Berangkat Sekolah, Lewati Bukit Terjal dan Seberangi Sungai
BeritaSimalungun.com, Silou Kahean-Semangat anak-anak Desa
Buttu Bayu, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera
Utara untuk meraih pendidikan mengalahkan tantangan. Meski Indonesia sudah
meraih kemerdekaan 72 tahun, namun kemerdekaan anak-anak sekolah dasar asal Desa
Buttu Bayu belum merdeka hingga kini.
Seperti dikutip dari www.fokus-sumatera.com,
sungguh miris dan ironis melihat perjuangan yang dialami anak-anak sekolah
dasar Desa Buttu Bayu untuk menuju sekolah mereka di SD Simanabun, Kecamatan
Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Akses jalan menuju SD SD Simanabun dari Desa Buttu Bayu
sungguh memprihatinkan, karena hanya jalan setapak dengan melintasi perbukitan
dan sungai-sungai kecil. Tak heran, disaan anak-anak SD itu berangkat dan
pulang sekolah tidak menggunakan alas kaki.
Kemudahan dan fasiltas bersekolah masih jauh dari apa yang diharapkan
oleh anak-anak dari Desa Buttu Bayu. Pasalnya jarak sekolah dari rumah mereka
sangatlah jauh. Memang secara geografis letak sekolah dengan rumah tempat tinggal mereka hanya
berjarak kurang lebih 5 kilo meter.
SD Simanabun Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara . IST |
Namun menuju sekolah maupun pulangnya mereka harus
melintasi perbukitan yang terjal dan menyebrangi sungai Bah Balotu Kecamatan
Silau Kahean, Kabupaten Simalungun tanpa jembatan.
Desa Buttu Bayu adalah
sebuah desa yang terdapat di Kecamatan Silou Kahean Kabupaten Simalungun.
Desa Buttu Bayu berbatasan langsung dengan Desa Simanabun, Kecamatan Silou
Kahean.
Desa Buttu Bayu adalah pemekaran dari Desa Simanabun. Di Desa
Buttu Bayu belum terdapat fasilitas sekolah. Untuk urusan pendidian dasar, anak–anak
di desa itu terpaksa menimba ilmu ke Desa Sinasih atau Desa Simanabun.
Desa Sinasih berada di Utara Desa Buttu Bayu dan Desa Simanabun di bagian Barat Desa Buttu Bayu. Secara
geografis Desa Buttu Bayu dipisahkan tebing dan sungai dari kedua desa
tersebut.
Namun akses jalan dari Desa Sinasih dan ke Desa Buttu Bayu
sudah terbuka dan sudah layak dilalui kendaraan bermotor. Sehingga sebagian
besar anak-anak Desa Buttu Bayu yang memiliki kendaraan sudah memilih sekolah
ke SD Sinasih dibandingkan sekolah ke SD Simanabun. Meskipun lebih dekat karena
jalan penghubung Desa Simanabun dan Desa Buttu Bayu masih jalan setapak.
Bukit Terjal Menuju Pendidikan
Liberti Saragih salah seorang murid SD Simanabun yang berasal
dari Desa Buttu Bayu, mengaku harus bangun jam 04.00 WIB subuh agar tidak
terlambat tiba di sekolah (SD Simanabun). Liberti pun menunggu teman-teman
lainnya agar berangkatnya secara bersaamaan.
Jika cuaca buruk dan musim penghujan, Liberti Saragih dan
teman-temannya sering pulang di tengah perjalanan berhubung sungai yang akan
mereka lintasi banjir. Maklum saja mereka menyebrangi sungai tanpa jembatan.
Yang lebih miris lagi ketika hujan turun saat mereka berada
di sekolah, mereka harus menunggu sungai surut, baru mereka bisa pulang. Jalan
yang mereka lalui adalah lembah bekas jalan yang berubah menjadi aliran air air
hujan dan sangat rawan longsor.
Kepala sekolah SD Simanabun, Nursaide Purba, S Pd ketika
dikonfirmasi wartawan mengatakan memberikan
keringanan masuk jam belajar. Karena mereka sering terlambat. Menurut Nursaide
Purba, di sekolah anak-anak yang berasal dari Desa Buttu Bayu sering mengantuk
di dalam kelas dan daya tangkap belajar mereka berada di bawah anak-anak lain.
“Karena mereka sering terlambat, kami memberikan keringanan
jam masuk belajar. Mereka tidak diharuskan ikut berbaris di pagi hari. Kasihan
mereka,” ujar Nursaide Purba.
Sementara Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan
Silou Kahean M Debora Saragih, M Pd ketika dikonfirmasi tentang keberadaan
anak-anak SD dari Buttu Bayu ini mengakatan bahwa dalam tahun ini akan dibangun Gedung Sekolah di Desa
Buttu Bayu.
Debora menambahkan bahwa
baru-baru ini dari Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun telah meninjau
lokasi pembangunan gedung sekolah tersebut di Desa Buttu Bayu. (BS-1)
0 Comments