Kunjungan perwakilan Kemenko Maritim ke Keramba Jaring Apung (KJA) milik PT Suri Tani Pemuka Japfa Group di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, 19 Juli 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis |
BeritaSimalungun.com, Haranggaol-Masyarakat petani keramba
jaring apung (KJA) Haranggaol, Kabupaten Simalungun harus bersatu untuk menolak
penertiban KJA yang dikomandoi oleh Bupati Simalungun JR Saragih. Penertiban
KJA sudah dilakukan Pemkab Simalungun dengan mengerahkan TNI-Polri di Parapat Rabu
lalu.(Baca Juga: Bupati Simalungun Kerahkan TNI-Polri Bersihkan KJA di Danau Toba Simalungun)
Buruknya Danau Toba sebagai destinasi wisata di Sumatera
Utara khususnya di Kabupaten Simalungun bukan karena keberadaan KJA di Danau
Toba, namun disebabkan buruknya infrasstruktur jalan menuju Danau Toba dan lingkar Danau Toba dari
Parapat hingga Tongging.(Baca Juga: Sistem Zonasi Adalah Langkah Penataan Ulang Budidaya Ikan KJA di Danau Toba)
Bahkan akses menuju Danau Toba semisal dari Simpang
Raya-Tigaras, Tigarunggu-Tigaras-Sirpang Haranggaol-Haranggaol, Sirpang
Bage-Nagori, Tongging-Nagori hancur total. Bahkan kondisi buruk jalan tersebut
selama belasan tahun tak pernah mendapat perhatian dari Pemkab Simalungun,
Pemprov Sumut dan Pemerintah Pusat.(Baca Juga: Marsiaman Saragih: Perbaiki Dulu Infrastruktur Lingkar Danau Toba, Baru Bicara Penataan KJA)
Pemerintah juga harus diminta berlaku adil dalam penertiban
KJA di Danau Toba. Saat ini ada beberapa perusahaan yang mengusahakan
pembesaran ikan (KJA) di Danau Toba, di antaranya perusahaan Aquafarm Nusantara
di perairan di sekitar Desa Hutaginjang. Keramba perusahaan asing asal Swiss
ini dapat dilihat di sebelah kiri kalau berlayar dari Parapat menuju Tomok,
Samosir.
Aquafarm Nusantara mengelola keramba ikan nila dengan
tujuan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang. Perusahaan ini sudah
beroperasi sejak puluhan tahun yang lalu, namun masyarakat sekitar mengeluhkan
ketidaksediaan perusahaan untuk menyediakan air bersih.
Sebenarnya KJA milik PT Aquafarm Nusantara juga harus
ditertibkan oleh Pemerintah, bukan saja KJA milik masyarakat pesisir Danau Toba
yang notabena kampungnya sendiri. Ada juga kecurigaan kalau penertiban KJA
milik masyarakat akan menjadikan KJA milik Aquafarm Nusantara menguasai pangsa
pasar ikan segar di Sumatera Utara. Padahal selama ini produksi ikan dari KJA
milik masyarakat sebagai produsen ikan
segar di Sumatera Utara.
Kemudian terkait dengan pencemaran yang disebabkan sisa pakan
KJA, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya tidak menemukan limbah
atau aspek lain yang memicu pencemaran lingkungan saat meninjau salah satu
lokasi bisnis keramba ikan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Peninjauan dilakukan di unit Keramba Jaring Apung (KJA) milik PT Suri Tani
Pemuka (STP), yang dinaungi raksasa agribisnis, JAPFA Group.
“Setelah kita cek, keramba apung mereka tidak menghasilkan
limbah. Mereka mengikuti kaidah budi daya ikan yang baik," kata Kepala
Bagian Humas Kemenko Kemaritiman Shahandra Hanitiyo di Simalungun, Selasa, 19
Juli 2016, seperti dilansir Tempo.co.
Menurut Shahandra, usaha keramba STP JAFPA menerapkan
teknologi ramah lingkungan sehingga kecil kemungkinan menghasilkan limbah.
Teknologi tersebut dipakai untuk mengatur efisiensi pemberian pakan (makanan)
ikan serta meminimalisasi kotoran selama proses budi daya. “Air di sekitar
(lokasi keramba) tak keruh, tak seperti yang digembar-gemborkan ke pemerintah
pusat," tutur Shahandra.
Tak Semudah Membalikkan Tangan
“Pemusnahan” KJA di Danau Toba tidak semudah membalikkan
tangan. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli menegaskan
bahwa perairan Danau Toba di Sumatra Utara, harus bersih dari keramba ikan
sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo ke kawasan wisata unggulan Indonesia itu
pada Desember 2016.
“Saat ini banyak keramba ikan di Danau Toba, baik milik
perusahaan maupun milik rakyat. Setiap hari ratusan ton pakan ikan yang tidak
termakan mengotori dan membuat air Danau Toba menjadi bau," katanya pada
acara "Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba" di Jakarta,
Rabu (25/5/2016) malam lalu.
Bagi masyarakat nelayan setempat, katanya, akan
dikembangkan teknologi budi daya dan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan
tidak mengotori danau. Beberapa langkah lain di antaranya perbaikan dan
pembangunan infrastruktur jalan dan bandar udara.
Pembersihan Danau Toba dari keramba ikan merupakan yang
pertama dari sembilan langkah dalam mewujudkan Badan Otorita Danau Toba,
sebagai upaya pengembangan pariwisata Danau Toba secara menyeluruh menjadi
salah satu destinasi wisata andalan Indonesia di masa depan.
Dikatakan Menteri, keindahan panorama Danau Toba dikotori oleh banyaknya keramba ikan, dan yang lebih parah lagi sisa pakan ikan yang mengotori danau membuat wisatawan tak berkenan untuk berenang di danau.
Dikatakan Menteri, keindahan panorama Danau Toba dikotori oleh banyaknya keramba ikan, dan yang lebih parah lagi sisa pakan ikan yang mengotori danau membuat wisatawan tak berkenan untuk berenang di danau.
Menjadi ironis, katanya, di satu sisi wisatawan ingin
menikmati keindahan dan keheningan danau hasil letusan gunung super vulkanik
sekitar 70.000 tahun lalu itu, tapi di sisi lain air yang kotor dan bau membuat
wisatawan enggan merasakan kesejukan air danau. (BS-01)
0 Comments