Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Beginilah Kualitas Proyek di Rantauprapat

AMBLAS: Jembatan Sungai Mailil di Lingkungan Kampungtali Kelurahan Siringoringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu, amblas. Jembatan itu hanya berusia sebulan setelah selesai dikerjakan akhir Desember 2016. Foto dipetik, Selasa (7/2/2017). SIB

Selesai Desember 2016, Amblas Februari 2017

BeritaSimalungun.com, Rantauprapat--Warga Lingkungan Kampungtali Kelurahan Siringoringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu sangat kecewa dengan hasil pekerjaan rehab jembatan yang hanya berumur 1 bulan. Jembatan berlantai besi sepanjang 12 meter dengan lebar 4 meter yang menghubungkan sebagian warga di sana selesai dikerjakan pada akhir Desember 2016 tetapi sudah amblas pada Februari 2017.

Puluhan kepala keluarga (KK) di Lingkungan Kampungtali itu kini butuh jembatan alternatif. Sebab mereka terpaksa memanfaatkan jembatan yang amblas walau beresiko besar.

Warga Kampungtali di antaranya, Asrijal Nasution (42), Iwan (48), Andi (24) dan Irul (23), Selasa (7/2/2017), di lokasi menjelaskan rubuhnya lantai jembatan karena amblasnya satu tiang pondasi di mana ujung jembatan diletakkan.

Ambruknya lantai dan tiang pondasi yang dicor itu diperkirakan warga terjadi Jumat 3 Februari 2017 sekitar pukul 16:50 WIB, karena sebelumnya belum ambruk.

Saat ini, warga hanya melintasi satu batang besi leter 'H' bekas bantalan jembatan yang diganti pihak rekanan.

Masyarakat menyebut, pekerjaan rehab jembatan serta pengecoran jalan semen yang menelan biaya sebesar Rp985 juta di bawah kendali dan pengawasan Dinas PU Binamarga itu, baru selesai dikerjakan akhir Desember 2016. 

Mereka tidak dapat memastikan penyebab amblasnya pondasi jembatan yang memang satu-satunya sarana penyeberangan yang membelah Sungai Mailil tersebut. Namun perkiraan mereka, pondasi jembatan tersebut merupakan pondasi lama yang telah berumur puluhan tahun. Sehingga dinilai tidak mampu menahan beban, apalagi terjadi penambahan jumlah lantai besi.

"Lantainya sebagian diganti. Kalaupun yang mutlak diganti itu paling hanya besi penahan leter 'H' empat buah. Kalau pondasinya sama sekali masih pondasi lama yang umurnya mungkin sudah puluhan tahun," kata warga.

Mereka mengharapkan Pemkab Labuhanbatu segera membangun jembatan alternatif supaya warga bisa melakukan aktivitasnya. Sebab jembatan yang ada saat ini jembatan ambruk dan sangat membahayakan jiwa warga. Terlebih anak-anak yang melintas di atas besi leter 'H', sangat berbahaya.

Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Binamarga, Pengairan, Pertambangan dan Energi (sekarang jadi Dinas PU dan Penataan Ruang), Irul Fahri didampingi Assisten Lapangan, Sungkono, mengakui kondisi itu.

Menurut mereka, pengerjaan hanya rehabilitasi yang berkaitan dengan lantai jembatan serta pengecoran jalan rabat beton sekitar 300 meter. Mereka mengakui kedua tiang pondasi lama, sama sekali tidak disentuh.

Menjawab pertanyaan apa sebab pondasi amblas, kedua pejabat itu mensinyalir akibat hantaman derasnya Sungai Mailil pasca datangnya hujan deras beberapa hari sebelumnya.

"Sebelumnya hujan deras, mungkin ada tanah yang tergerus, apalagi dasarnya itu kan berpasir. Buktinya lantainya tidak ada yang rusak dan amblasnya pun kita perkirakan secara perlahan," kata Sungkono.

Saat ini pihak Dinas PU Bina Marga dan Penataan Ruang telah menganalisanya serta berharap adanya dana bencana alam. Karena, jika menunggu dari kabupaten, R-APBD masih dibahas di DPRD.

"Harapan kita dari dana bencana di bawah BPBD," sebut mereka.

Pantauan wartawan di lokasi, lantai jembatas besi telah amblas. Jika tidak terganjal bongkahan pondasi yang amblas, dipastikan ambruk ke sungai. 

Sedang lantai sebelahnya, masih tersangkut di atas pondasi yang dibangun di atas batu berukuran besar dinding sungai. Sangat berbahaya, karena hanya sebuah besi penyangga leter 'H' saja yang masih tersangkut. Jika tidak segera dilakukan perbaikan, dikhawatirkan seluruh lantai akan ambruk ke dasar sungai.


Untuk sementara, warga nekat  memanfaatkan sebuah besi sebagai alat penyeberangan di jembatan itu. Walau sangat berisiko, karena terpaksa warga berharap keselamatan.(SIB)

Berita Lainnya

Post a Comment

0 Comments