Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Jadi Jurkam Pilkada, Maruarar Sirait Diteriaki Ara Gubsu

Maruarar Sirait pada kampanye Wesly Silalahi-H Sailanto.BERITASIMALUNGUN.COM-Ada yang unik dari kunjungan Maruarar Sirait (Bung Ara) saat berkunjung ke Sumatera Utara kali ini, yang secara kebetulan bertepatan dengan Pilkada 2015 lalu di beberapa daerah di Sumatera Utara. 

Perjalanan Ara dimulai dari kampanye Calon Bupati/Wakil Bupati Tobasa Darwin Siagian/Hulman Sitorus, kemudian dilanjutkan di Siantar kampanye calon walikota Siantar, Wesly Silalahi dan calon bupati Tanah Karo, Sudarto Sitepu yang memang mendapat dukungan oleh partai PDI Perjuangan.

Dari banyaknya massa yang hadir pada kampanye calon kepala daerah itu, secara spontanitas massa berteriak, “Ara For Sumut-1, Ara Gubernur Sumut”.

Tentu saja hal tersebut membuat heran para petinggi partai lain yang juga ikut berkoalisi dalam mendukung pasangan calon dukungan PDI Perjuangan pada masa kampanye akbar tersebut. 

Dari sumber yang dapat dipercaya, Maruarar Sirait sendiri juga tak menyangka dan merasa terkejut dengan teriakan massa demikian. Pasalnya, ribuan massa yang hadir itu diundang untuk menghadiri kampanye calon kepala daerah bupati/walikota, bukan untuk mencalonkan dirinya sebagai Gubernur Sumut. Bahkan dirinya sendiri belum ada pernah menyatakan kehadirannya untuk Sumut-1.

Keheranan Maruarar bertambah karena massa dengan spontanitas berteriak bersamaan meminta dirinya untuk maju menjadi Gubernur Sumut.

Pengurus Relawan Teman Ara Kota Medan yang turut hadir di Tobasa dan Siantar, Sriwaty Muladear Manik, menyebutkan tidak ada yang mengkoordinir massa sampai ribuan bahkan puluhan ribu untuk meminta Ara menjadi Gubsu. Namun, Sriwaty tak membantah bahwa semuanya terjadi begitu saja.

“Itu semua spontanitas masyarakat Sumut khusus yang dikunjungi Ara, meminta untuk Ara jadi Gubernur Sumut. Tidak ada relawan Teman ARA mengkoordinir sampai ribuan bahkan puluhan ribu massa untuk menyerukan Ara Gubsu, seperti koor begitu,” kata Sriwaty kepada awak media, di Pematangsiantar.

Lagi pula, tambah dia, massa yang hadir bukan hanya dari satu partai tetapi massa dari beberapa partai pendukung lainnya.  “Iya begitulah, begitu melihat Ara massa langsung berteriak jadi seperti paduan suara,” imbuhnya.

Sriwaty Muladear Manik yang secara khusus datang dari Medan hanya untuk menemui Ara ke Balige, Toba Samosir ini menambahkan, apa yang terjadi di Tobasa dan Siantar dengan banyaknya massa yang menyerukan Ara menjadi Gubernur Sumut membuktikan nama Ara sudah melekat di hati rakyat.

“Kita relawan Teman Ara sudah menyebar di hampir banyak wilayah di Sumut,” ungkap dia.

Pemimpin Bersih Untuk Rakyat

Secara terpisah, Koordinator Relawan Teman ARA Pusat, Wesly SF Simanjuntak, Edo Panjaitan, Jhonson Karokaro, Irvan Roy Hutapea dan Vivi Evilia menyatakan sepakat bahwa maraknya kasus-kasus korupsi yang belakangan ini terjadi di Sumut telah melukai hati masyarakat.

“Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sumut harusnya bertanggung jawab membuat rakyat hidup nyaman dan sejahtera. DPRD Sumut atau legislatif juga bekerja untuk rakyat, bukannya malah ikutan disuap atau terlibat kasus korupsi,” tegas Wesly SF Simanjuntak.

Koordinator lainnya, Edo Panjaitan menekankan, pemimpin masa depan di Sumut harus punya hati di setiap kebijakannya, punya rasa adil dan selalu berpikir untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya.

“Sudah tahu banyak warga Sumut hidup susah, tapi dana bansos, hibah, dana bantuan daerah bawahan (BDB) dan dana bagi hasil (DBH) di Sumatera Utara 2011-2013 masih disikat juga. Meski ada ratusan anggota DPRD Sumut tapi jika terlibat korupsi mereka harus diseret semuanya,” tegas Edo Panjaitan.

Sedangkan Jhonson, Ivan, dan Vivi juga mengecam keras adanya perilaku pejabat dan politisi Sumut yang terlibat kasus-kasus korupsi terutama terkait anggaran dana yang semestinya untuk dinikmati oleh masyarakat kurang mampu.


“Kita mendesak lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntaskan sesegera mungkin siapa saja yang terlibat dalam kasus korupsi tersebut. KPK jangan diskriminatif dan tidak boleh membeda-bedakan perlakuan hukum, semua harus sama di mata hukum,” tandas mereka.(EP)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments