Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahya Purnama alias Ahok (kiri) dan Veronica Tan istri Ahok.IST |
Keputusan Ahok itu, meskipun bertolak belakang dengan
keyakinannya bahwa dia tidak bersalah, adalah pilihan bijaksana untuk
menenangkan suasana. Sebab, ada potensi aksi massa selama proses banding dan
kasasi. Ahok telah bersikap bijaksana, tidak ingin kasusnya berlarut-larut dan
memancing konflik horizontal.
Pilihan Ahok penjara dua tahun, sebagai langkah patriot
dalam mementingkan khalayak banyak. Bahkan Ahok tidak ingin ada yang
menunggangi kasusnya untuk kepentingan politik, apalagi untuk menjatuhkan
Pemerintahan Jokowi saat ini. Ternyata Ahok lebih tajam membaca situasi ini.
Seperti pendapat pengamat hukum Universitas Parahyangan,
Agustinus Pohan mengakui, keputusan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahya
Purnama atau Ahok yang membatalkan gugatan banding atas vonis kasus penodaan
agama cukup mengejutkan banyak pihak. (Dikutip dari Koran Sore Suarapembaruan
Edisi Selasa 23 Mei 2017 halaman 8).
Menurutnya, adanya sejumlah alasan yang mungkin dijadikan
pertimbangan Ahok dan keluarganya membatalkan upaya banding, mulai tekanan
pihak-pihak tertentu, alasan hukum, hingga alasan politis.
Dari sisi politis, diperkirakan Ahok untuk menghentikan
segala kepentingan yang ujung-ujungnya dapat mengganggu jalannya pemerintahan
dan mengancam kehidupan berbangsa. Selama proses banding dinyakinan masih akan
ada kelompok-kelompok tertentu yang menunggangi kasus Ahok untuk menjatuhkan
pemerintahan Jokowi.
Pencabutan Banding
Veronica Tan. (SP/Joanito de Saojoao)
Mengutip http://www.beritasatu.com,
Keluarga Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, memberikan klarifikasi terkait
alasan pencabutan banding atas vonis 2 tahun yang diputuskan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Istri Ahok, Veronica Tan, mengatakan tidak mudah bagi
keluarga khususnya Ahok untuk memutuskan mencabut banding. Namun, banyak
pertimbangan yang akhirnya dipilih untuk mencabut banding demi bangsa dan
negara Indonesia.
"Pada saat kami keluarga memutuskan untuk tidak banding,
bapak meminta saya untuk membacakan surat ini kepada semua," ujar
Veronica, di Jakarta, Selasa (23/5/2017).
Berikut surat yang ditulis Ahok dari balik jeruji besi
Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, yang dibacakan
Veronica:
Rumah Tahanan, Depok, Minggu 21 Mei 2017
Kepada para relawan dan pendukung Ahok yang saya cintai,
semua mereka yang telah menjalankan proses demokrasi di mana pun berada.
Saya telah banyak berpikir tentang kejadian yang saya
alami. Saya mau berterima kasih kepada saudara-saudara yang terus mendukung
saya dalam doa, mengirimkan makanan, kartu ucapan, surat, buku-buku, bahkan
dengan berkumpul menyalakan lilin.
Saya tahu tidak mudah bagi saudara menerima kenyataan
seperti ini, apalagi saya. Tetapi saya telah banyak belajar mengampuni dan
menerima semua ini, untuk kebaikan kita berbangsa dan bernegara.
Alangkah ruginya warga DKI, dari sisi kemacetan dan
kerugian ekonomi akibat adanya unjuk rasa yang mengganggu lalu lintas. Tidaklah
tepat saling aksi unjuk rasa dan demo dalam proses yang saya alami saat ini.
Saya sinyalir banyak pihak akan menunggangi jika para
relawan unjuk rasa, apalagi benturan dengan pihak lawan yang tidak suka
perjuangan kita. Terima kasih telah melakukan unjuk rasa yang taat aturan dan
menyalakan lilin perjuangan, institusi ditegakkan di NKRI dengan Pancasila,
Undang-undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Mari kita tunjukan bahwa kita percaya Tuhan tetap berdaulat
dan memegang kendali sejarah setiap bangsa. Kita tunjukan kalau kita adalah
orang yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa pasti mengasihi sesama manusia,
pasti menegakan kebenaran dan keadilan bagi sesama manusia.
Gusti Ora Sare. Put your hope in the Lord now and always,
Mazmur 131 ayat 3. Kalau dalam iman saya, saya katakan The Lord will work out
His plan for my life Mazmur 138 ayat 8a.
Veronica Sambil Menangis
Bacakan Surat Ahok, Veronica: Pencabutan Banding untuk
Kepentingan Semua
Seperti dilansir www.suarapembaruan.com,
Istri Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Veronica Tan menegaskan pencabutan
permohonan banding suaminya tidak lain untuk kepentingan semua.
"Karena untuk kepentingan semua, kepentingan bersama.
Dalam arti, kita tidak akan memperpanjang lagi. Kita akan menjalankan apa yang
diputuskan saja," katanya di Jakarta, Selasa (23/5).
Dalam kesempatan itu juga, Veronica membacakan surat dari
Ahok untuk para pendukungnya serta menyampaikan ucapan terima kasih kepada para
pendukungnya termasuk para relawan.
"Saya mau berterima kasih kepada Saudara-saudara yang
terus mendukung saya dalam doa, kiriman bunga, makanan, kartu ucapan, surat,
buku-buku, bahkan dengan berkumpul menyalakan lilin," katanya mengutip
pernyataan suaminya melalui surat.
Dalam suratnya Ahok juga mengatakan, tidaklah tepat saling
unjuk rasa dalam proses yang sedang saya alami saat ini. "Saya khawatir
banyak pihak akan menunggangi jika para relawan unjuk rasa. Apalagi benturan
dengan pihak lawan yang tidak suka dengan perjuangan kita," katanya.
Ahok juga berterimakasih kepada para pendukungnya yang
telah melakukan unjuk rasa yang taat aturan dan menyalakan lilin perjuangan
konstitusi ditegakkan di NKRI dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan
Bhineka Tunggal Ika.
Seperti diketahui, Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI
Jakarta nonaktif divonis bersalah melanggar Pasal 156A tentang Penistaan Agama
dengan kurungan dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN)
Jakarta Utara.
Ahok sendiri saat ini ditahan di Rumah Tahanan Negara
(Rutan) Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Djarot: Kita Serahkan kepada Keluarga dan Pak Ahok
Plt. Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat
(Antara/Rivan Awal Lingga)
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful
Hidayat mengaku baru mendengar dari media terkait pembatalan banding Gubernur
DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Menurut Djarot, Ahok
hanyalah korban politik dan kasus yang menimpanya saat ini harus menjadi
evaluasi atas sistem pengadilan di Indonesia.
“Saya baru dengar dari media, saya tidak mengikuti secara
pasti. Itu infonya dari permintaan keluarga, ya kalau sudah gitu kan, sudah
diterima seperti itu,” kata Djarot saat ditemui wartawan usai mendampingi Raja
Swedia Carl XVI Gustaf bersama istrinya, Ratu Silvia, di kawasan Kota Tua,
Jakarta, Selasa (23/5) dilansir www.suarapembaruan.com.
Djarot mengatakan Ahok tidak pernah mengungkapkan akan
membatalkan banding saat mereka bertemu. “Waktu itu kita masih berdiskusi, tapi
belum seperti apakah kita tarik atau tidak (banding). Tapi terserah, semuanya
ini kita serahkan kepada pihak keluarga dan Pak Ahok sendiri,” kata Djarot.
Djarot juga memahami bahwa keluarga Ahok mungkin merasa
khawatir jika banding dilakukan maka akan muncul lagi tekanan dan kegaduhan di
tengah masyarakat. “Pengadilan kita gampang di-pressure (ditekan) untuk
memberikan putusan,” katanya.
Djarot menyebut proses pengadilan Ahok terlihat sangat
dipaksakan. Pasalnya, pengadilan langsung memerintahkan untuk menahan Ahok,
meskipun surat penetapan penahanan baru diterima pengacara pada malam hari,
pukul 20.00 WIB, berjam-jam setelah vonis Ahok pada siang harinya tanggal 9 Mei
2017.
“Ini sangat tidak adil. Ini perlu kita cek lagi, apalagi
kemudian majelis hakim yang memvonis (Ahok) mendapatkan promosi. Ini ada apa?”
kata Djarot.
Djarot menegaskan hukum haruslah benar-benar bertujuan
menegakkan keadilan dan kebenaran. Dia menyebut tanggung jawab hukum bukan
hanya kepada sesama umat manusia, tetapi juga akan dipertanggung jawabkan di
hadapan Tuhan Yang Maha Esa. “Jadi nurani para hakim kita sangatlah dituntut,”
tandas Djarot.
Sikap Ahok memilih penjara dua tahun, menunjukkan kepada
publik kalau dirinya tidaklah egois dalam menjalani kasusnya. Ahok masih
mementingkan Bangsa Ini agar kondunsif dan pemerintahan berjalan dengan. Dan
Kami Sadar Ahok Membuka Mata Kami untuk tidak egois terhadap kepentingan Bangsa
Ini. Bersabarlah Ahok, Dua Tahun Itu Memberimu Nubuat. Semoga. (BS)
0 Comments