Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Drama Musikal 5 Etnik Batak Digelar di Jakarta

Penanggung Jawab Panitia Tua Srait ( paling kanan- duduk), Penasehat Panitia Rommel Panjaitan ( no 2 dari kiri-),  Daniel Panjaitan ( no.3 dari kiri ), foto bersama dengan panitia dan pendukung acara.  Foto ist. 
BeritaSimalungun.com, Jakarta-Drama  musikal  5 etnik (puak) Batak, bertajuk : Toba Prayers" digelar, 25 Nopember 2016  di Auditorium Sasana Krida, Taman Mini Indonesia Indah ( TMII), Pondok Gede, Jakarta Timur. Kelima puak yang akan menampilkan ragam budaya, berupa tari, lagu,  uning uningan tradisional  dan drama  itu adalah etnik Batak Toba, Mandailing, Simalungun, Karo dan Phakpak Dairi.   

Penanggung jawab pagelaran Tua Sirait, menyatakan hal itu pada acara gala dinner, di Hotel Santika, Pondok Gede Jakarta.

Ketua Panitia Nancy Sihaloho menguraikan, gala dinner dihadiri para penari dan penyanyi pendukung pagelaran, antara lain Jens Butar butar  ( Amigos Band), Bernard Banjarnahor ( RMB Trio), Alex Hutajulu ( Solo), Lolina Hutajulu,  Novita Dewi, Edison Transaksi Sibuea serta konseptor acara Rismon Raja Mangatur  Sirait termasuk  Daniel Panjaitan dan Romel  Panjaitan.   

Tua Sirait menyatakan, tujuan utama pagelaran, selain melestarikan dan mengangkat harkat dan martabat budaya kelima puak di daerah Sumut itu, juga memromosikan  obyek wisata di kawasan Danau Toba, yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai salah satu destinasi 10 wisata strategis di Indonesia. 

Dikatakan,  melalui Opera Musikal Batak 'Toba Prayers-5 Etnik  Batak'  pihaknya  ingin memotivasi masyarakat Batak di Jakarta untuk mencintai budaya sendiri dan mengembangkannya demi kemajuan Pariwisata Danau Toba.  

Melalui  pagelaran yang  digarap putra kelahiran Desa Lumban Sirait, Ajibata, Kabutapten Toba Samosir  itu  masyarakat Batak, khususnya masyarakat asal  Sumatera Utara yang tinggal di Jakarta, akan digugah sehingga  peduli akan budaya Batak dan pariwisata Danau Toba.   

Opera  Musikal   yang dimotori Sanggar Seni Budaya Lusido Ajibata  itu merupakan sebuah konsep yang menampilkan kembali nilai budaya masyarakat kawasan Danau Toba seperti Tor-tor, Gondang, Opera Batak,Andung Batak, design baju yang terbuat dari ulos dan seni suara yang mengumandangkan kembali masa masa lalu kepariwisatawan Danau Toba serta keadaan lingkungan Danau Toba saat ini.  

"Akan ditampilkan Tor-Tor Sipitu Cawan ,  seorang penari Cawan akan tampil di atas meja setinggi 1 M yang akan dibawakan dua orang penari dan lima orang penari pendamping" kata Rismon sambil menambahkan, bahwa  yang ditampilkan koreografi   terbaru dan belum pernah ditampilkan di manapun. 

Penasehat Panitia Daniel Panjaitan menyatakan,  pagelaran  diharapkan  memotivasi dan mendorong 5 puak Batak di daerah Sumut, menjadi media mempersatukan dan mempererat  persaudaraan  dengan menampilkan  aneka ragam seni budaya  sekaligus mendorong para pemimpin di kawasan Danau Toba bekerjasama dan bergandengan tangan.  

Menurutnya, pagelaran serupa direncanakan akan digelar di Balikpapan, Batam dan Parapat, Danau Toba. (SIB)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments