Tersangka pelaku beserta data diri teror bom di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, jalan Dr Mansur Nomor 75 Medan, Sumatera Utara, 28 Agustus 2016. (Istimewa) |
BeritaSimalungun.com, Medan-Ivan Armadi Hasugian (18), tersangka
percobaan bom bunuh diri di Gereja Santo Stasi Yosep Jalan Doktor Mansur
Medan, dikenal masyarakat sebagai pemuda yang memiliki kepribadian
sangat tertutup.
"Ayahnya seorang pengacara, sedangkan ibunya adalah pegawai negeri sipil (PNS)," ujar seorang warga, Muhammad Hayat (42) kepada Suara Pembaruan, saat ditemui di Jalan Setiabudi Gang Sehati Medan, Minggu (28/8) sore.
Hayat mengungkapkan, Ivan Armadi merupakan pemuda yang pernah
mengenyam pendidikan di salah satu sekolah menengah atas (SMA) Negeri 4
di Medan. Namun, pemuda itu diduga tidak menyelesaikan sekolahnya.
"Orang ini (Ivan) tidak pernah mau bertegur sapa meski kita saling
berpapasan. Dia juga tidak mau berkumpul dan berbicara dengan pemuda
kampung ini yang seusia dengan dirinya," ungkapnya.
Sayuti (45) warga lainnya menyampaikan, Ivan Armadi merupakan pemuda
yang tidak perduli dengan lingkungan sekitarnya. Apalagi, Ivan jarang
kelihatan berada di kawasan tempat tinggalnya itu.
"Kami tidak menyangka kalau pelaku percobaan bunuh diri itu ternyata
tetangga kami. Kami mengetahuinya setelah melihat polisi ramai melakukan
penggeledahan di rumah orangtua Ivan Armadi," jelasnya.
Menurutnya, Hasugian yang merupakan ayah Ivan, merupakan seorang
pengacara yang jarang terlihat. Berbeda dengan ibu Ivan, dikenal sebagai
wanita ramah, dan mau bertegur sapa dengan warga sekitar.
"Ini berbeda sekali dengan si Ivan, meski disapa pun dia tidak mau
menjawab. Dia mungkin sering bermain keluar dari kampung ini. Namun,
kami tidak pernah melihat pemuda itu membawa teman ke rumah
orangtuanya," sebutnya.(SP)
0 Comments