Info Terkini

10/recent/ticker-posts

BIN Siaga Sejak 100 WNI Pulang dari Suriah, Sulit Deteksi Waktu Serangan

BIN Siaga Sejak 100 WNI Pulang dari Suriah, Sulit Deteksi Waktu Serangan
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso

BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso menyebut pihaknya telah mencium sinyal aksi terorisme di Indonesia sejak November 2015. Hal ini diungkapkan dari adanya sekitar 100-an alumni ISIS yang memiliki kemampuan menyerang dari Suriah yang kembali ke Indonesia.

"Sebelum terjadi peristiwa itu (ledakan di Menara Cakrawala dan Starbucks di Jakarta), BIN sudah berikan sinyal tentang potensi teroris sejak November 2015. Yang sering saya katakan, mantan kombatan dari Suriah ada yang kembali 100 (orang) lebih," ujar Sutiyoso dalam konferensi pers di kantornya, Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (15/1/2016).

"Itu sinyal mereka punya kemampuan menyerang," imbuhnya.

Meski demikian, BIN tidak dapat mendeteksi kapan dan sasaran target dari kelompok radikal tersebut. BIN sempat mendapat informasi serangan akan dilakukan tanggal 9 Januari 2016, namun tidak terjadi.

"Aksi teroris itu tidak mengenal ruang, tempatnya tidak akan pernah tahu. Begitu juga waktu dan sasaran. Umumnya bukan di Indonesia saja, waktu saya di Paris objek vital dijaga ternyata yang diserang tempat konser. Sulit dideteksi. (Dapat informasi) Akan ada serangan tanggal 9 ternyata tidak terjadi, bisa saja dia mengubah dan ternyata tanggal 14 menyerangnya," urai Sutiyoso.

Selain itu, Sutiyoso juga menyebut ada 433 mantan napi kasus teroris. Mereka telah mengikuti serangkaian latihan militer dengan kelompok-kelompok radikal.

"Di Tanah Air ada 433 mantan napi teroris. Monitoring kami, ada pelatihan-pelatihan militer yang dilakukan kelompok radikal," terang mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Sutiyoso tidak menampik adanya keberadaan anggota kelompok ISIS di Indonesia. Dia mengimbau agar masyarakat dan BINDA (BIN Daerah) tetap waspada dan segera melapor bila melihat gerak-gerik mencurigakan di sekitar lingkungannya.

"Keberadaan ISIS di Indonesia eksis dan ada. Aparat intelijen berikan juga kontribusi dengan memberikan laporan jika di sekililingnya ada hal aneh atau tidak lazim," pungkasnya. (Detik.com) 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments