teman dan tetangga," sebut Elly.
Ketiadaan biaya ini memusingkan Elly. Ia pun berencana menjual rumahnya. "Selain untuk biaya pengobatan saya, bisa juga untuk tambah-tambahan biaya pendidikan anak- anak saya, di samping makan sehari-hari," ucapnya.
Pasangan Iskak Simanjuntak-Elly Damanik memiliki tiga anak. Sulung bernama Sindi Simanjuntak, 14 tahun, kini duduk di kelas sembilan SMP Negeri 3 Siantar.
Anak kedua dan ketiga masing-masing Teresia Simanjuntak (13), kelas tujuh SMP Negeri 3 Siantar, dan Kristian Simanjuntak (8), yang masih duduk di bangku kelas tiga SD. (Tribunmedan.com)
0 Comments