Selesai Desember 2016, Amblas Februari 2017
BeritaSimalungun.com, Rantauprapat--Warga Lingkungan
Kampungtali Kelurahan Siringoringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu
sangat kecewa dengan hasil pekerjaan rehab jembatan yang hanya berumur 1 bulan.
Jembatan berlantai besi sepanjang 12 meter dengan lebar 4 meter yang
menghubungkan sebagian warga di sana selesai dikerjakan pada akhir Desember
2016 tetapi sudah amblas pada Februari 2017.
Puluhan kepala keluarga (KK) di Lingkungan Kampungtali itu
kini butuh jembatan alternatif. Sebab mereka terpaksa memanfaatkan jembatan
yang amblas walau beresiko besar.
Warga Kampungtali di antaranya, Asrijal Nasution (42), Iwan
(48), Andi (24) dan Irul (23), Selasa (7/2/2017), di lokasi menjelaskan rubuhnya
lantai jembatan karena amblasnya satu tiang pondasi di mana ujung jembatan
diletakkan.
Ambruknya lantai dan tiang pondasi yang dicor itu
diperkirakan warga terjadi Jumat 3 Februari 2017 sekitar pukul 16:50 WIB,
karena sebelumnya belum ambruk.
Saat ini, warga hanya melintasi satu batang besi leter 'H'
bekas bantalan jembatan yang diganti pihak rekanan.
Masyarakat menyebut, pekerjaan rehab jembatan serta
pengecoran jalan semen yang menelan biaya sebesar Rp985 juta di bawah kendali
dan pengawasan Dinas PU Binamarga itu, baru selesai dikerjakan akhir Desember
2016.
Mereka tidak dapat memastikan penyebab amblasnya pondasi jembatan yang
memang satu-satunya sarana penyeberangan yang membelah Sungai Mailil tersebut.
Namun perkiraan mereka, pondasi jembatan tersebut merupakan pondasi lama yang
telah berumur puluhan tahun. Sehingga dinilai tidak mampu menahan beban,
apalagi terjadi penambahan jumlah lantai besi.
"Lantainya sebagian diganti. Kalaupun yang mutlak
diganti itu paling hanya besi penahan leter 'H' empat buah. Kalau pondasinya
sama sekali masih pondasi lama yang umurnya mungkin sudah puluhan tahun,"
kata warga.
Mereka mengharapkan Pemkab Labuhanbatu segera membangun
jembatan alternatif supaya warga bisa melakukan aktivitasnya. Sebab jembatan
yang ada saat ini jembatan ambruk dan sangat membahayakan jiwa warga. Terlebih
anak-anak yang melintas di atas besi leter 'H', sangat berbahaya.
Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Binamarga,
Pengairan, Pertambangan dan Energi (sekarang jadi Dinas PU dan Penataan Ruang),
Irul Fahri didampingi Assisten Lapangan, Sungkono, mengakui kondisi itu.
Menurut mereka, pengerjaan hanya rehabilitasi yang
berkaitan dengan lantai jembatan serta pengecoran jalan rabat beton sekitar 300
meter. Mereka mengakui kedua tiang pondasi lama, sama sekali tidak disentuh.
Menjawab pertanyaan apa sebab pondasi amblas, kedua pejabat
itu mensinyalir akibat hantaman derasnya Sungai Mailil pasca datangnya hujan
deras beberapa hari sebelumnya.
"Sebelumnya hujan deras, mungkin ada tanah yang
tergerus, apalagi dasarnya itu kan berpasir. Buktinya lantainya tidak ada yang
rusak dan amblasnya pun kita perkirakan secara perlahan," kata Sungkono.
Saat ini pihak Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang telah
menganalisanya serta berharap adanya dana bencana alam. Karena, jika menunggu
dari kabupaten, R-APBD masih dibahas di DPRD.
"Harapan kita dari dana bencana di bawah BPBD,"
sebut mereka.
Pantauan wartawan di lokasi, lantai jembatas besi telah
amblas. Jika tidak terganjal bongkahan pondasi yang amblas, dipastikan ambruk
ke sungai.
Sedang lantai sebelahnya, masih tersangkut di atas pondasi yang
dibangun di atas batu berukuran besar dinding sungai. Sangat berbahaya, karena
hanya sebuah besi penyangga leter 'H' saja yang masih tersangkut. Jika tidak
segera dilakukan perbaikan, dikhawatirkan seluruh lantai akan ambruk ke dasar
sungai.
Untuk sementara, warga nekat memanfaatkan sebuah besi sebagai alat
penyeberangan di jembatan itu. Walau sangat berisiko, karena terpaksa warga
berharap keselamatan.(SIB)
0 Comments