Tenaga ahli DPR RI, Dita Aditya (27) melaporkan anggota Fraksi PDI Perjuangan Masinto Pasaribu ke Badan Reserse Kriminal Mabes Polri terkait dugaan tindak pidana penganiayaan.
|
BERITASIMALUNGUN.COM, Jakarta- Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor
Jatinegara Ajun Komisaris Bambang Edy mengatakan Dita Aditya Ismawati
datang ke kantornya dalam keadaan menangis. Dita diduga korban
penganiayaan anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat, Masinton
Pasaribu. “Sejak turun dari taksi ia menangis, dan mengeluhkan sakit di
pipi sebelah atas,” kata Bambang kepada Tempo, Minggu, 31 Januari 2016.
Ketika datang ke Polsek Jatinegara, polisi yang bertugas memberikan
surat pengantar bagi Dita untuk divisum di Rumah Sakit Budhi Asih,
Jakarta Timur. Bambang mengatakan pihaknya berniat membuat berita acara
pemeriksaan (BAP) setelah visum terhadap Dita dilakukan. Namun, kata
Bambang, BAP tak jadi dilakukan karena kondisi Dita yang terlihat lelah.
Berdasarkan informasi yang diberikan Bambang, diketahui juga bahwa dari
mulut Dita memang tercium bau alkohol saat di Polsek Jatinegara. Namun,
Bambang tidak dapat memastikan apakah Dita dalam kondisi mabuk atau
tidak. “Orang minum alkohol mau setengah gelas atau lima gelas, kan,
mulutnya sama-sama bau alkohol,” ucap Bambang menegaskan.
Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai Nasional Demokrat DKI Jakarta
Wibi Andrino melaporkan Masinton Pasaribu atas dugaan penganiayaan
terhadap Dita Aditya, tenaga ahli Masinton yang juga anggota NasDem
Jakarta. Menurut Wibi, penganiayaan tersebut berbentuk pukulan tangan
kiri Masinton ke mata kanan Dita sebanyak dua kali. “Dita kader NasDem,
saya pasti bela, dia anggota saya.”
Menurut Wibi, kejadian itu bermula saat Dita yang sedang kumpul-kumpul
dengan anggota NasDem di Camden Bar, Cikini, Jakarta Pusat, dijemput
Masinton. Politikus PDI Perjuangan itu membawa Dita dengan mobilnya.
Sopir pribadi Masinton disuruh membawa mobil Dita. “Di mobil berdua aja,
Dita sama Masinton,” ujar Wibi saat dihubungi Tempo, Sabtu, 30 Januari
2016.
Wibi menuturkan di perjalanan Dita diinterogasi Masinton. Masinton
merasa Dita dan anggota NasDem lainnya membicarakannya. “Ngobrolin apa
aja? Ngomongin gua ya?” kata Wibi menirukan ucapan Masinton. Akibat
tuduhan itu muncul cekcok di antara Dita dan Masinton. Di tengah
percekcokan itu tiba-tiba tangan kiri Masinton memukul wajah Dita
sebanyak dua kali.
Adapun Dita Aditya yang dihubungi Wibi setelah melaporkan Masinton
mengatakan laporan dugaan penganiyaan tersebut sudah masuk ke pihak
kepolisian. Dita, kata Wibi, pun berpesan kepada Masinton untuk meminta
maaf secara terbuka kepada Dita. “Masih ada kesempatan buat dia, kami
juga tidak mau berpanjang-panjang, akui aja kesalahannya,” kata Wibi.
Masinton Pasaribu membantah dirinya menganiaya Dita. Menurut Masinton,
peristiwa tersebut dipolitisasi dan bagian dari pembunuhan karakternya.
Masinton menuturkan mulanya ia hendak pulang ke rumah dinas di Kalibata
setelah menghadiri suatu kegiatan. Di tengah jalan, tenaga ahlinya,
Abraham, mendapat telepon dan meminta izin untuk turun, karena ingin
menjemput Dita.
"Dita mabuk, minta tolong saya yang jemput untuk bawa mobil sekaligus
anter pulang," kata Masinton menirukan ucapan Abraham saat dihubungi
Tempo, Sabtu, 30 Januari 2016. Ia pun berinisiatif untuk mengantar
stafnya tersebut hingga ke sebuah bar di kawasan Cikini, tempat Dita
berada. Sesampainya di sana, Dita yang dalam kondisi mabuk diantar
pulang dengan menggunakan mobil Masinton.
Sementara itu, mobil Dita dibawa sopir pribadi Masinton. “Dia duduk di
depan, kemudian tenaga ahli aku (Abraham) yang bawa mobil. Aku duduk di
belakang.” ujarnya. Masinton menuturkan mereka jalan ke arah Cawang,
Jakarta Timur, untuk mengantar Dita pulang, tapi sesampainya di daerah
Otista, Dita yang dalam kondisi mabuk tiba-tiba menarik setir mobil.
Mobil yang oleng membuat tenaga ahli Masinton refleks menepis tangan
Dita. “Refleks sopir (Abraham) ngerem mendadak, terus menepis tangannya
tapi terkena wajah,” tuturnya. Pascainsiden tersebut, Masinton mengaku
melihat ada memar di wajah bagian mata Dita, ia mengaku sudah mengajak
Dita untuk berobat tapi ditolaknya lantaran merasa tidak ada masalah.
Masinton pun mempertanyakan laporan yang baru dibuat hari ini, 31
Januari 2016, menurut Masinton, hal itu menunjukkan ada upaya pembunuhan
karakternya yang sedang berseteru dengan Partai Nasional Demokrat.
Peristiwa itu sendiri terjadi pada 21 Januari 2013 lalu. “Ini politisasi
berkaitan character assassination (pembunuhan karakter),” ujarnya.
Masinton Disebut Pukuli Stafnya
Anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu |
Anggota Komisi III Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu dilaporkan
staf ahlinya, Dita Aditya yang juga anggota DPW Partai Nasdem DKI
Jakarta. Masinton dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan memukul Dita.
Menurut Sekretaris DPW Partai Nasdem DKI Jakarta Wibi Andrino, pemukulan
yang dilakukan Masinton itu dilatarbekalangi somasi dari Partai Nasdem
ke Masinton.
"Karena Masinton sempat disomasi kan, karena perdebatan kasus mobile 8 itu," ujar Wibi saat dihubungi, Sabtu (30/1/2016) malam.
Somasi yang Wibi maksud berkaitan dengan keberatan Nasdem atas pernyataan Masinton dalam rapat Komisi III pada 20 Januari 2016.
Saat itu, Masinton mengingatkan Jaksa Agung Prasetyo bahwa dalam kasus Freeport dan Mobile 8, ada pertarungan antar-geng.
Dalam kasus Mobile 8, kata Masinton, ada pertarungan antara Ketua Umum
Partai Nasdem Surya Paloh dan Ketua Umum Perindo Hari Tanoesoedibjo.
Wibi menduga, Masinton melampiaskan kekesalannya akan somasi itu kepada
staf ahlinya yang merupakan kader DPW Partai Nasdem DKI Jakarta.
Wibi mengatakan, pemukulan itu terjadi pada 21 Januari 2016 malam.
"Korban dipukul Masinton di mobil waktu dijemput di tempat nongkrong di
Cikini," kata Wibi.
Selama beberapa waktu, Dita diajak Masinton berputar-putar di jalan sambil memukulinya.
Setelah mengalami pemukulan, Dita mulanya enggan melaporkan Masinton. Dita juga dibiayai pengobatannya oleh Masinton.
"Tetapi pengurus DKI ini nanya kenapa matanya? Dipukul Masinton, katanya," tutur Wibi.
Terkait laporan ini, Masinton membantah memukuli staf ahlinya yang bernama Dita tersebut. (*)
Editor: Asenk Lee Saragih
Sumber: Tempo.co/Kompas.com
0 Comments