SIBOLGA NAULI. Foto St Jannerson Girsang |
SIBOLGA NAULI. Foto St Jannerson Girsang |
SIBOLGA NAULI. Foto St Jannerson Girsang |
Pagi yang indah di Sibolga!. Dari ruang makan Hotel Wisata Indah, usai sarapan pagi. Saya memandang ke laut lepas. Pulau-pulau kecil, semenanjung terlihat
hijau kebiruan membatasi pemandangan ke laut lepas. Andaikan punya saya,
saya sudah terbang mengunjungi temanku di balik pulau, gunung di
depanku. : Onlyhu Ndraha, Ketjel Zagoto, Eva Chris Susanti Duha, Anoverlis Hulu, Desty Hulu, Irwanto Hulu, Nimend, Iman Lase yang ada di pulau Nias.
Tower, cerobong asap berwarna merah putih terlihat di kejauhan, itulah PLTU Pelabuhan angin. Memandang ke permukaan laut, terlihat ombak laut yang tidak begitu
besar bergulung saling mengejar, kemudian menghempas ke pantai memecah
kesunyian pagi. Beberapa ikan terlihat menggelepar di pinggir pantai,
tidak terikut arus air. Asik, kalau bisa menangkapnya.
Sebuah
kapal besar (mungkin kapal barang) sedang berlabuh beberapa ratus meter
dari pantai. Tampaknya mau berangkat, dan mulai bergerak.
Berapa
perahu nelayan bergoyang-goyang di tengah laut, beberapa ratus meter
dari pantai. Sebuah kehidupan yang rutin, dimulai sejak pagi tadi.
Nelayan yang mengayuh, memasang jala, kemudian menariknya lagi.
Ruangan restoran ramai dengan para pengunjung yang sarapan pagi.
Sebagian penghuni hotel, duduk-duduk di tepi pantai di bawah pohon
kelapa yang teduh. Belasan pengunjung berenang di bagian lain pantai,
membiarkan kolam renang hotel kosong melompong!.
Sepasang sejoli
sedang duduk di pantai, mengarahkan pandangan ke laut lepas. Entah apa
yang sedang mereka pierbincangkan. Tertawa, tersenyum, mungkin sedang
menikmati indahnya dunia, indahnya pantai Sibolga di pagi hari!
Suasana ceria di pagi ini terpancar di mana-mana. Awal kehidupan hari ini yang pernuh semangat!
Seharian kemaren kami melintasi perjalanan yang cukup melelahkan.
Medan-Brastagi, Sidikalang-Doloksanggul-Barus. Melintasi Taman Iman di
Sidikalang, Makam Magligai menjelang Barus, jembatan Aek Sirahar dan Aek
Sibundong. Malamnya tiba di Sibolga, sekitar pukul 21.00.
Menikmati makan malam-ikan bakar di Restoran Pantai Tapian Nauli, 4 kilometer menjelang Sibolga.
Pagi ini, kami akan melanjutkan perjalanan menuju Tarutung--yang
menyimpan sejumlah masa lalu yang mungkin menarik menjadi pelajaran dan
inspirasi. Salib Kasih--yang mengisahkan sebagian perjalanan Nommensen
di tanah Batak, akan menjadi salah satu topik cerita saya hari ini.
Itulah potongan-potongan kehidupan saya sebagai penulis biografi.
Melihat lapangan, merekonstruksi peristiwa masa lalu, dengan keadaan
yang ada sekarang, menyajikan peristiwa-peristiwa masa lalu sehingga
lebih mudah dipahami dan megajak pembaca masuk dalam peristiwa itu.
Menyenangkan, tetapi cukup capek, kalau tidak menikmatinya.
Suasana Gong Xi Fa Cai, tidak begitu terlihat di sepanjng perjalanku
kali ini. Hotel Wisatapun hanya memasang spanduk Ging Xi Fa Cai di dalam
hotel. Tak terlihat dari luar.
Selamat pagi kawan-kawan.
Ingat lagu Rita Butar-butar. "Sibolga Nauli". Masihol au, masihol au mulak tu si! . . .(St Jannerson Girsang)
0 Comments