Oleh : Darwan Saragih Garingging |
Oleh : Darwan Saragih Garingging
BeritaSimalungun.com, Siantar-Masyarakat Simalungun hendaknya tidak memahami adat dan tradisi sebagai
sebuah berhala yang tidak boleh berubah. Contohnya saat ini generasi
muda Simalungun sedang berusaha membuat gotong silappei (parhorja)
menjadi fasionalbel (trend) bagi masyarakat.
Gotong Silappei
dimodifikasi sedemikian rupa agar memunculkan ketertarikan bagi masyarakat Simalungun dan seluruh masyarakat Indonesia untuk menggunakannya.
Kreatifitas generasi muda tersebut ternyata banyak juga mendapat
kritikan dari yang pihak-pihak yang selalu memposisikan diri bahwa
gotong tidak boleh dimodifikasi dan mempermasalahkan cara penggunaannya .
Hal inilah yang menimbulkan keprihatinan kita karena Gotong Silappei
pada dasarnya adalah alat penutup kepala dan dapat digunakan dalam
keseharian. Warna dan Coraknya dapat saja dimodifikasi agar menjadi
lebih menarik dan semakin banyak orang yang mengenakannya.
Contohnya Bali, banyak sekali pakaian adat Bali yang sudah dimodifikasi
sedemikian rupa tanpa kehilangan corak khas ornamen Bali, dan itu
membuat Budaya Bali semakin terkenal di seluruh manca negara.
Dengan demikian sebaiknya kita jangan terlalu memandang miring setiap
kreatifitas yang berusaha membuat budaya Simalungun menjadi lebih
terbuka dan terkenal.
Yang paling penting dalam setiap acara adat
Simalungun seluruh rangkaian acara, penggunaan hiou dan pakaian adat
Simalungun harus tetap sesuai dengan aslinya. (Penulis Dep. Pendidikan dan Pengembangan DPP/Presidium PMS)
0 Comments