Info Terkini

10/recent/ticker-posts

KHOTBAH PERTAMA KALI DI KEBAKTIAN MINGGU

Sy Natali Zeminar Damanik tampil di mimbar, menyampaikan khotbah pada Kebaktian Minggu Wanita GKPS-- Ulang Tahun ke-58 Seksi Wanita GKPS.
BERITASIMALUNGUN.COM-Rasanya waktu berjalan cukup cepat. Tak terasa mereka yang dulu masih "pemuda", kini sudah tampil sejajar dengan kami yang lebih tua, mantan guru dan pembimbing mereka. Sepantasnyalah mereka mendapat kesempatan.

Semua yang "tua-tua" harus menyadari bahwa regenerasi harus berjalan secara otomatis. Kalau dulu, kita yang menyampaikan khotbah, maka kini mereka yang muda-muda tampil menyampaikan khotbah dan kita-kita yang lebih tua sebagai pendengar.

Rasanya memang saya tidak muda lagi. Menyaksikan para generasi di belakang kami tampil penuh semangat, tumbuh rasa syukur, bahwa ke depan gereja kami makin bersinar, karena ada yang menggantikan peran kami yang lebih bersemangat, di saat sudah mulai kehabisan "bensin".

Hari ini, di usianya ke-42, Sy Natali Zeminar Damanik tampil di mimbar, menyampaikan khotbah pada Kebaktian Minggu Wanita GKPS-- Ulang Tahun ke-58 Seksi Wanita GKPS.

"Ini pertama kali saya bekhotbah dari mimbar, di kebaktian Minggu. Ada rasa gugup juga "ujarnya usai kebaktian. Namanya juga pertama kali, tentu ada perasaan seperti itu.

Natalie Damanik, ibu dari dua putra dan satu putri ini beruntung Minggu ini ditunjuk Pengurus Wanita berkhotbah pada Kebaktian Minggu. Salut buat Pengurus Wanita yang lebih memilih anggotanya berkhotbah saat Ulang Tahun ke-58 ini.

Saya masih ingat dia marguru malua di era 90-an, kemudian aktif di Pemuda GKPS Simalingkar sebagai pengurus, serta aktif mengajar Sekolah Minggu. Lingkungan Pemuda GKPS Simalingkar mempertemukannya dengan suaminya St Amran Tunas Saragih.

Sebagai seorang syamas, seharusnya dia tidak akan pernah mendapat giliran berkhotbah di Kebaktian Minggu, karena di GKPS Simalingkar ada ketentuan tidak tertulis bahwa berkhotbah di Kebaktian Minggu adalah seorang pendeta.

Mendapat kesempatan berkhotbah hari ini bagi Natali adalah sebuah kesempatan langka, berkat Tuhan, sekaligus merupakan pengalaman baru dalam hidupnya. Kesempatan menyampaikan khotbah seperti ini hanya sekali setahun, yakni pada Pesta Wanita, karena Pengurus diberi wewenang menetapkan pengkhotbahnya.

Membawakan khotbah dengan mengambil nats dari 43:16-21, ibu dari tiga orang anak ini, tampil percaya diri. Diantara yang hadir tampak Pendeta GKPS Resort Medan Selatan, yang hari ini "Martading hata di GKPS Simalingkar"--perpisahan karena akan pindah tugas ke Tebing Tinggi.

Berbekal bahan khotbah yang diberikan pendeta dalam sermon Mingguan, Natali menjelaskan dalam khotbahnya tentang keraguan bangsa Israel akan pertolongan Tuhan ketika mereka dalam pembuangan di Babel.

"Kita harus yakin bahwa seperti Tuhan menyertai kita di masa lalu, Tuhan mempunyai cara yang selalu baru menolong kita, sekarang dan di masa yang akan datang" ujarnya.

Semoga para anggota majelis di gereja tetap siap siaga memberikan khotbah bila diperlukan, menjadi pengkhotbah di tengah-tengah keluarga dan lingkungan.

Kita berharap pimpinan memberikan kesempatan kepada majelis-majelis yang lain agar memiliki kesempatan berkhotbah, bagi mereka yang mau dan mampu melakukannya. Pimpinan yang baik adalah memberi kesempatan kepada anggota-anggotanya untuk mengembangkan dirinya, termasuk dalam bekhotbah.

"Tidak ada yang sempurna, tetapi mari kita terus menyerahkan diri disempurnakan seperti Yesus yang sempurna," kata Natali.

Berkhotbah memang sebuah pekerjaan yang tak semua orang mendapat kesempatan dan tidak semua orang mampu dan mau melakukannya.

Seorang pendeta mengatakan dengan berkhotbah seseorang akan mendapat manfaat: "Manfaat bagi pengkhotbah adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab dan integritas seorang pengkhotbah sebagai pemberita firman, memupuk rasa percaya diri yang benar dalam diri seorang pengkhotbah serta memberikan dukungan wibawa kepada pengkhotbah dalam mengaplikasaikan khotbah, serta menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman Alkitab yang lebih menyeluruh dalam diri seorang pengkhotbah, bahkan menyediakan bahan khotbah yang tidak pernah habis dan mengangkat stress pengkhotbah dalam memilih topik teks".

Pengalaman saya, berkhotbah adalah salah satu pemicu untuk lebih banyak membaca, belajar tentang kehidupan, mengoreksi diri terus menerus. Selain itu, dengan berkhotbah, kita makin mampu menyimak dan mengapresiasi para penghotbah di mimbar.

Tidak hanya menggerutu, dan menyalahkan pengkhotbah! Sejelek apapun khotbah, kita harus mampu mengambil inti sarinya yang baik untuk kita. Pasti di dalamnya ada hal yang baik untuk bekal kehidupan kita!

Semoga dengan pengalaman pertamanya ini Natali semakin terpacu untuk belajar tentang kehidupan. Jemaat semua kiranya mendoakan agar Natali juga menjadi pengkhotbah yang baik di tengah-tengah keluarga, membina anak-anak mengenal Tuhan, dan saling mendukung bersama suami dalam pelayanan, menciptakan keluarga Kristen yang harmonis, damai dan menjadi "terang" bagi sekelilingnya. Kiranya Tuhanlah yang dipermuliakan! Semoga! Selamat buat Natali, dan Selamat Minggu Wanita GKPS Simalingkar,selamat Ulang Tahun ke-58 Seksi Wanita GKPS. (St Jannerson Girsang)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments