BERITASIMALUNGUN.COM, Pematangsiantar-Pembangunan
infrastruktur dan aspek lainnya di Kabupaten Simalungun selama lima tahun
terakhir tak sesuai harapan. Bahkan melenceng dari visi dan misi saat kampanye
calon kepala daerah. Hal itulah yang terjadi di Kabupaten Simalungun selama
lima tahun Periode 2010-2015 dibawah kepemimpinan JR Saragih. Bahkan akhir dari
kepemimpinan itu JRS diplesetkan dengan “Jadi Rusak Semua”.
Pembangunan
infrastruktur, seni budaya, pemerintahan, pertanian, pendidikan, kesehatan
tidak berjalan dengan baik. Jalan ke desa-desa di 31 kecamatan di Kabupaten
Simalungun masih banyak yang rusak parah. Bahkan kondisi jalan hingga tak laik
dilalui kenderaan. Kemudian soal penatalayanan pemerintahan, gonta-ganti
pejabat menjadi hal buruk sehingga tak maksimal pelayanan kepada masyarakat.
JR SARAGIH |
Hal
itu terungkap dalam perbincangan Beritasimalungun.com dengan Tokoh Masyarakat
Simalungun, St Drs Jomen Purba yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Museum
Simalungun dan Sori Lapikus Purba, Tokoh Masyarakat Simalungun Peduli Seni
Budaya Sejarah Simalungun di Museum Simalungun Jalan Sudirman Pematangsiantar 6
Januari 2016 lalu.
Menurut
Jomen Purba, kepemimpinan kepala daerah di Kabupaten Simalungun yang bertentangan dengan Motto Simalungun “Habonaron
Do Bona” kerap mendapat “murka”. Itu juga yang dialami JR Saragih kini yang
tersandung dengan pencoretan sebagai peserta Pilkada serentak ( 9 Des 2015)
yang hingga kini ditunda karena dalam proses hukum soal gugatan. (Baca Juga: Surat Palsu Lahirkan Malapetaka Penundaan Pilkada Simalungun)
“Falsafah
dan Motto Simalungun “Habonaron Do Bona” sudah ditentang JR Saragih selama
kepemimpinannya selama 5 tahun. Dia juga telah menzolimi wakilnya Hj Nuryati
Damanik yang tidak diberikan kewenangan layaknya wakil bupati. Bahkan
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Simalungun banyak yang timpang. Bangunan
hanya terfokus di Pematang Raya, tapi di 30 kecamatan lainnya minim. Selain
itu, soal seni, adat, budaya Simalungun, JR Saragih sudah berbuat fatal. Bahkan
Partuha Maujana Simalungun yang dibentuknya adalah ilegal,” kata Jomen Purba
dengan gamblang.
Kata
Jomen Purba, sebenarnya masyarakat di Kabupaten Simalungun sudah “muak” dengan
gaya kepemimpinan JR Saragih yang kerap seperti ala “Militer”. Bahkan banyak PNS
yang sakit hati. Bahkan praktek pungutan liar kepada pegawai honorer dengan
memperdayai staf juga telah terjadi. Gonta-ganti pejabat sudah menjadi duri
dalam kepemimpinan JR Saragih.
“Gagalnya
JR Saragih-Amran Sinaga sebagai peserta Pilkada Simalungun karena dicoret KPU,
adalah hal yang lumrah. Karena JR Saragih sudah “menodai” Talun Habonaron Do
Bona”. Kegagalan JR Saragih sebagai peserta Pilkada, adalah hal yang wajar.
Karena selama Bupati Simalungun, usahanya yang berkembang pesat di Kabupaten
Simalungun,” katanya.
Hal
senada juga disebutkan Sori Lapikus Purba. Saat kampanye JR Saragih tahun 2010
lalu, JR Saragih berjanji akan menepati janjinya sesuai dengan visi dan
misinya. Misalnya soal pembangunan infrastruktur di Simalungun hingga ke desa-desa.
Kemudian soal pembangunan Seni, Budaya, Adat Simalungun.
“Soal
seni budaya, adat Simalungun, JR Saragih justru sebagai batu sandungan. Bahkan kepengurusan
Partuha Maujana Simalungun dibentuknya sendiri dan itu juga ilegal. Inilah yang
membuat JR Saragih di “musihi” dikampung sendiri,” kata Lapikus.
Menurut
Lapikus Purba, plesetan JRS sebagai “Jadi Rusak Semua” adalah pas. “Lihat saja
pembangunan Bandara Raya yang terbengkalai, tukar guling lahan di Simalungun
yang menyisakan masalah. Kemudian semakin berkembangnya usaha kelompok JR
Saragih di Simalungun yang kurang pro rakyat di Simalungun yang mayoritas
sebagai petani.
Sementara
itu, Ketua Gerakan Sejuta Amor (Radio Mora) Monang Saragih SH pada kesempatan
lain menyebutkan, bahkan usaha yang dijalankan JR Saragih di Kabupaten
Simalungun dan daerah lainnya, sahamnya banyak dari oknum-oknum petinggi
militer. Indikasi itu juga diduga sebagai pencucian uang para oknum-oknum
petinggi militer.
Kekayaan
JR Saragih Melejit
Selama satu periode menjabat sebagai
Bupati Simalungun, kekayaan JR Saragih melejit jauh. Kini pensiunan militer itu
disebut memiliki 76 rumah toko (ruko), rumah sakit, hotel berbintang tiga,
sekolah dan universitas yang ditotal asetnya bernilai Rp400 miliar. Padahal
saat mengisi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), aset JR
Saragih hanya Rp55,3 miliar.
Menurut Ketua LSM Macan Habonaran Simalungun,
Jansen Napitu, semua kekayaan itu diperoleh JR Saragih semenjak menjabat
Bupati Simalungun. “Melejitnya kekayaan sampai ratusan miliar itu tentu tidak logis dan menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat,” kata
Jansen.
Aktivis Simalungun ini menambahkan, dalam
menambah pundi-pundinya, JR Saragih menggunakan fasilitas milik Pemkab
Simalungun seperti alat berat dan lainnya. Bahkan sempat ada informasi jika
pejabat di Simalungun diwajibkan membeli ruko milik Bupati, bila
tidak ingin di-nonjob-kan.
“Kegiatan dinas juga sering dilakukan di hotel atau aula milik bupati sehingga bisa kita lihat jika JR Saragih menjabat sambil berbisnis untuk mengumpulkan kekayaannya. Padahal banyak gedung milik Pemkab yang bisa dipergunakan, namun selalu diarahkan di hotel milik bupati (City Raya Hotel).
Hal ini sudah kita adukan kepada
KPK, Kejagung, Kapolri dan Kejatisu,” ketusnya. Tudingan senada juga
disampaikan Berhard Damanik, Ketua Fraksi NasDem DPRD Kabupaten
Simalungun. Besarnya kekayaan JR Saragih wajar dicurigai karena terlalu
cepat.
“Kita patut mencurigai adanya
praktek pencucian uang yang dilakukan oleh Bupati JR Saragih. Hal itu
dapat dilihat dari kekayaannya dalam kurun waktu 3,5 tahun sudah mencapai
500 persen. Dulu waktu calon hanya Rp55 M sekarang nyaris mencapai Rp400
M yang bisa kita hitung dari asetnya,” tegasnya.
Berhard Damanik meminta kepolisian dan kejaksaan untuk segera menindak lanjuti pengaduan warga selama ini. Karena selama ini, ada kesan kedua aparat penegak hukum itu lambat dalam bekerja.
“Saya berharap kepada masyarakat Simalungun
agar lebih jeli menentukan masalah pilihannya pada Pilkada Simalungun yang tertunda ini. Harus cerdas memilih kepala
daerah yang memikirkan rakyatnya, bukan diri sendiri,” ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Simalungun, Mixnon Andreas Simamora melalui Kabidn Kominfo Akmal
Siregar saat dikonfirmasi tentang adanya indikasi pencucian uang yang
dilakukan Bupati Simalungun JR Saragih mengaku tidak tahu.
“Masalah kekayaan pribadi Bupati
Simalungun tidak ada hak saya untuk menjawabnya, karena saya bukan juru
bicara pribadi JR Saragih,” katanya singkat. (Asenk Lee Saragih)
0 Comments