Warga Kalijodo mulai pindah ke Rusun Marunda, Minggu (21/2/2016). Foto: Dok. Kecamatan Penjaringan Jakut |
BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta-Sebanyak 80 Kepala Keluarga (KK) di Kalijodo, Jakarta
Utara, diberangkatkan ke Rusun Marunda, Cilincing. Warga yang memiliki
KTP DKI ini sebelumnya sudah mendaftarkan diri di Posko Bantuan
Penanganan Warga Kalijodo RW 05, Kecamatan Penjaringan.
Wali Kota
Jakut, Rustam Effendi melepas kepindahan rombongan warga Kalijodo pada
Minggu (21/2/2016). Warga diantarkan ke Rusun Marunda menggunakan 5 bus
penumpang dan dua truk angkut barang milik Satpol PP.
"Hari ini
80 KK (yang mendaftar), yang 40 KK itu sudah survei dan sekarang pasti
masuk, yang 40 KK lagi mau survei dulu sekarang. Yang hari ini masuk
sekalian ikut undian (rusun) hari ini," papar Rustam.
Warga Kalijodo mulai pindah ke Rusun Marunda, Minggu (21/2/2016). Dok: Kecamatan Penjaringan Jakut
|
Menurut
Rustam, ada 201 KK warga Kalijodo yang akan menempati Rusun Marunda. Ia
meminta warga tak saling berebut kunci unit karena dipastikan unit
rusun sudah siap menampung warga
"Target 201 KK, unit yang kosong
masih ada 350 unit, jadi masih cukup. Yang penting jangan lagi mereka
diintimidasi, dijanjikan tidak akan digusur, ditakut-takuti. Saya janji
akan mengurus masyarakat di sana dalam konteks relokasi. Pemilik kafe
yang mau bertahan saya nggak urus deh," tutur Rustam.
Nur,salah
satu warga yang ikut pindah ke Rusun Marunda mengaku cukup senang dan
memilih untuk tinggal di rusun dengan alasan kenyamanan. Dia tidak
keberatan bila nantinya harus membayar uang sewa unit rusun Rp 300 ribu.
"Rusunnya
enak, nyaman, lingkungannya juga bagus, katanya sewanya Rp 300 ribu per
bulan. Saya enggak apa-apa pindah. Asalkan saya dikasih usaha nggak
apa-apa bayar. Lingkungannya baik ya buat anak-anak, saya kan sudah
bercucu" ujar Nur.
Pemkot Jakut dipastikan Rustam akan mengurus
semua kebutuhan warga yang telah pindah. Warga yang menganggur
dijanjikan akan disalurkan untuk menjadi pekerja Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) dan Petugas Pelayanan Terpadu Prasarana dan Sarana Umum
(PPSU).
Pilih Pulang Kampung
Sebagian warga Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara yang tidak memiliki
KTP DKI Jakarta memilih pulang ke kampung halamannya. Warga yang pulang
kampung menyewa truk untuk mengangkut barang-barang mereka.
Seperti
yang terlihat di Kalijodo, Penjaringan, Jakut, Minggu (21/2/2016)
siang, dua truk terlihat terparkir di kawasan Kalijodo. Beberapa orang
terlihat tengah memasukkan barang-barang ke dalam truk.
Ani,
salah satu warga Kalijodo yang tengah mengemasi barangnya mengaku
sengaja menyewa truk untuk pulang kampung ke Lampung. Dia memilih
pulang, lantaran merasa sudah tidak ada harapan di Kalijodo.
"Pulang kampung aja mas, kemarin juga lihat polisi banyak, takut juga, lebih baik pulang. Sepi juga di sini sekarang," kata Ani.
Di
bak truk yang disewa Ani nampak barang-barang rumah tangga sudah
tertata rapi, seperti kompor, kasur, ranjang tempat tidur, lemari, dan
lainnya.
Sementara itu, truk satunya lagi nampak membawa
barang-barang dari salah satu kafe. Perkakas kafe seperti kursi, meja,
lampu hias, lemari dan lain-lainnya ditata rapi di bak truk.
"Ini mau di bawa ke sekitar Sleman (Yogyakarta) mas," ujar sopir truk yang tidak mau disebutkan namanya.
Para Tukang Loak Meraup Untung
Kalijodo mulai sepi. Sebagian penghuninya sudah berkemas bahkan kembali ke kampung halaman.
Tapi
ada juga penghuni yang meninggalkan barang-barang miliknya. Tukang loak
pun memanfaatkan momen ini untuk mengambil barang peninggalan warga
untuk kembali didaur ulang atau dijual.
Para tukang loak tampak
sibuk mengangkut barang-barang bekas yang ditinggalkan atau sengaja
dijual oleh warga yang sudah siap angkat kaki dari kawasan lokalisasi
ini.
"Ini angkut barang, tadi disuruh ambil sama warga. Ada juga
yang jual kayak kasur macam-macam ada lemari plastik, kayu juga lumayan
lah," kata Ade, tukang barang bekas ditemui di Kalijodo, Penjaringan,
Jakut, Minggu (21/2/2016).
Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom
|
Selain
Ade, ada juga Sanam yang mengaku sudah membeli barang bekas dari warga
sejak Sabtu (20/2). Ade bisa mengambil untung hingga Rp 200 ribu.
"Banyak besi, plastik, sama yang lainnya saya beli bisa 200 ribu ya nanti saya jualin ke pengepul 250 ribu lah," paparnya.
Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom
|
Selain
membeli dan mengambil barang bekas warga, tak sedikit dari mereka juga
diminta warga untuk berkemas dan mengangkut barang-barang besar keluar
dari tempat tinggalnya ke kendaraan atau diletakkan di pinggir jalan.
Hampir
sebagian besar warga dan penghuni lokalisasi Kalijodo memang sudah
meninggalkan tempat tinggalnya. Kawasan itu pun berangsur-angsur menjadi
sepi dan lengang meninggalkan gemerlap dunia malam.
Polisi: Ada Distributor Besar Miras, PSK dan Alat Kontrasepsi di Kalijodo
Operasi penyakit sosial masyarakat (pekat) yang digelar tim gabungan
dari Polda Metro Jaya menemukan sejumlah barang bukti di beberapa kafe
di Kalijodo. Polisi menyebut ada distributor besar di balik temuan
barang bukti tersebut.
"Itu ada distribusi besar di kafe-kafe
tersebut, ada distributor besarnya ke kafe-kafe. Ini masih kami
selidiki," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti
kepada detikcom, Minggu (21/2/2016).
Untuk diketahui, dalam
operasi yang digelar pada Sabtu (20/2) pagi kemarin, ditemukan ratusan
pak kondom, ratusan anak panah, dan minuman keras. Dengan ditemukan
banyaknya barang bukti itu, polisi menduga kuat adanya pendistribusian
ke kafe-kafe di Kalijodo yang dikelola oleh seseorang.
Adanya
temuan ratusan pak kondom itu juga kuat mengindikasikan adanya
prostitusi di kawasan Kalijodo terutama di kafe-kafenya. Kegiatan
tersebut selama ini aman karena adanya pengamanan dari preman yang juga
didistribusikan oleh seorang distributor.
"Ada jalur
distribusinya di situ. Ada distributornya. Kalau tidak ada distribusi
kondom dan PSK serta 'pengamanan' itu kafe-kafe itu tidak akan jalan,"
lanjutnya.
Untuk mendalami hal itu, pihak kepolisian masih
melakukan penyelidikan. "Nanti kami panggil pemilik kafe-kafe tersebut,"
pungkasnya.
Kafe Daeng Aziz Digaris Polisi
Kesibukan di Kalijodo tampak terlihat siang ini. Sejumlah pemilik kafe dan wisma mulai mengemasi perabotan miliknya.
Lemari,
lampu hias, kasur, bangku juga alat pendingin ruangan (AC) mulai
dikeluarkan para pemilik atau anak buahnya, Minggu (21/2/2016). Beberapa
orang tampak bahu-membahu mengangkut perabotan di Kafe Adem dan Kafe
Topone.
Pemprov DKI memang sudah mengeluarkan surat peringatan
pertama (SP-1) bagi warga Kalijodo untuk mengosongkan bangunan. Ini
mungkin jadi alasan bagi mereka memilih untuk mengemasi harta benda dari
kawasan yang dikenal sebagai lokalisasi.
Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom
|
Sementara
itu garis polisi juga membentang di sejumlah kafe termasuk di Kafe
Intan milik Daeng Aziz. Di tempat ini, polisi yang melakukan operasi
pemberantasan penyakit sosial masyarakat bersama personel TNI, menemukan
senjata tajam dan anak panah.
Garis polisi di Kafe Intan
dibentangkan di pintu masuk dan pintu keluar. Tampak sejumlah polisi
berjaga di sekitar lokasi. Penjagaan yang sama juga dilakukan polisi di
kafe-kafe Jl Kepanduan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom
|
Polda Metro Jaya kini tengah menyelidiki pemilik senjata tajam dan ratusan anak panah yang ditemukan pada Sabtu (20/2).
"Untuk
penemuan ratusan senjata tajam termasuk anak panah itu masih kami
selidiki siapa pemiliknya termasuk untuk apa benda-benda tersebut
disimpan di situ," kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes
Krishna Murti kepada detikcom, Minggu (21/2).
Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom
|
Krishna
mengatakan, pihaknya akan memeriksa sejumlah saksi-saksi di Kalijodo
terkait temuan sejumlah barang bukti senjata tajam, termasuk alat
kontrasepsi kondom.
"Saya belum bisa menyimpulkan itu punya
siapa. Yang jelas itu ditemukan di sebuah kafe dan ini masih kami
selidiki," imbuh Krishna. (Sumber: Detik.com)
0 Comments