Info Terkini

10/recent/ticker-posts

PENCERITA BURUK PASTI TIDAK BIJAK

St Jannerson Girsang dan Istri.
BERITASIMALUNGUN.COM-Orang yang suka membicarakan keburukan orang lain di depan umum, pasti adalah seorang yang buruk karakternya. Sementara orang yang dijelek-jelekkan, diceritakan keburukannya belum tentu buruk atau jelek.

Sadar atau tidak sadar, setiap orang pernah melakukannya. Kalau kita merenungkannya, saat menceritakan cerita buruk itu, pasti si pencerita menyesal.

Namun, kita kadang seperti "kecanduan". Kalau pembicaraan membusukkan seseorang, membuat dia buruk, malah lebih menarik, dan tahan berlama-lama.

Cerita buruk, menjelek-jelekkan orang lain, sebenarnya didorong oleh perasaan seseorang untuk seolah dirinya yang baik atau benar, diatas keburukan orang lain.

Niatnya sudah buruk, karena bukan untuk menasehati, tetapi hanya "menelanjangi" orang lain, dan membuat malu.

Sementara, kita sebenarnya dituntut menasehati, mengoreksi dan dituntut mampu memberi "baju baru" bagi yang dikoreksi. Bukan membiarkannya "telanjang".

Menceritakan keburukan orang lain di depan orang banyak sudah pasti berakibat buruk pada orang yang diceritakan, dan juga berakibat buruk pada diri orang yang menceritakannya.

Cerita buruk tentang seseorang walaupun itu benar, akan membuat dirinya "buruk". Apalagi cerita itu hanya fitnah, maka bisa membuat dirinya "terbunuh" walaupun masih hidup. "Fitnah lebih jahat dari pembunuhan,"kata Jenderal Nasution.

Itulah sebabnya Yesus menasehatkan kita: "Apabila saudaramu berbuat dosa (kelalaian, kesalahan), tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat........" (Mat 18, 15-17b).

Membeberkan aib orang di depan umum adalah tingkah orang yang berperilaku buruk. Tidak berniat untuk menasehati, seperti ayat di atas, tetapi hanya "menelanjangi", bukan memberikan "baju baru".
Nasehat itu sungguh berat, tetapi kita harus melakukannya, kalau kita mau dikatakan orang yang bijak!

Ingatlah Pencerita Buruk, pasti tidak bijak!
Tidak usah mendengarkan, apalagi meresponnya. Dengan sikap seperti itu, Anda sudah membantu menghentikannya. Pencerita buruk akan merasa malu! (St Jannerson Girsang)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments