Crisma A. Albandjar, Staf Khasus Kepala Staf Kepresidenan (kanan) saat bertemu dengan warga Sualan dan Kadis Perikanan dan Peternakan Simalungun, Pardamean Sijabat, Jumat (22/7/2016). Ist |
BeritaSimalungun.com, Parapat-Kehadiran Crisma A. Albandjar,
Staf Khasus Kepala Staf Kepresidenan di Parapat dimanfaatkan oleh para
peternak ikan Keramba Jaring Apung (KJA) di Dusun Sualan, Kecamatan
Girsang Sipangan Bolon, Simalungun, untuk mengadukan nasib. Para
pembudidaya ikan mengadu ketakutan karena kedatangan Aparat TNI yang
dikirim Bupati Simalungun untuk membersihkan KJA milik mereka.
"Kami sudah berhari-hari disenggak-senggak (dibentak-bentak) sama
TNI. Kami takut, kami ngak tahu mau menyampaikan keluhan kami ini kepada
siapa," ujar Berkat Lubis, Warga Sualan pemilik KJA saat bertemu Crisma A. Albandjar.
Sebelumnya pembersihan KJA ini sudah dilakukan sejak Rabu (20/7/2016)
lalu, yang akan berlangsung hingga Senin (25/7/2016). Dalam pembersihan
ini, JR Saragih menurunkan 600 TNI dan Polisi di hari pertama
pembersihan dan semakin berkurang dihari-hari berikutnya.
“Khususnya di Parapat harus nol dari KJA. Kita akan menata dan hari ini (20/07) 50 % KJA kita bubarkan (bersihkan) dari Danau Toba.
50 persen lagi untuk mengumpulkan ikannya dan kita kasih batas waktu
kepada pemilik sampai tanggal 25/07/2016 KJA harus nol dari Danau Toba ini,” kata Bupati Simalungun JR Saragih saat mendatangi para peternak ikan di dusun Sualan, Kamis lalu.
Saat berbincang dengan Crisma, Berkat membeberkan bahwa mereka
memiliki investasi di KJA yang menjadi sumber pendapatan mereka selama
ini, yang tanpa solusi diminta harus dibersihkan. Ia juga menjelaskan
banyak detail kodisi yang mereka hadapi atas penertiban KJA tersebut.
Dalam penjelasannya Berkat sebagai perwakilan warga Sualan
menyampaikan mereka meminta suapaya mereka diberikan waktu hingga
Oktober, supaya bisa memanen ikan berukuran kecil yang ada di KJA atau
diberikan ganti rugi atas hal ini.
Mendengar keluhan warga, Crisma mengajak Kepala Dinas
Perikanan dan Peternakan Kabupaten Simalungun, Pardamean Sijabat yang
ada dilokasi pertemuan untuk mencari solusi atas hal ini.
Saat terjadi perbincangan dengan Pardomuan, Crisma menyampaikan bahwa
pemerintah pusat tidak mau ada konflik antara warga dengan pemerintah
daerah atas pengembangan Danau Toba.
"Pemerintah pusat itu tidak mau gara-gara pengembangan Danau Toba
masyarakat yang dikorbankan, jadi untuk mereka-meraka ini mari kita
cari solusinya, aturan milik kita kok, jadi kita yang mengaturnya,"
ujarnya.
"Banyangkan kalau bapak berada di posisi-posisi para
warga ini, tentu kan gak mau dong dikorbankan demi pemerintah.
Pemerintah yang berkorban untuk rakyatnya," tutur Crisma kepada
Pardamean.
Pardomuan Sijabat yang mendengar ucapan Crisma menyampaikan bahwa mereka sudah punya target waktu dalam pembersihan KJA di Danau Toba dan target tersebut tidak bisa diubah lagi.
Mendengar hal ini Crisma mempertanyakan kenapa tidak bisa dirobah dan
target tersebut dari siapa? Pardomuan tidak menajawab pertanyaan
tersebut, namun ia mengatakan bahwa tindakan mereka sudah tepat atas
penertiban KJA tersebut.
"Sudah persuasif kami bu. Sudah saya datangi para warga ini. Pak
Bupati pun sudah berbicara dengan mereka kemarin. Sudah disepakati
penertiban ini sama warga," ujarnya.
Berkat Lubis yang tidak puas dengan penjelasan Pardamena menyampaikan
bahwa target waktu pembersihan keramba tersebut disampaikan oleh JR
Saragih karena dalam rangka kunjungan Jusuf Kalla dan Jokowi ke Parapat.
Jan Wanner, Kepala Bappeda Simalungun yang berada di lokasi
juga menyampaikan bahwa tindakan mereka menertibakan KJA ini juga untuk
kepentingan Warga sehingga tidak ada salahnya. "Ini untuk kepentingan
warga juga kok," ujarnya dengan nada meninggi kepada Berkat Lubis.
Crisma pun menyampaikan bahwa ia akan menyampaikan permasalahan ini
kepada Presiden. "Kami ini adalah mata dan telinga dari presiden. Beliau
tidak mau asal bapak senang. Kalau ketahuan, habislah,"ujarnya
mengakhiri pertemuan.
Kepada Wartawan, Crisma menyampaikan Presiden Jokowi tidak mau ada warga yang dikorbankan saat pengembangan Danau Toba. Menurutnya pengembangan Danau Toba adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat bukan malah mengorbankan masyarakat.
"Jangan ada warga yang dikorbankan oleh pemerintah. Permasalahan ini
akan kita jadikan masukan. Presiden itu harus ada apanya. Pemerintah
dengan Warga harus dialog lagi ini, soalnya tadi tinggal tunggu waktu
penertibanya diperpanjang hingga ikan kecilnya bisa dipanen atau bisa
diganti rugi," ujarnya mengakhiri.(*)
Sumber: tribun-medan.com
0 Comments