St Jannerson Girsang dan Istri. |
BERITASIMALUNGUN.COM-Orang yang suka
membicarakan keburukan orang lain di depan umum, pasti adalah seorang
yang buruk karakternya. Sementara orang yang dijelek-jelekkan,
diceritakan keburukannya belum tentu buruk atau jelek.
Sadar
atau tidak sadar, setiap orang pernah melakukannya. Kalau kita
merenungkannya, saat menceritakan cerita buruk itu, pasti si pencerita
menyesal.
Namun, kita kadang
seperti "kecanduan". Kalau pembicaraan membusukkan seseorang, membuat
dia buruk, malah lebih menarik, dan tahan berlama-lama.
Cerita
buruk, menjelek-jelekkan orang lain, sebenarnya didorong oleh perasaan
seseorang untuk seolah dirinya yang baik atau benar, diatas keburukan
orang lain.
Niatnya sudah buruk, karena bukan untuk menasehati, tetapi hanya "menelanjangi" orang lain, dan membuat malu.
Sementara, kita sebenarnya dituntut menasehati, mengoreksi dan dituntut
mampu memberi "baju baru" bagi yang dikoreksi. Bukan membiarkannya
"telanjang".
Menceritakan keburukan orang lain di depan orang
banyak sudah pasti berakibat buruk pada orang yang diceritakan, dan
juga berakibat buruk pada diri orang yang menceritakannya.
Cerita buruk tentang seseorang walaupun itu benar, akan membuat dirinya
"buruk". Apalagi cerita itu hanya fitnah, maka bisa membuat dirinya
"terbunuh" walaupun masih hidup. "Fitnah lebih jahat dari
pembunuhan,"kata Jenderal Nasution.
Itulah sebabnya Yesus
menasehatkan kita: "Apabila saudaramu berbuat dosa (kelalaian,
kesalahan), tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan
nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan
engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua
atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau
mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat........" (Mat
18, 15-17b).
Membeberkan aib orang di depan umum adalah tingkah
orang yang berperilaku buruk. Tidak berniat untuk menasehati, seperti
ayat di atas, tetapi hanya "menelanjangi", bukan memberikan "baju baru".
Nasehat itu sungguh berat, tetapi kita harus melakukannya, kalau kita mau dikatakan orang yang bijak!
Ingatlah Pencerita Buruk, pasti tidak bijak!
Tidak usah mendengarkan, apalagi meresponnya. Dengan sikap seperti itu,
Anda sudah membantu menghentikannya. Pencerita buruk akan merasa malu! (St Jannerson Girsang)
0 Comments