Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Sambangi Istana, PGI dan KWI Apresiasi Kepemimpinan Jokowi

PGI dan KWI usai bertemu Presiden Jokowi, di Istana Merdeka Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (22/12). (Foto: Martahan Lumban Gaol)
BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia mengapresiasi kepemimpinan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang telah berjalan selama 14 bulan. Mereka melihat banyak hal positif dari kepemimpinan Presiden Jokowi yang dapat menjadi teladan masyarakat.

“Hari ini penuh sukacita, PGI dan KWI diterima oleh Presidden Jokowi jelang akhir tahun. Kami mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi yang telah berjalan lebih dari setahun. 

Kami melihat banyak hal positif yang dilakukan Presiden Jokowi, terutama keteladanan beliau dalam kepemimpinan yang melayani masyarakat dan kesederahanaan beliau juga,” ucap Ketua Umum PGI, Henriette Tabita Hutabarat Lebang, dalam jumpa pers usai pertemuan dengan Presiden Jokowi, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (22/12).

Henriette menyatakan PGI akan terus mendukung kepemimpinan Presiden Jokowi, yang membawa jargon ‘Revolusi Mental’. Sebab, menurut dia, untuk membawa masyarakat Indonesia yang lebih maju dan hidup dalam terang dibutuhkan perubahan gaya hidup serta pola pikir, hal itu bisa diwujudkan dengan melakukan ‘Revolusi Mental’.


“Ini selaras dengan kehidupan umat Kristen, berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12;2),” katanya.

Romo Magnis Lapor Jokowi, Masih Banyak Orang Takut Beribadah

Franz Magnis Suseno usai acara Pemberian Tanda Kehormatan kepada 46 orang dari berbagai latar belakang, di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (13/8). (Foto: Dok. satuharapan.com/Martahan Lumban Gaol)
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menjamu sejumlah budayawan dan cendikiawan untuk makan siang bersama di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (22/12). Belasan budayawan yang terlihat hadir seperti Romo Franz Magnis Suseno, Butet Kertaredjasa, dan Sys NS. Selain makan siang bersama, mereka juga menyampaikan beberapa masukan kepada Presiden Jokowi.

Romo Magnis menyinggung masalah jaminan perlindungan terhadap umat beragama di luar agama yang diakui di Indonesia. Dia mengatakan, banyak masyarakat Indonesia yang masih takut menjalankan kehidupan beragamanya, negara belum menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing.

"Mereka yang di luar agama-agama yang diakui, ada yang betul-betul tidak dilindungi, jadi obyek kekerasan. Diharapkan tiap orang bisa beragama tanpa merasa takut," kata Romo Magnis dalam jamuan makan siang bersama Presiden Jokowi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (22/12).

Romo Magnis lebih lanjut menyinggung pentingnya negera berperang melawan korupsi. Menurut dia, perang melawan korupsi merupakan suatu hal yang sulit. Dia pun meminta Presiden Jokowi tetap berkomitmen memerangi korupsi.

Budayawan yang hadir antara lain Butet Kartarejasa, Sys NS, Franz Magnis Suseno, Nasirun, Nyoman Nuarta, Sindhunata, dan Muhammad Sobary. Jokowi didampingi Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki dan anggota Tim Komunikasi Presiden, Sukardi Rinakit.

Akhir-akhir ini Presiden Jokowi kerap mengundang sejumlah kalangan ke Istana untuk makan bersama, termasuk para pelawak hari Rabu (16/12) malam pekan lalu dan keesokan harinya para komik stand-up komedian.

PGI: Natal di NTT Peluang Jokowi Hadiri Pergumulan Rakyat

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. (Foto: Martahan Lumban Gaol)
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menilai kesediaan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, menghadiri perayaan Natal bersama tingkat nasional di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), hari Senin (28/12) mendatang, merupakan bukti nyata kehadiran pemerintah di tengah kehidupan masyarakat dalam berbagai pergumulan khusus.

PGI pun mengapresiasi langkah tersebut. "Ini akan menjadi suatu kesempatan di mana Bapak Presiden hadir di tengah kehidupan masyarakat dengan pergumulan-pergumulan yang khusus. Kita tahu baru saja terjadi bencana alam di Alor dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat di NTT, khususnya di bidang pendidikan dan ekonomi," ucap Ketua Umum PGI, Henriette Tabita Hutabarat Lebang, dalam jumpa pers usai pertemuan dengan Presiden Jokowi, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (22/12).

Dia pun yakin, kehadiran Presiden Jokowi di Kota Kupang Provinsi NTT nanti akan memberikan makna mendalam bagi masyarakat. Selain itu, kedekatan Presiden Jokowi dengan rakyat NTT juga akan menghadirkan solusi terbaik bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Kehadiran Bapak Presiden pasti akan sangat berarti bagi masyarakat di NTT," katanya.

Sebab, kata Henriette, tema Natal bersama tingkat nasional yang akan diselenggarakan PGI bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) tahun 2015 ini adalah "Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah." Tema itu terinspirasi oleh makna yang terkandung pada Kitab Kejadian 9:16, yakni Allah membarui perjanjianNya, sebuah perjanjian keselamatan dengan seluruh ciptaanNya, dan segenap keluarga Allah.

"Peristiwa Natal mengingatkan kita kembali untuk hidup sebagai keluarga Allah yang dituntun oleh pelangi kasih. Penyelamatan Allah adalah untuk seluruh ciptaan dan tandanya adalah pelangi sebagai simbol bahwa ada harapan," tuturnya. (Sumber: Martahan Lumban Gaol/SATUHARAPAN.COM) 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments