Info Terkini

10/recent/ticker-posts

GOR "Malang" Tak Terawat Siapa Yang Tanggung Jawab

Kadis Porparbud Pematangsiantar


Siantar|BeritaSimalungun.com-Aneh tapi nyata aset daerah seperti GOR yang merupakan sarana pencetak atlet dibiarkan tak terawat bahkan ada asumsi Pemko Siantar tidak mampu menampung anggaran untuk perawatan maupun rehabilitasi bangunan yang terlihat usang.

Terkesan pembiaran dan tidak peduli akan aset daerah diperlihatkan Pemerintah Kota Pematangsiantar akan GOR yang sudah terlihat bak pakaian yang compang camping, kuat dugaan sejak tahun 2010 -2015 pasti ada ditanpung anggaran untuk perawatan maupun rehap namun disinyalir adanya oknum yang berupaya menghilangkan dana perawatan.

Pj. Walikota beserta para anggot DPRD Pematangsiantar bersedia meninjau areal GOR saat siang hari yang sunyi sepi dan kumuh serta tak terawat dan menyempatkan malam hari berkeliling di areal GOR yang gelap gulita tanpa penerangan karena 3 bulan belakangan pihak PLN memutuskan hubungan jaringan karena seluruh instalasi kabel dalam beton sudah korsleting dan supaya dapat menikmati hiburan tontonan gratis areal GOR yang beralih fungsi sebagai tempat memadu kasih (maksiad) serta tempat berkumpulnya para pelaku tindak kriminal.

Kadis Pemuda Olah Raga Pariwisata dan Kebudayaan Pematangsiantar, FATIMAH SIREGAR melalui selular maupun disambangi di ruang kerjanya berkeras bahwa GOR bukan lagi tanggung jawab instansinya dan menyampaikan bahwa tidak ada anggaran yang ditampung pada APBD.

Kabid Aset Pemko Siantar melalui hubungan selular menjelaskan bahwa sampai detik ini bahwa GOR masih sepenuhnya tanggung jawab Disporparbud dan masih tercatat dalam buku besar aset daerah, namun disinggung mengenai dana perawatan pertahun yang ditampung pada APBD tidak ada penjelasan karena bukan bagian aset yang mengelola anggaran tetapi bendahara.

Tidak terawatnya GOR menimbulkan asumsi apa memang benar Pemko Pematangsiantar tidak mempost kan anggaran yang ditampung di APBD tiap tahunya atau bila menang ada anggaran  dikemanakan peruntukanya karena puluh tahun tidak ada perawatan yang dilakukan pada gedung GOR.

Fatimah Siregar dijumpai diruang kerjanya, Rabu (30/3) pukul 10.45wib menjelaskan semenjak menduduki pimpinan Disporparbud tidak ada anggaran yang ditampung untuk perawatan maupun hal lainya.

Namun selama ini untuk kebersihan maupun potong rumput di areal GOR selalu mereka lakukan tanpa mengharapkan anggaran yang ditampung di APBD, begitu juga dengan issue tentang tunggakan utang retribusi air PDAM tidak ada ditampung dalam APBD 2015 namun untuk pembayaran utang retribusi sudah ditampung pada APBD 2016.

Sebelumnya Fatimah mengklaim bahwa GOR bukan lagi aset binaan dinasnya tetapi waktu masa Tuahman Saragih menjabat Kadis sudah ada penyerahan GOR ke walikota namun tidak diketahui tindak lanjut prosesnya, selain itu Fatimah semenjak menjabat sebagai kadis pertengahan tahun 2015 belum pernah menerima post dana perawatan maupun pembayaran rekening listrik yang tertampung pada APBD.

"GOR bukan lagi aset binaan kami karena waktu masa kepemimpinan Bapak Tuahman Saragih aset tersebut sudah diserahkan langsung ke walikota tapi tentang prosesnya saya tidak tau, perlu diketahui adanya upaya penyerahan karena mungkin selama ini anggaran untuk GOR tidak ada ditampung tiap tahunya di APBD" urainya.

"Semenjak saya menjabat kepala dinas disini saya tidak pernah mengelola anggaran yang ditampung di APBD 2015 untuk perawatan maupun rehab GOR, jangankan untuk perawatan sedangkan issue yang beredar dulu dikatakan saya maupun dinas berutang ke pihak PDAM memang post anggaran untuk itu tidak ada begitu juga dengan untuk pembayarab rekening listrik tidak ada ditampung, tetapi untuk pembayaran tunggakan retribusi air pdam sudah saya ajukan dan sudah ditanpung di APBD 2016" jelasnya.

Ditanya mengenai apakah memang ada anggaran yang dipost kan ke GOR semenjak tahun 2010 - 2015 untuk dana perawatan maupun rehab, namun Fatimah hanya tersipu senyum dan tidak bersedia memberikan komentar terapi menjelaskan bahwa itu bukan ranahnya untuk menjelaskan.

Fatimah juga berharap supaya DPRD maupun atasnya (walikota.red) bersedia lebih memperhatikan GOR yang tampak hampir tumbang, demi memajukan dunia olah raga maupun melahirkan kader atlet yang mampu mengharumkan Kota Siantar tingkat provinsi baik nasional sampai kanca internasional haruslah dilakukan penataan dan pembangunan sarana dan prasarana olah raga.

"Namun kemarin saya atas nama pemerintah kota sudah melakukan permohonan kepada kementerian supaya bersedia memberikan suntikan dana untuk membangun maupun merehabilitasi sarana dan prasana penunjang kemajuan olah raga untuk Siantar, karena APBD siantar tidak mampu untuk menata kembali GOR" tutupnya.

Terlantarnya GOR bukan semata mata hanya tanggung jawab Kadisporparbud tetapi tanggung jawab bersama warga siantar khususnya Walikota sebagai pimpinan pemerintahan dan DPRD sebagai wakil rakyat yang berperan serta untuk memggodok APBD.

Guna meningkatkan dan melahirkan atlet olah raga perlunya melakukan pembenahan dan bila perlu Walikota dengan kerja sama dengan legislatif bersedia merelokasikan guna menyatukan lahan GOR dengan Stadion. (Syamp)



Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments