Info Terkini

10/recent/ticker-posts

DESAK FIT AND PROPER TEST CAPIM KPK: Cermati DPR Bermulut "Bau" dan "Wangi"

Mari, rakyat Indonesia di seluruh dunia mendesak DPR-RI melaksanakan tugasnya melakukan fit and proper test untuk Calon Pimpinan KPK. Cermati anggota DPR bemulut "bau" dan bermulut "wangi".

Komisi III menurut pengamat, terkesan mengulur-ulur waktu melaksanakan fit and proper test bagi 8 Capim KPK. Panitia seleksi KPK--yang dipimpin seorang perempuan lulusan Universitas Harvard, sudah menyelesaikan pekerjaannya dan sudah masuk ke DPR, Oktober 2015 lalu.

Tapi sampai sekarang masih digoreng-goreng di Komisi III DPR-RI. . Padahal, Pimpinan DPR-RI sudah menyerahkan delapan nama Capim itu ke Komisi III.

Seorang pengamat, Miko Ginting, peneliti di Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia, menduga tindakan mengulur-ulur pelaksanaan fit and proper test itu adalah usaha untuk menjegal calon tertentu, memuluskan calon-calon tertentu?.

Selain itu dia menduga tindakan DPR-RI berusaha memuluskan Revisi UU KPK?

Dugaan ini bukan tidak berdasar. Upaya memuluskan Revisi UU KPK memang dilakukan kebetulan hampir bersamaan dengan Pemilihan Pimpinan KPK yang baru.

Maunya DPR, UU KPK direvsi dulu, baru dibahas Calon Pimpinan KPK. "Karena waktu itu rencananya kan revisi dulu. Tapi karena Presiden belum setuju, ya sudah kita kembalikan ke Komisi III," ujarnya Fahri Hamzah, wakil Ketua DPR-RI yang menandatangani penyerahan nama-nama Capim itu, 10 Nopember lalu. .

Tapi Jokowi tau apa maunya mereka. Beliau menunda revisi UU KPK.

Syukur, meski diulur-ulur begitu, KPK masih mampu melaksanakan tugasnya, membongkar kasus-kasus besar korupsi.
Di Sumatera Utara misalnya, KPK menahan pejabat dan mantan Ketua dan beberapa Wakil Ketua DPRD Sumut pediode 2009-2014 yang menerima gratifikasi kasus Interpelasi di provinsi itu.
Dukung KPK, merekalah yang bekerja untuk rakyat!

Rakyat harus makin cerdas mengamati ucapan, tindakan para anggota DPR kita. Beberapa diantara anggota DPR bermulut "bau"
Lihatlah apa yang dilakukan Pimpinan DPR. Bukannya mendesak anggotanya melakukan fit and proper test untuk memilih Pimpinan KPK yang baru, Mulutnya"bau".

Ketua DPR-RI justru asyik masyuk memunculkan kegiatan kontroversial. Bertemu Donald Thrump dan berkampanye untuknya.

Bahkan belakangan ketahuan, Ketua DPR itu lebih suka menemui Pimpinan Free Port, bersama pengusaha Reza Khalid, untuk memperoleh saham, untuk bisa main golf dan punya jet pribadi yang representatif.

Berani pula mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden. "Sebetulnya, kalau yang dicatut orang biasa, itu pencemaran nama baik. Tetapi, kalau kepala negara, itu kriminal kenegaraan," kata Hasyim Muzadi, dari Dewan Pertimbangan Presiden di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Rabu (18/11/2015).

Terlalu banyak "sandiwara". Beda yang diucapkan, beda pula yang dilakukan. Katanya berjuang untuk rakyat Papua, tetapi meminta saham kosong dari perusahaan yang beroperasi di Papua untuk kantong sendiri! Mau dantai di lapanga golf, mau punya pesawat jet pribadi, Suaranya sudah "bau", seperti pernah diungkap Prof Dr Sahetapy.

Cermati DPR yang bermulut "wangi" (suaranya untuk rakyat, memberantas korupsi) dan DPR bermulut "bau" (suaranya, komentar-komentarnya di media bermuatan duit untuk rekening gendut pribadi dan kelompoknya, memperjuangkan diri dan kelompoknya, bukan memperjuangkan rakyat Indonesia)!.

DPR itu wakil rakyat Indonesia, bukan wakil agama, atau golongan. Tugasnya adalah legislasi, pengawasan, bukan melobi-lobi pejabat untuk dapat "proyek", dapat duit!

Mari, seluruh rakyat Indonesia di seluruh dunia mendesak DPR-RI melaksanakan tugasnya melakukan fit and proper test untuk Calon Pimpinan KPK. (St Jannerson Girsang)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments