Korban penikaman, Maringan Siallagan, yang juga seorang pelatih tako, dirawat di RS Vita Insani Pematangsiantar.
|
BeritaSimalungun.com, Pematangsiantar-Bicara soal Tarombo (silsilah marga kerabat) janganlah di di Lapo Tuak. Pemahaman soal tarombo memang sangat sensitif jika dibicarakan di Lapo Tuak. Pasalnya kesalah pahaman bisa berakibat fatal.
Seperti yang dialami pelatih beladiri tako yang juga seorang guru, Maringan
Siallagan SPd (53). Dia harus mengalami kritis karena ditikam oknum sintua di warung tuak oleh Pak Beni
Saragih di kawasan Simpang Nagojor, Kecamatan Tanah Jawa, Simalungun,
Minggu (10/7) sekira pukul 21.30 WIB.
Menurut informasi, sesaat
sebelum kejadian, di kedai itu sedang terjadi pembicaraan soal silsilah
marga (tarombo). Topik itu dilempar Mayudin Sianturi setelah menenggak
tuak. Awalnya situasi masih tenang. Tapi tiba-tiba panas dan terjadi adu
argumentasi.
Suasana panas itu terjadi karena pelaku yang diduga
sudah mabuk mengatakan sesama satu marga sudah banyak marsiambilan
(kawin satu marga). Ucapannya itu kemudian membuat Beko Sinaga yang
duduk sebangku dengan pelaku, berang dan emosi. Adu argumentasi semakin
tinggi.
Lalu, salah seorang pengunjung warung tuak bermarga
Manurung menegur pelaku. “Paso ma hata-hatami (hentikanlah ucapanmu
itu),” ujar Manurung.
Pelaku tak terima teguran marga Manurung
tersebut. Nyaris terjadi adu jotos, namun dilerai oleh pengunjung warung
lainnya. Lalu, korban Maringan Siallagan yang merupakan warga Simpang
Tangsi, Nagori Balimbingan, Kecamatan Tanah JAwa, menegur pelaku agar
tidak ribut. Apalagi pelaku sudah orangtua dan tidak sepantasnya
bersikap demikian.
Ternyata ucapan Maringan kian memancing kemarahan pelaku dan tengkar
mulut kembali terjadi. Tiba-tiba pelaku bangkit dari tempat duduknya dan
berlari menyeberang jalan raya Tanah Jawa-Siantar menuju rumahnya yang
tak jauh dari warung tuak itu.
Melihat gelagat pelaku yang
mencurigakan, Maringan Siallagan diingatkan oleh rekan-rekanya untuk
meninggalkan warung tuak. Sebab, pengunjung warung menduga bahwa korban
mengambil senjata tajam dari rumahnya.
Dugaan itu benar. Pelaku
datang ke warung dengan mengantongi senjata tajam. Begitu tiba di
warung, pelaku pura-pura membayar tuak sambil merogoh kantungnya.
Ternyata dia mengambil sebilah pisau dapur dan langsung menikam perut
korban sebanyak tiga kali.
Diserang mendadak, korban berusaha
bangkit dari tempat duduk sambil berusaha mengelak tikaman pisau.
Akhirnya, tikaman keempat mengenai tangan korban hingga tembus ke
punggung. Darah bercucuran di lantai warung tuak. Korban pun dilarikan
ke RS PTPN IV Balimbingan.
Melihat kejadian tersebut, korban
lainnya Mayudin Sianturi dan pria bermarga Tobing berusaha merampas
pisau dari tangan pelaku. Namun keduanya menjadi korban dengan luka di
lengan dan kaki.
Tersangka yang sudah kalap dan di bawah pengaruh
alkohol lalu menghunuskan pisau yang sudah berlumuran darah kepada
pengunjung warung. Spontan para pengunjung warung tuak berhamburan
menyelamatkan diri. Tak berapa lama, personel Unit Reskrim Polsekta
Tanah Jawa tiba di TKP dan mengamankan pelaku bersama barang bukti
pisau.
Kapolsekta Tanah Jawa Kompol A Siringo-ringo didampingi
Kanit Reskrim AKP Suandi Sinaga membenarkan peristiwa itu. Pelaku ini
sudah diamankan di Mapolsekta Tanah Jawa guna diproses secara hukum.
Sementara beberapa saksi beserta pemilik warung sudah dimintai
keterangan. (Rodo)
0 Comments