IST FB Patricia Marcelina Girsang |
BERITASIMALUNGUN.COM-Malam ini teringat 27 Tahun yang lalu. Jam segini putri keduaku Patricia Marcelina Girsang. belum lahir, Mama kesakitan di rumah bersalin, bapak menunggu di luar dan ngobrol dengan teman.
Tengah malam 23 Maret 1989. Cuaca cerah di kota Pematangsiantar yang
sepi. Hanya suara gelegar becak BSA, angkutan khas kota itu terdengar
di kejauhan.
Malam itu, bapak sendiri mengendarai mobil
dinas Rektor Universitas Simalungun (USI), kijang putih, mengantarkan
mama yang usia kandungannya sudah sembilan bulan lebih, ke Klinik
Bersalin Bidan br Tondang di Jalan Simalungun, Kelapa Dua,
Pematangsiantar.
Beberapa jam menunggu, Patricia lahir normal pagi hari sekitar pukul 06.00. Peristiwa kelahiranmu adalah pengalaman bapak yang kedua menyaksikan
mama melahirkan. Tidak sedramatis kelahiran kakak Clara, dimana mama
mengalami pecah ketuban dan sempat kering.
Pada kelahiran
Patricia, bapak sudah hampir memahami semua ciri-ciri wanita yang akan
melahirkan dan melakukan segala persiapan yang diperlukan.
Bapak
memberimu nama Patricia Marcelina Girsang, Patricia, diambil dari
seorang perempuan Cina yang beberapa bulan sebelum kau lahir meminta
suaka ke Italia. Dia wanita tegar dan seorang yang sekuat tenaga
berjuang dan pantang menyerah.
Sedangkan Marcelina bapak sudah
lupa artinya. Mungkin nama itu dari ompung perempuan yang pernah
mengatakan nama Marta, Marcelina.
Bapak pernah mendraft namamu
dengan mencantumkan nama tambahan Anastasia. Tetapi karena kepanjangan,
akhirnya dihapus. (Nama ini kemudian saya berikan kepada adikmu Devi
Anastasia).
Ini mungkin yang membuat Patricia dan Devi (Devee Girsang)
begitu dekat, orang yang paling sedih ketika kau menikah.Dia merasa
sedih tidak bisa memilikimu seperti biasanya, karena sudah dibawa
Simanjuntak...ha..ha.
Rasanya masih ingat ketika membawamu
jalan-jalan di kompleks USI, saat Patricia masih bayi. Patricia suka
mengumpul batu kerikil yang berserak di atas aspal dekat rumah putih
itu.
Tapi sekarang, 27 tahun kemudian, Patricia bahkan sudah
memiliki seorang putra berusia 1 tahun. Ulang Tahunnya kita rayakan di
rumah kita di Medan, bulan lalu, tujuh hari menjelang pernikahan adikmu
Yani Christin.
Luar biasa bukan? Tak direncanakan, tak pernah diimpikan begitu peristiwanya! Begitulah hidup ke depan, mengalir seperti air, seperti kata bapak Pier! . .
terkenang kembali beberapa bulan setelah Patricia lahir. Masa bayi
Patricia mengingatkan Bapak saat sedang berada di posisi puncak,
menjabat Rektor USI, saat masih muda (28 tahun)..
Kelahiranmu begitu membahagiakan Bapak dan Mama. Kau saat itu menjadi perhatian banyak orang, bayi yang begitu menyenangkan!
Bapak sempat terpikir memberimu nama Rektoriana. Tetapi tidak jadi. Bapak juga tidak ingat lagi alasannya. Tapi, untunglah tidak jadi, karena nama itu terlalu berat buatmu.
Beberapa bulan setelah kau lahir, September 1989, bapak sudah melepas
jabatan itu. Jabatan hanya sementara, tidak kekal.
Saat itu
bahkan bapak harus berpisah dengan kalian selama empat bulan, hingga
sewaktu kembali ke rumah, Patricia tidak mau bapak gendong lagi.
Patricia sempat tidak mengenal bapaknya.
Sedih ya!.
27
tahun sejak Patricia lahir, bapak yakin hidup kita berada di tangan
Tuhan. Tidak seorangpun dapat meramal hidupnya ke depan, dan tak perlu
khawatir.
Dulu, bapak berfikir, hidup kita akan menderita
selamanya, tetapi nyatanya indah pada waktu yang ditetapkanNya.
Bayangkan punya dua anak, tidak ada pekerjaan, tokh kita bisa hidup
hingga sekarang dengan suka cita.
Keyakinan Bapak, tentunya
tidak berbeda dengan keyakinanmu. Tuhan kita sama. Tetaplah semangat dan
tegar, seperti namamu: Patricia, wanita tegar dan kuat. Pintar
lagi...ha..ha!
Oh Tuhan begitu baiknya Engkau buat Putriku, buat menantuku Frederick Simanjuntak, dan cucu tersayang Javier Marc Simanjuntak. Selamat Ulang Tahun ke 27. Tuhan memberkati! (St Jannerson Girsang)
0 Comments