![]() |
Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Siantar–Simalungun datang ke Nagori (Desa) Tanjung Maraja, Kecamatan Jawa Marah Bah Jambi. ist |
BERITASIMALUNGUN.COM-Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Siantar–Simalungun
datang ke Nagori (Desa) Tanjung Maraja, Kecamatan Jawa Marah Bah Jambi
dan berdiskusi dengan marga Ambarita selaku Kepala Sekolah (Kepsek) SD
Nagojor.
Lokasi sekolah itu menjadi sasaran tempat GMKI Siantar – Simalungun untuk melaksanakan pengabdian masyarakat atau desa binaan.
“Adapun tujuan dari pada desa binaan ini merupakan wujud nyata GMKI
Siantar–Simalungun hidup bersama masyarakat dengan melaksanakan
berbagai kegiatan seperti belajar gratis, gerakan menanam 5.000 pohon,
kegiatan Hari Doa Mahasiswa se-Dunia, bhakti sosial dan juga kunjungan
gereja,” ujar Ketua GMKI Siantar – Simalungun, Fawer Full Fander Sihite,
Rabu (24/2/2016).
Ketika di sana, pihaknya sudah mendengar bahwa bendungan irigasi
pengairan sawah di desa tersebut rusak. Hal tersebut dikatakan Luhut
Victor Tampubolon selaku Ketua kelompok Tani (Koptan) Tamara Karya.
“Namun kami belum memiliki respon apa-apa walau setelah pertemuan
tersebut dan mempertanyakan ulang mengapa bisa sampai rusak,” tanya
Fawer yang dijawab Luhut karena hujan deras pada Rabu malam (10/2/2016).
Kegiatan GMKI Siantar-Simalungun ini berlangsung mulai sejak tanggal
22 – 28 Februari 2016. Selaku kader yang bermasyarakat, maka mereka juga
bergabung dengan kehidupan masyarakat dan memberi ruang untuk wadah
pengaduan masyarakat.
“Beberapa hari berlalu saya menerima telepon dari Luhut Victor
Tampulon yang meminta tolong agar GMKI Siantar – Simalungun membantu
untuk menyelesaikan persoalan irigasi yang belum juga ditanggapi oleh
pemerintah,” kata Fawer.
Mendengar hal tersebut, ia kaget kenapa belum diperbaiki dan
berlangsung sudah lama. Mereka pun bertemu dan bercerita dengan
Sekretaris Desa (Sekdes) Tanjung Maraja, Darwin Simanjuntakyang
menyampaikan keluh kesahnya akan kerusakan benddungan tersebut. padahal
Sensus Tambunan selaku kepala desa juga sudah menyurati camat.
“Camat Jawa Maraja Bah Jambi juga telah meyurati dinas terkait
dikarenakan Desa Balimbingan dan Desa Jawamaraja juga ikut menjadi imbas
dari kerusakan tersebut,” ujar Darwin.
Disayangkan kerusakan benduangan ini membuat gagalnya rencana baik
dari Pemkab Simalungun melalui Dinas Pertanian (Distan) akan
dilaksanakan ‘pola tanam’ yang berakhir hingga tanggal 30 Februari 2016
ini. Dugaan kerusakan irigasi ini dikarenakan debit air yang tidak
tertampung bendunga, sehingga pecah dan mengakibatkan longsor yang
begitu dalam hingga 15 meter ke bawah.
“Aliran irigasi persawahan mengalir untuk 14 dusun yang ada di dua
desa, dan untuk kebutuhan 400 hektar persawahan yang seharusnya sudah
menanam. Namun hingga pada saat ini belum juga menanam. Bendungan
tersebut sudah berumur berkisar 50 tahun dan memang selayaknya juga
diperbaiki kembali karena sudah banyak yang rusak,” ungkap Darwin.
Menurut keterangan dari Darwin Simanjuntak, belum juga ada respon
dinas terkait yang jelas. Ada informasi yang beredar kalau Dinas
Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Simalungun sudah meninjau, namun
aparatur desa tidak menyaksikan hal tersebut.
“Minggu lalu, kami juga melaksanakan musyawarah rencana pembangunan
(musrenbang) dan dihadiri beberapa anggota DPRD Simalungun yang berasal
dari daerah pemilihan (dapil) ini. Pada saat itu disampaikan hal itu
agar cepat di proses,” tutur Darwin.
Menurut Luhut, daerah itu sudah lama dikenal dengan lumbungnya padi
Kabupaten Simalungun. “Jika kerusakan ini di biarkan berlarut, maka
masyarakat akan mendapatkan kerugian yang begitu besar, ratusan juta
bahkan hingga millar bisa jadi jika tidak segera diatasi oleh
pemerintah,” ungkapnya.
Dirinya berharap pada dinas terkait agar segera mengatasi hal ini
dikarenakan pertanian sawah ini menjadi ‘jantung’ bagi masyarakat
setempat.
“Kami GMKI Siantar – Simalungun akan mendampingi masyarakat
agar pemerintah daerah segera bertindak untuk hal ini. Jangan
dilama-lamakan lagi lah, karena hal ini sangat mendesak langsung
ditangani saja,” imbuhnya.
Lanjutnya, Pemkab Simalungun tidak tidur untuk hal ini. “Jadilah
pemerintah merakyat yang langsung sensitif dengan kegelisahan
masyarakat.
DPRD yang berasal dari dapil ini segeralah membantu
warganya. Jangan hanya duduk diam mendengar, tetapi berbuatlah agar
terbukti partisipasi selaku wakil rakyat. Saya sangat berharap persoalan
ini segera ditangani, jangan ada pembiaran,” jelas Fawer. (Sumber: https://pssgmki.wordpress.com)
0 Comments