KETUA TERPILIH: Ketua Steering Committee Drs Juhal Siahaan mengangkat tangan Sahat Martin Sinurat (kanan)yang terpilih sebagai Ketua Umum GMKI periode 2016-2018 di Kongres ke-35 GMKI di Auditorium Seminarium Sipoholon Taput, Selasa (30/8/2016). |
* Diusir dari Asrama STGH HKBP Seminarium Sipoholon, Peserta Kongres Protes
BeritaSimalungun.com, Taput-Kongres ke-35 GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) di Auditorium
Seminarium Sipoholon, Tapanuli Utara, berhasil memilih Ketua Umum dan
Sekretaris Umum.
Saat pemilihan ketua umum,tiga calon yang
memenuhi syarat didukung minimal 10 cabang adalah Franciscus Henoch dari
Manado, Sahat Martin Sinurat dari Bandung dan Fredy dari Kupang. Sidang
yang dipimpin Frandy Nababan, Jhoni Marthen, Jefri Edi, Irwan Masdanto
dan Berry Tawera akhirnya berhasil memilih Sahat Martin Sinurat dengan
perolehan 48 suara, sementara Fransciscus Henoch 35 suara dan Fredy
mengundurkan diri sebelum pelaksanaan pemungutan suara.
Usai
pemilihan ketua umum, acara dilanjutkan dengan pemilihan sekretaris
umum dengan tiga calon yang memenuhi syarat yakni Alan Sangkali dari
Makassar, Gideon Kaunang dari Jakarta Barat dan Andry Nababan dari
Pematang Siantar.
Peserta kongres akhirnya berhasil memilih Alan
Singkali dengan perolehan 35 suara, Gideon Kaunang 24 sauara dan Andry
22 suara. Pimpinan sidang kemudian menetapkan Sahat Martin Sinurat
sebagai Ketua Umum dan Alan Singkali sebagai Sekretaris Umum periode
2016-2018.
Pelaksanaan Kongres yang sejak awal berlangsung aman dan lancar,
sempat diskors, karena terjadi hal yang tidak mengenakkan perasaan
sebagian peserta Kongres. Pihak Asrama STGH HKBP mengusir mereka dengan
cara mengeluarkan barang peserta dari dalam kamar asrama tersebut,
membuat suasana Kongres jadi
ribut.
Meskipun
pimpinan sidang menyerukan supaya seluruh peserta tenang dan akan
dicari solusi, peserta tetap mendesak panitia untuk bertanggung jawab.
"Kami tidak mau diterlantarkan di Kongres ini, kami diusir,untuk itu
panitia harus tanggung jawab," teriak sebagian peserta. Sejumlah panitia
langsung turun mengamankan keadaan, di antaranya Dr Simion Harianja,
Drs Juhal Siahaan, Rijon Manalu, Benny Simanjuntak dan Lamtagon Manalu,
dengan mendatangi Pimpinan STGH Pdt Thomson
Sinaga.
Di hadapan peserta, Thomson mengatakan, asrama tersebut akan
dipakai pihak lain. "Ini masalah komunikasi yang salah paham antara
panitia dengan kami sehingga itu terjadi," katanya. Meskipun panitia
mendesak agar asrama tersebut sudah disepakati dipakai sampai 30 Agustus
2016, namun pihak asrama sudah memasukkan tamunya.
Dengan
dialog yang agak tegang, akhirnya panitia tak terima sikap pihak Asrama
STGH HKBP tersebut, sehingga peserta untuk sementara ditampung di salah
satu ruangan auditorium selama Kongres berlangsung,sedangkan mereka
yang kecewa sudah ada yang pulang.
Hingga
berita ini dibuat pukul 18.00 WIB, pelaksanaan Kongres masih
berlangsung dengan agenda pemilihan tuan rumah untuk Kongres berikutnya
dengan calon Jayapura,Samarinda, Mamasa, Plewalimandar Sulawesi dan
Jakarta. Rencananya Kongres akan diteruskan sampai penutupan.(SIB)
0 Comments