BERITASIMALUNGUN.COM-Menghitung berkat, hal-hal
yang menginspirasi, akan membuahkan suka cita bagi dirinya dan orang
lain. Orang yang suka menghitung, mencari-cari yang kurang, yang salah,
yang tidak menyenangkan, apalagi memberitakannya kemana-mana, tidak akan
memperoleh apa-apa, bahkan berbuah sebaliknya!
Mari belajar menghitung berkat!
Suasana gereja GKPS Simalingkar hari ini berbeda dari biasanya.
Khotbah, kedatangan tamu, bingkisan, sharing semua membuat kami suka
cita.
Banyak suka cita yang kami peroleh hari ini, bukan karena
kehebatan dan kebaikan yang kami lakukan. Tetapi Dialah yang mengatur
semuanya, sehingga semua menjadi sempurna adanya.
Pertama,
untuk pertama kalinya Pdt Jaminton Sipayung, STh, pendeta GKPS Resort
Medan Selatan mengunjungi gereja kami, menyampaikan khotbah pertama.
Pendeta menyampaikan khotbah cukup komunikatif, kocak dan berpenampilan
sederhana. Pria yang datang ke gereja kami dengan naik sepeda motor
membonceng istrinya ini, menjelaskan tentang Wahyu 5: 11-14.
"Kita harus setia dan taat pada Anak Domba, karena Johannes sudah
mengungkapkan dan menggambarkan tempat yang sudah disediakan bagi kita
di surga".
Dia menjelaskan lebih lanjut, bahwa orang percaya
akan mengalami pergumulan-pergumulan, tetapi dengan gambaran masa depan
yang diungkapkan Johannes, mereka tidak akan goyah dengan tantangan itu.
"Kita bersyukur, karena hari ini kita masih bisa tersenyum melaksanakan
kebaktian, seperti ibu-ibu ini yang duduk di 'bangsat' (maksudnya:
bangku satu)" katanya, dengan canda, disambut gelak tawa para jemaat.
Kedua, kami terpukau oleh tamu dari Koor Ama Sola Gratia HKBP Simalingkar, Medan.
Koor beranggotakan sekitar 20-an orang ini, diiringi alat musik 3 gitar
elektronik. Sungguh baru buat kami. Ditambah lagi pemain melodinya
dengan petikan gitarnya yang sungguh menawan, dan suara merdu dari Koor
Ama HKBP.
Kehadiran Koor Ama HKBP tentu akan memberikan dampak
yang besar bagi Seksi Bapa di gereja kami. "Kalau kita mau meniru
kelengkapan musik, kualitas suara koor, mari belajar dari HKBP," ujar
seorang tokoh di gereja kami.
Kami semua menyaksikan bagaimana
sebuah Koor yang diiringi musik, dikemas dengan baik. Kami menyaksikan
pemain-pemain musik yang piawai memainkan melody yang harmonis dengan
suara. Jelas, pemain musik kami akan terinspirasi dengan mereka, belajar
dari mereka.
Kunjungan ini akan menambah rasa solidaritas antara
gereja. Kami makin menyadari bahwa kami berhutang kepada mereka. Seksi
Bapa, tentu akan merencakan kunjungan balasan, mendorong Bapa supaya
serius latihan Koor.
Ketiga, kami juga kedatangan tamu dari
Persatuan Tunanetra Seluruh Indinesia. Usai kebaktian mereka diberikan
kesempatan khusus menyumbangkan lagu pujian, yang menyentuh hati seluruh
jemaat.
Bersyukurlah karena kita diberi panca indera yang
lengkap. Mereka yang tidak menerima berkat seperti kitapun mampu memuji
Tuhan dengan suka cita!. Masak kita yang diberikan panca indera yang
lengkap tidak mampu bersuka cita!
Kehadiran mereka diharapkan
menyadarkan jemaat bahwa di sekelilingnya ada orang-orang yang perlu
mendapat uluran tangan, agar mereka semakin mengenal Tuhan melalui
jemaatnya.
Keempat, pengurus Tim musik di gereja kami sudah
memperlihatkan hasil. Pemain musik, backing vocal yang mengiringi
nyanyian, semakin meningkat kualitasnya, sehingga kami dapat menyanyikan
lagu-lagu dengan hikmat, , tanpa terganggu karena kesalahan-kesalahan
pemusik atau backing vokal lagi, seperti beberapa kali kami alami dalam
kebaktian-kebaktian sebelumnya!
Kebaktian di ruang gereja yang dilengkapi AC, berlangsung dalam suasana hikmat.
Ke lima, saya dan beberapa teman yang terlibat dalam Mitra Lembaga
Alkitab Indonesia (LAI), hari ini mendapat bingkisan dari Lembaga ini.
Kami juga tidak tau apa yang sudah kami perbuat ke lembaga itu.
Begitulah Tuhan senantiasa memberi berkat, terkadang kita tidak tau
mengapa? Tuhan tidak pernah lupa kepada kita. Dia menggunakan banyak
saluran berkat. Kami dikenal LAI, karena kami anggota GKPS Simalingkar.
Kami bangga dengan gereja kami!
Terima kasih LAI, semoga pelayanannya semakin hari semakin baik dan diberkati Tuhan!
Usai kebaktian, di ruang konsistori, kita bercengkerama dengan pendeta
Resort yang baru, bersama istrinya boru Saragih Turnip, yang cukup
"kocak". Di awal penugasan, mereka sudah mengajar kami pentingnya suaana
keterbukaan, kekeluargaan dan hubungan yang baik dalam tugas pelayanan.
Inilah "oleh-oleh" yang kudapat dari kebaktian Minggu
ini.Tidak terlalu muluk-muluk. Saya dan istri memperoleh sesuatu yang
baru dan mencerahkan. Suka cita pulang ke rumah!
Tiba di rumah, makan siang. Selera makan siang kami bertambah, meski menunya sederhana, tetapi sangat lezat dan nikmat.
Semoga semua jemaat yang mengikuti kebaktian hari ini dapat mengambil
manfaat, pikirannya semakin jernih, hatinya semakin suka cita. Mendapat
pencerahan, dan hidup baru!
Hindari, batasi diri sedapat mungkin
melihat, mencari-cari, apalagi memberitakan yang kurang, yang jelek ke
luar dari gereja kita. Kita tidak akan mendapat apa-apa! Kita tidak
akan pernah sukacita!
Mari kita beritakan suka cita, berkat!
Yang kurang, yang jelek mari kita doakan, supaya lebih baik. Mari kita
perbaiki bersama-sama di internal kita!
Sesuatu yang buruk,
yang jelek, tidak akan lebih baik, kalau diomongin kemana-mana! Dia
hanya lebih baik, kalau didoakan dan mau memperbaikinya!
Tidak
ada alasan saya tidak bersyukur hari ini. Semua suka cita yang kudapat
yang Anda dapatkan hari ini bukan karena hebatku, karena hebat Anda,
tetapi karena Tuhan masih berkenan menyempurnakan semuanya.
Terima kasih kepada Pimpinan Majelis kami, pendeta kami, para petugas
kebaktian yang mendapat berkat dari Tuhan melayani kami hari ini.
Terpujilah Dia untuk selama-lamanya. Selamat hari Minggu. Bersukacitalah sebab Dia baik! (St Jannerson Girsang)
0 Comments