Bertemu Presiden Jokowi di acara Sail Selat Karimata di Kayong Utara, sehari setelah pelantikan Menteri ESDM definitif. |
Menanam pohon di acara Sail Selat Karimata di Kayong Utara. |
Sertijab di Kantor Kementerian ESDM, Senin 17 Oktober 2016. IST |
Rapat sertijab hari ini di kantor Kementerian ESDM, Senin 17 Oktober 2016. IST |
BeritaSimalungun.com-Selama hampir 2 tahun di pemerintahan ini, saya mengingat banyak hal yang terjadi secara tiba-tiba. Tanggal 15 Agustus 2016, waktu itu saya masih memakai piyama, tiba-tiba
membaca pengumuman bahwa saya diangkat menjadi Plt Menteri ESDM.
Jumat
lalu juga sama. Saya sudah mau naik pesawat terbang menuju
Kayong-Kalimantan Barat, diberitahu bahwa Pak Jonan dilantik sebagai
Menteri ESDM dan Pak Arcandra sebagai wakilnya siang itu juga.
Sama saja ketika saya diangkat menjadi Kepala Staf Kepresidenan pada akhir 2014. Waktu itu saya sedang liburan ke luar kota, tiba-tiba ditelpon untuk balik ke Jakarta.
Hal ini terjadi juga pada 11 Agustus 2016. Malam itu saya masih bersama
Pak Presiden, tanpa diberitahu tiba-tiba besok paginya saya dilantik
menjadi Menko Polhukam.
Kejadian tiba-tiba ini terulang lagi ketika saya
ditunjuk menjadi Menko Maritim. Hari itu saya masih satu mobil dengan
Pak Presiden di Magelang. Tiba-tiba pada malam harinya saya diberitahu
jika saya digeser untuk menjadi Menko Maritim.
Menghadapi berbagai situasi tersebut, saya hanya bisa bilang, “siap laksanakan,” tidak ada lagi jawaban lain.
Tapi itulah misteri hidup. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di
depan kita. Oleh karena itu marilah kita bekerja saja dengan baik sesuai
bidang masing-masing, tidak perlu over react dan 'ojo dumeh'.
Inilah yang saya sampaikan pada acara serah terima jabatan hari ini kepada Pak Jonan dan Pak Arcandra.
Saya berharap agar setiap keputusan di ESDM dapat terus diambil
berdasarkan kajian ilmiah dengan menggunakan data-data yang valid.
Jangan hanya pakai perasaan. Kalau jatuh cinta, barulah harus pakai
perasaan. (FB Luhut Binsar Panjaitan)
0 Comments