Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Inilah Celoteh Jordi Purba di Medsos Jelang Pilkada Simalungun



Menjelang Pilkada Kabupaten Simalungun 10 tahun lalu, saya disuruh datang ke salah satu hotel berbintang di Jkt untuk acara minta dukungun dari tokoh2 Simalungun Jabodetabek kepada salah satu paslon bupati dan wakil bupati Simalungun yg mau maju bertarung waktu itu.

Dalam acara makan malam yg lumayan mewah itu, selain tokoh2 Simalungun hadir, ada juga beberapa orang yg dianggap perwakilan pemenangan sebagian besar kecamatan di Simalungun yg berdomisili di Jabodetabek. 

Saat itu setiap perwakilan disuruh bicara, apa pendapatnya untuk mendukung paslon tersebut. Hampir semua yg berbicara mendukung, bahkan ada yg menyumbang bahan untuk perbaikan jalan sebagai tanda perhatian. Lalu saya disuruh pembawa acara bicara, sebagai putra yg berasal dari Sondiraya. 

Saya sampaikan, jika ada paslon saya tau akan bermasalah kedepan apalagi itu sanina saya, maka saya tidak mau mendukung dan mengelu-elukannya untuk maju terus. Analogi saya, jika sanina saya, saya tau mau jatuh ke jurang, bukan saya dorong dan elu2kan tapi saya tarik untuk tidak masuk jurang. 

Setidaknya perbaiki dulu masalahnya untuk tidak masuk jurang. Rupanya sikap saya itu dianggap sebagai pendukung paslon lain yg menyusup ke acara itu. Dan karena itu saya dianggap "musuh" dlm acara itu. Akhir cerita, saninaku itupun tak menang dan calon wakilnyapun gol. Hahaha.....

Pilkada bisa membuat yg marsanina tidak nalar bahwa keluarga adalah diatas urusan pilih memilih kepala daerah. Begitulah yg terjadi sekarang ini di kampungku. *Pendukung gelap mata. (Jordi Purba)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments