Beberapa warga menceritakan kronologis kejadiaan kepada pihak kepolisian di lokasi kejadian, Senin (5/10). |
SIMALUNGUN – Seorang warga Bandar Saribu, Kelurahan
Haranggaol, ditemukan tewas mengenaskan setelah terjun dari puncak salah
satu tower di Jalan Situri-turi, Kelurahan Saribudolok, Kecamatan
Silimakuta, Senin (5/10) sekira pukul 08.00 WIB.
Informasi dihimpun dari warga yang melihat korban bernama Sarpendus
Manihuruk melakukan aksi terjun bebas dari tower dengan ketinggian lebih
kurang 50 meter, sebelum terjun, beberapa warga menyarankan agar dia
turun. Namun, Sarpendus terus berteriak dan langsung terjun.
“Saya tidak mengetahui kalau dia memanjat tower ini, namun saat saya
mendengarkan suara sorakan, saya melihat ada orang di puncak tower. Saya
masih sempat menyarankan agar dia turun,” kata br Girsang yang mengaku
sedang bekerja di ladangnya yang berada persis di samping lokasi
kejadian.
Mendengar suara teriakan dari puncak tower, warga langsung keluar dan
menyaksikan aksi Sarpendus mengakhiri hidupnya dengan terjun dari
puncak tower tersebut.
“Kami sangat terkejut dengan suara yang bersumber dari puncak tower
itu hingga akhirnya banyak warga berhamburan dari rumah dan kedai kopi,”
ujar J Purba, warga lainnya.
Melihat kejadian itu, warga langsung melaporkan kejadian tersebut
kepada pihak kepolisian. Tak lama, personel kepolisian langsung ke
lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Ditambahkan, pihaknya langsung membawa korban ke RS Bethesda Saribudolok untuk dibersihkan.
“Korban tewas di tempat kejadian dan kita langsung membawanya ke RS
Bethesda untuk dibersihkan dan menunggu keluarganya datang,” tambah AKP B
Manurung.
Dan, informasi yang disampaikan pihak kepolisian ke berbagai pihak
membuahkan hasil. Sore sekira pukul 15.00 WIB, diketahuilah bahwa korban
merupakan warga Bandar Saribu, Kelurahan Haranggaol, Kecamatan
Haranggaol Horisan dan bernama Sarpendus Manihuruk (52) yang diduga
memiliki kelainan jiwa.
Akhirnya, pihak keluarga datang ke RS Bethesda untuk menjemput
jenazah Sarpendus dikebumikan Selasa (6/10) di
Bandar Saribu, Haranggaol.
“Dia adalah keluarga kami. Selama ini dia memiliki kelainan jiwa,
namun belum terlalu parah,” kata br Haloho yang merupakan kakak ipar
korban ketika ditemui di RS Bethesda.
Br Sihaloho menambahkan, sebelumnya Sarpendus bekerja sebagai pekerja
lepas Keramba Jaring Apung (KJA) di Haranggaol dan sudah sering tidak
pulang ke rumah. Keluarga tidak mengetahui bahwa Sarpendus pergi ke
Saribudolok untuk mengakhiri hidupnya.
“Bahkan, dia sudah sering tidak pulang hingga berhari-hari. Tadi pagi
saya melihat dia menumpang motor pakkail (mobil pemancing), tapi saya
tidak mengetahui dia berangkat ke sini (Saribudolok) dan akhir
kejadiannya seperti ini,” ujarnya. (MSC)
0 Comments