BERITASIMALUNGUN.COM-Rumania bisa dibilang tim semenjana di ranah Eropa. Prestasi tim berjuluk Tricolorii itu dalam ajang Piala Eropa juga tak begitu istimewa. Rumania tercatat hanya lima kali lolos ke putaran final Piala Eropa.
Pencapaian terbaik mereka adalah menembus perempat final pada 2000.
Prestasi tersebut bisa jadi paling dikenang publik Rumania. Bagaimana
tidak, Gheorghe Hagi dan kawan-kawan berhasil mematahkan prediksi
banyak orang.
Tergabung dalam Grup A bersama Portugal, Inggris, dan Jerman, Rumania
jelas tak diunggulkan lolos ke babak berikutnya. Namun, hasil 1-1 lawan
Jerman dan kemenangan 3-2 atas Inggris. membuat Rumania berhak maju ke
perempat final dengan status runner up grup.
Sayang, langkah sensasional mereka terhenti pada babak delapan besar.
Rumania harus mengakui keunggulan Italia setelah kalah dua gol tanpa
balas lewat gol Francesco Totti dan Filippo Inzaghi.
Meski gagal juara, Rumania dinilai memiliki generasi emas. Sebut saja
Christian Chivu, Adrian Mutu, Cosmin Contra, Dan Petrescu, dan Viorel
Moldovan yang mengisi beberapa lini.
Namun, setelah itu performa Rumania di kancah Piala Eropa terjun
bebas. Pada 2004 dan 2012, mereka gagal lolos ke putaran final. Pada
2008, Rumania memang lolos ke putaran final yang berlangsung di
Austria-Swiss, namun mereka tak mampu lolos dari penyisihan grup.
Rumania punya kesempatan untuk mengulang prestasi pada Piala Eropa
2000. Tiket putaran final Piala Eropa 2016 sudah berada dalam genggaman.
Rumania lolos setelah menjadi runner up Grup F dengan mendulang 20
poin.
Pada putaran final Piala Eropa 2016, Rumania tergabung dalam Grup A
bersama Prancis, Albania, dan Swiss. Melihat komposisi tim, peluang
untuk lolos ke fase berikutnya cukup terbuka bagi skuat asuhan Anghel
Iordanescu tersebut.
Bintang:
Razvan Rat
Tim nasional Rumania termasuk dalam tim yang memiliki pertahanan
kukuh menjelang Piala Eropa 2016. Hal tersebut terlihat dari catatan
kebobolan mereka selama babak kualifikasi.
Dalam 10 pertandingan di Grup F, Rumania hanya kebobolan dua kali.
Kukuhnya pertahanan Rumania tak lepas dari peran Razvan Rat, yang
merupakan sosok kunci skuat Tricolorii.
Tak hanya kuat dalam bertahan, Rat juga kerap membantu menyusun
serangan lewat sisi sayap kiri. Selama babak kualifikasi Piala Eropa
2016, pemain berusia 34 tahun itu sudah mengemas tiga assist dalam 9 pertandingan.
Kenyang pengalaman membuat Rat tampil tenang dalam setiap
pertandingan yang dilakoni bersama Rumania. Tak hanya itu, pemain
kelahiran Piatra-Olt itu juga memiliki kharisma serta jiwa kepemimpinan.
Wajar bila akhirnya dia ditunjuk sebagai kapten timnas Rumania.
Karier Rat memang terbilang cukup luar biasa. Mengawali karier
profesional bersama Rapid Bucuresti, pemain berpostur 178 cm ini sempat
membela tim ternama seperti Shahtar Donetsk dan West Ham United. Saat
ini, Rat menjadi bagian dari tim La Liga, Rayo Vallecano.
Publik Rumania berharap Rat bisa memimpin rekan-rekannya menciptakan sejarah seperti Piala Eropa 2000. Dia diharapkan bisa menularkan pengalaman serta ilmunya kepada pemain muda Rumania.
Pelatih:
Anghel Iordanescu
Nama Anghel Iordanescu memang kurang familiar di telinga pecinta
sepak bola Eropa. Maklum, pelatih berusia 65 tahun ini tak pernah
melatih klub atau tim nasional besar di Benua Biru.
Meski demikian, Iordanescu tercatat sebagai satu di antara pelatih
tersukses di Rumania. Dia berhasil meraih empat gelar Liga Rumania
bersama Steaua Bucharest, yaitu pada musim 1986–87, 1987–88, 1988–89,
1992–93.
Pencapaian terbaiknya adalah mengantarkan Steaua menembus partai
final Liga Champions 1988-89. Sayang, Iordanescu gagal membawa klub
raksasa Rumania itu mengalahkan AC Milan setelah menyerah empat gol
tanpa balas dari Ruud Gullit dan kawan-kawan.
Kesuksesan Iordanescu bersama Steaua membawa berkah. Dia kemudian
mendapat pekerjaan untuk melatih tim nasional Rumania pada 1993. Belum
lama membesut Tricolorii, mantan pemain OFI Crete itu langsung mencetak
sejarah.
Dia berhasil membawa Rumania lolos ke putaran final Piala Dunia 1994.
Tak hanya itu, Iordanescu juga mampu memimpin Rumania menembus babak
perempat final untuk pertama kalinya.
Sayangnya, dia gagal membawa Rumania berprestasi pada ajang Piala
Eropa 1996 dan Piala Dunia 1998. Dia pun mendapat kritikan pedas dari
media. Setelah Rumania tersingkir dari Piala Dunia 1998 di Prancis,
Iordanescu memilih hengkang untuk melatih timnas Yunani.
Pada 2002, pria kelahiran Bucharest tersebut kembali dipanggil timnas
Rumania. Namun, kiprah Iordanescu kali ini tak sesukses sebelumnya. Dia
gagal memenuhi target membawa Rumania lolos ke putaran final Piala Eropa 2004.
Kegagalan itu sempat dia bayar dengan membawa Tricolorii menembus
putaran final Piala Dunia 2006. Akan tetapi, Iordanescu kembali dipecat
Federasi Sepak Bola Rumania (FRF) setelah penampilan buruk melawan
Armenia.
Pada 2014, FRF memberikan kesempatan ketiga kepada pelatih yang
membawa Al Hilal dan Al Ittihad meraih gelar Liga Champions Asia
tersebut. Sejauh ini, dia sukses menjalankan tugasnya membawa Rumania ke
putaran final Piala Eropa 2016.
Publik Rumania pun berharap Iordanescu bisa menyamai, atau bahkan
melebihi, pencapaian Emerich Jenei yang mampu membawa Rumania menembus
perempat final Piala Eropa 2000.
Legenda:
Gheorghe Hagi
Rumania mencatat sejarah pada Piala Dunia 1994 dengan mencapai babak
perempat final sebelum akhirnya disingkirkan Swedia lewat adu penalti.
Hasil itu pun membuat para penggawa Rumania menjadi buah bibir.
Nama Gheorge Hagi mendapat paling banyak sorotan. Dia dianggap roh
permainan Rumania saat itu. Memiliki jiwa kepemimpinan tinggi, Hagi pun
mendapat julukan Comandante—Sang Komandan—dari fans Rumania.
Hagi yang ketika itu membela klub Italia, Brescia, juga terbilang
tajam jika berada di jantung pertahanan lawan. Tiga gol berhasil
dipersembahkannya untuk Tricolorii pada ajang tersebut.
Saat Rumania berhasil mencatat sejarah pada Piala Eropa 2000,
Hagi juga yang menjadi bintang. Di bawah kepemimpinan Hagi saat berada
di lapangan, Rumania sukses mencapai babak perempat final Piala Eropa
untuk pertama kalinya.
Padahal saat itu, Hagi nyaris saja tak ikut serta karena sempat
memutuskan pensiun pada 1998. Namun, beberapa bulan setelah gantung
sepatu, dia mengubah pikirannya untuk kembali membela timnas Rumania.
Hagi bisa dibilang satu di antara pemain Rumania yang sukses. Memulai
karier di Farul Costanta pada 1982, Hagi kemudian bersinar setelah
tampil empat musim bersama Steaua Bucuresti.
Bersama klub raksasa Rumania tersebut, pria dengan postur 174 cm itu
juga memperlihatkan kemampuan terbaiknya. Akibat penampilan gemilang
itulah Hagi direkrut raksasa La Liga, Real Madrid, pada 1990. Sayangnya,
dia hanya mampu mempersembahkan gelar Piala Super Spanyol selama dua
musim berseragam Madrid.
Karier Hagi memang tak begitu cemerlang di Spanyol. Ketika bergabung
dengan Barcelona pada 1994, pemain yang hanya tampil 36 pertandingan
bersama Blaugrana itu juga gagal mempersembahkan gelar bergengsi.
Hagi baru kembali memperlihatkan kemampuan terbaiknya di klub Turki,
Galatasaray. Tampil sebanyak 132 kali, Hagi mencetak 79 gol selama lima
musim.
Pada 2001, tepat di usia ke-36, Hagi memutuskan gantung sepatu. Dia
kemudian beralih pekerjaan menjadi pelatih timnas Rumania. Namun, dia
akhirnya dipecat lantaran tak mampu membawa timnya lolos ke Piala Dunia
2002.
Sumber: Bola.com
0 Comments