Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Kapten Perampok Sadis Kelompok “Korea Utara” Ramlan Butarbutar Tewas Ditembak Polisi

Pelaku Perampokan ditangkap di rumah kontrakan di Rawa Lumbu, Bekasi, Rabu (28/12/2016) siang. IST
Polisi: Adik Ramlan Butarbutar DPO Kasus Perampokan

BeritaSimalungun.com, Jakarta-Kelompok perampokan sadis “Korea Utara” yakni Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang,  Alfins Bernius Sinaga, Yus Pane akhirnya harus lumpuh di tangan kepolisian. Bahkan sang Kapten kelompok ini Ramlan Butarbutar tewas ditembak polisi karena mencoba melawan saat digerebek di tempat persembunyiannya di rumah kontrakan di Rawa Lumbu, Bekasi, Rabu (28/12/2016) siang. Sementara Erwin Situmorang dan Alfins Bernius Sinaga juga dihadiahi timah panas. Sementara Yus Pane masih diburu polisi.

Ramlan Butarbutar CS beraksi di rumah Dodi pada Senin (26/12/2016) bersama Erwin Situmorang, Yus Pane dan Alfins Bernius Sinaga. Dodi disekap bersama 10 orang, termasuk 3 anaknya, serta pembantu dan 2 sopirnya, sejak Senin (26/12/2016) sore, hingga akhirnya diketahui pada Selasa (27/12/2016) pagi. Mereka disekap di sebuah toilet berukuran sekitar 2 x 1 meter.

Karena toilet itu sempit dan udara yang minim, 6 orang akhirnya tewas. Mereka adalah Ir Dodi Triono, dua anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9). Lalu Amalia Calista alias Amel (teman anak korban) dan Sugiyanto alias Yanto (sopir) serta Tasrok (sopir).

Sedangkan 5 korban luka adalah pembantu rumah tangga (PRT) Emi (41) dan anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (13). Lalu PRT Santi (22), serta dua baby sitter atas nama Fitriani (23) dan Windy (23). Dari foto-foto yang beredar, ada darah di tubuh sejumlah korban tewas. Diduga mereka dianiaya sebelum ditumpuk di dalam kamar mandi.(Baca: Ini Koleksi Mobil Mewah Milik Korban)

Selain menangkap Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang, tim kepolisian juga menangkap R alias Ucok. Ucok adalah adik Ramlan yang jadi buronan (DPO) kasus perampokan.

"R ini dia memang DPO kasus pencurian dengan kekerasan, perampokan juga," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Heriyanto Adi Nugroho, seperti dilansir detikcom, Rabu (28/12/2016).

Rudy menjelaskan, Ucok diburu polisi karena terlibat perampokan di wilayah Jakarta, beberapa tahun lalu. Namun Rudy belum dapat menjelaskan rinci terkait kasus dugaan pidana yang dilakukan Ucok.

“Datanya harus kami buka lagi," kata Rudy saat ditanya detil kasus perampokan yang melibatkan Ucok.

Ucok sebelumnya ditangkap di kawasan Bekasi siang tadi. Ia ditangkap karena menyembunyikan kakaknya, Ramlan usai melakukan perampokan yang disertai pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur.

Saat penyergapan, Ramlan ditembak mati polisi karena berusaha melarikan diri dan melawan polisi. Sementara temannya, Erwin, ditembak di bagian kaki karena berusaha kabur.

Setelah menangkap Ramlan, Erwin dan Ucok, polisi kembali menangkap Alfins Bernius Sinaga. Alfins juga ditembak kakinya karena berusaha kabur.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan yang memimpin penangkapan sudah memberi peringatan agar Alfins menyerahkan diri. Namun Alfin terus berusaha kabur hingga akhirnya dilumpuhkan di kakinya.

Polda Metro Jaya mengerahkan tim besar untuk menangkap para pelaku sadis ini. Selain tim dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Polres Bekasi dan Kapolres Depok AKBP Herry Heryawan juga turut ke lapangan menangkap para pelaku.

Ramlan Butarbutar DPO Perampokan

Sementara Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan menyebut Ramlan Butarbutar 'kapten' perampokan dan pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, sebagai buronan kasus yang sama di Depok tahun 2015. Tapi Ramlan saat itu tidak tertangkap polisi dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

"Tahun lalu yang bersangkutan di Depok, merampok juga warga Korea. Kebetulan Kapolres Depok masih Wadirkrimum atau Kasat Jatanras. (Ramlan) ini DPO, DPO," ujar Iriawan kepada wartawan dalam jumpa pers penangkapan pelaku perampokan Pulomas di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).

Ramlan Butarbutar menurut Iriawan pernah keluar masuk penjara sebelum melakukan perampokan di Depok tahun lalu. Ramlan akhirnya tewas ditembak di bagian dada karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap polisi di Rawa Lumbu, Bekasi pada siang tadi.

“Ini nggak tertangkap, DPO. Kalau tertangkap tahun kemarin tentu masih dalam LP kan. Beberapa kali kemudian vonis keluar, vonis keluar, tahun kemarin melakukan perampokan terhadap warga Korea tapi tidak tertangkap, DPO," tegas Iriawan.

“Pengejaran dilakukan di beberapa tempat ada di Bandung, Cianjur dan ke Bekasi itu hasil tentunya ada informasi ada saksi," imbuh Iriawan.

Saat beraksi, Ramlan menurut Iriawan memang kerap melakukan kekerasan terhadap korbannya. Hal ini yang dilakukan saat menyekap 11 orang di kamar mandi. Penyekapan dilakukan kamar mandi berukuran 2x1 meter persegi. Saat beraksi, dua orang membawa pistol dan juga senjata tajam.

Ungkap Modus Khas Pelaku

Ramlan Butarbutar, pelaku pembunuhan Pulomas bukan nama baru di dunia residivis. Dia punya modus khas tiap kali melakukan aksinya. “Ramlan Butarbutar ini pemain lama. Dia dikenal kelompok spesialis 365 (pencurian dengan kekerasan)," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di kantornya, Jl Trunojoyo, Jaksel, Rabu (28/12/2016).

Menurut Kapolri, Ramlam biasa malang melintang di Bekasi dan Pulogadung. Ramlah juga pernah merampok rumah WN Korea di Cibubur pada 2015.

“Di Bekasi dan Pulogadung itu dulu. Sekarang main lagi ternyata. Dia dikenal sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan. Modusnya, diiket dan dilakban," ujar Tito.

Tito mengatakan kelompok Ramlan biasa beraksi di hari libur. Mereka mencari rumah-rumah yang bisa aman untuk dimasuki. “Mereka nyari pagar yang terbuka dan langsung masuk," ujar Tito.

Jejak Hitam Ramlan Butarbutar

TKP Rumah Ir Dodi Triono di Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur .
Catatan hitam Ramlan Butarbutar, satu pelaku perampokan di rumah Ir Dodi Triono di Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur dikenal sadis dalam melakukan aksinya. Ramlan Butarbutar ini terekam di Polres Depok. Dia pernah ditangkap Satuan Reserse Kriminal Polresta Depok atas kasus perampokan di kawasan Depok.

“Iya betul, yang bersangkutan tahun 2015 pernah ditangkap Polres Depok karena terlibat curas (pencurian dengan kekerasan)," ujar Kapolresta Depok AKBP Herry Heryawan seperti dikutip dari detikcom, Rabu (28/12/2016).

Herry mengatakan, Ramlan pernah melakukan perampokan di rumah seorang warga di Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Depok, pada Agustus 2015 lalu. "Dia juga pernah merampok di rumah WN Korea di Cibubur," imbuh Herry.

Sementara itu, Kasubag Humas Polresta Depok AKP Firdaus mengatakan, tersangka Ramlan pernah ditangkap Polresta Depok karena melakukan perampokan di Griya Telaga Permai, Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Tapos, Depok, 11 Agustus 2015 siang lalu.

“Tersangka Ramlan ini kaptennya. Dia dulu ditangkap bersama dua kawannya, Jhony Sitorus dan Posman Sihombing," ujar Firdaus. Saat itu, Ramlan Cs merampok di rumah Ny Lili dengan cara menodongkan senjata airsoft gun dan golok ke pemilik rumah. Korban digiring ke kamar, lalu diikat dan dikunci.

Lalu, Ramlan Cs mengambil 2 buah cincin emas, seuntai kalung emas putih seberat 6 gram, uang 600 USD, 1 unit iPad, 1 unit handphone, 2 buah jam tangan Rolex, serta 3 buah kartu ATM.

Ramlan ditangkap bersama Erwin Situmorang di tempat persembunyiannya di Rawalumbu, Bekasi, siang tadi. Keduanya ditangkap tim gabungan dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya yang dipimpin AKBP Hendy F Kurniawan, Polres Depok yang dipimpin AKBP Herry Heryawan dan Polres Jaktim.

Keduanya ditembak karena melakukan perlawanan. Erwin ditembak di bagian kaki, sementara Ramlan tertembak di bagian dada hingga tewas. Polisi juga menangkap R alias Ucok, adik Ramlan yang ikut menyembunyikan Ramlan.

Kapolri Dorong Digital Security

Ada pelajaran yang dapat dipetik dari kasus pembunuhan di Pulomas Jaktim yang terungkap karena CCTV. Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendorong digalakkannya konsep digital security.

Tito mengapresiasi kinerja Polda Metro yang cepat menangkap pelaku perampokan di Pulomas dengan menggunakan rekaman CCTV. Tito pun mengimbau agar terus meningkatkan pengamanan digital seperti itu.

“Pengungkapan kasus Pulomas karena CCTV, tersangkanya, mobilnya, pelakunya juga mukanya lebih jelas. Bisa ketahuan siapa dia, apalagi pemain lama. Sudah terkenal di dunia hitam," ujar Tito di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Rabu (28/12/2016).

Untuk meningkatkan keamanan digital, Tito meminta agar seluruh daerah memasang CCTV yang tersambung dengan sistem pengamanan milik pemerintah. “Tiap daerah membuat peraturan, diwajibkan semua gedung-gedung yang akan dibangun wajib untuk memasang CCTV yang bisa di-connect dengan CCTV pemerintah," jelas Tito.

“Kemudian di jalan-jalan, dipasang CCTV yang bisa di-connect dengan pemerintah. Itu yang dinamakan digital security," sambungnya.


Menurut Tito ada empat macam security atau pengamanan. Yang pertama adalah personal security, yaitu kecilnya angka gangguan kamtibnas umum. Kedua adalah infrastructure security. Ketiga adalah health security, ini terkait kasus makanan palsu atau obat palsu. Lalu yang keempat adalah digital security, termasuk pengamanan dengan CCTV. (BS/Sumber Detik.com) 

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments