Jemaat GKI Maranatha saat memberikan sumbangan (Foto: Harun Rumbarar/Suara Papua). |
JAYAPURA-Gereja Kristen Injili (GKI) Maranatha,
Polimak I, Ardipura, Jayapura, Papua, menggelar doa syukur, sekaligus
menjalankan sumbangan sukarela untuk umat Tuhan di Aceh Singkil dalam
peristiwa pembakaran gereja yang terjadi 13 Oktober 2015.
Doa syukur dan penggalangan dana yang difasilitasi oleh jemaat GKI
Maranatha ini mendapat simpati dari berbagai kalangan, termasuk kalangan
tokoh umat muslim Papua yang berada di kota Jayapura.
Gembala sidang jemaat GKI Maranatha, Pdt. Elieser Kwalepa, S.Th,
menegaskan, doa syukur dan sumbangan sukarela dilakukan untuk membantu
umat Tuhan di Aceh Singkil yang kini sedang mengungsi dan ketakutan.
“Kami memberikan sedikit yang kami punya untuk bisa membantu
membangun kembali rumah Tuhan yang dibakar kelompok agama tertentu
beberapa waktu lalu,” kata Pdt. Elieser.
‘’Hanya ini yang bisa kami lakukan untuk menolong saudara-saudara
kami di Aceh, karena mereka saat ini mengalami intimidasi dan teror dari
umat Tuhan yang berbeda aliran,” kata Pdt. Elieser.
Pdt. Elieser juga berharap agar pemerintah daerah Aceh Singkil
tidak menutup mata dan telinga dengan masalah tersebut, sebab sampai
saat ini pemerintah nampaknya diam melihat umat Tuhan yang hak-haknya
dilanggar.
“Kami umat Tuhan yang ada di Papua sangat berharap kepada pemerintah
untuk tidak melihat ini sebagai masalah sepele, sebab saya sendiri
melihat di media kalau berita ini hanya ditayangkan singkat, tidak
seperti kasus Tolikara yang disebarkan secara luas,” tegasnya.
Dikatakan, dana yang terkumpul akan disalurkan langsung kepada
umat Tuhan di Aceh Singkil, agar dapat meringankan beban mereka di sana.
"Kami juga berharap masalah ini dapat segera diselesaikan, dan terus
berdoa agar Tuhan memberikan pengampunan kepada pihak-pihak yang
melanggar dan mengganggu keutuhan umat Tuhan lain,” tegasnya. (SUARAPAPUA.com/Oktovianus Pogau)
0 Comments