Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Simalungun Daerah No 20 Investasi PMA di Sumatera Utara

Jalan Rusak Lintas Provinsi di Simalungun salah satu penghambat investasi PMA di Simalungun. Foto Asenk Lee Saragih.
BERITASIMALUNGUN.COM, Raya-Kabupaten Simalungun merupakan daerah investasi Penanaman Modal Asing (PMA) urutas 20 dari 33 kabupaten/kota se Sumut. Sementara tiga daerah yang PMA tinggi yakni Kabupaten Deliserdang, Tapanuli Utara dan Kota Medan pada tahun 2015.

Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumut Purnama Dewi di Medan, baru-baru ini mengatakan, investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Deliserdang mencapai Rp6,003 triliun. Disusul Kota Medan senilai Rp4,360 triliun dan Kabupaten Tapanuli Utara Rp2,419 triliun.

“Tiga kabupaten/kota itu pada tahun lalu memiliki investasi PMA terbesar di Sumut. Pada 2015, total investasi PMA Sumut sudah mencapai Rp15,576 triliun. Sementara Kabupaten Simalungun hanya urutan ke 20 dari 33 kabupaten/kota se Sumut," katanya.
Adapun investasi PMA terbesar berada di sektor industri kimia, listrik, gas dan air, transportasi, gudang, komunikasi, serta industri makanan dan pertambangan.

Ia menjelaskan, dari 33 kabupaten/kota, masih 20 daerah yang menjadi tempat invetasi PMA pada tahun 2015. Setelah Deliserdang, Medan, dan Tapanuli Utara, investasi PMA ada di Simalungun, Karo, Tapanuli Selatan, Langkat, Mandailing Natal. Pakpak Bharat, Labuhanbatu, Serdang Bedagai, dan Humbang Hasundutan.

Disusul Asahan, Binjai, Toba Samosir, Nias Selatan, Batubara, Tebingtinggi, Padangsidempuan, dan Padang Lawas.
“Pemprov Sumut terus mempromosikan semua kabupaten/kota khususnya yang belum 'dijamah' PMA agar investor masuk ke daerah tersebut," katanya.

Promosi perlu dilakukan, bukan hanya untuk mengejar target investasi yang tahun 2016 ditetapkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI sebesar Rp16,51 triliun, namununtuk mempercepat kemajuan perekonomian di daerah.

“Investasi baik PMA mau pun PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) akan mendorong perekonomian yang otomatis meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya," katanya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Parlindungan Purba menyebutkan, sebenarnya minat investor berinvestasi di kabupaten/kota di Sumut cukup tinggi karena potensi sumber daya alamnya yang cukup besar.

Minat investasi tinggi itu tercermin dari banyaknya pengusaha asing yang meminta informasi, bahkan menawarkan kerja sama dengan anggota Apindo untuk berinvestasi di kabupaten/kota.

Namun rencana investasi itu sering gagal karena banyaknya hambatan perizinan yang justru bersumber dari pemkab/pemkot.

Perizinan bukan hanya lambat, tetapi mahal. "Kalau mau dijadikan tempat investasi, bupati/wali kota 'welcome' dengan investor dengan memberikan banyak kemudahan-kemudahan," ujar Parlindungan. (Anlee)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments